- Raoul Miguel Hadinoto merasa tertantang dengan hadirnya banyak pelatih asing yang berkiprah di IBL.
- Dalam perhelatan IBL 2022, tercatat ada enam pelatih asing yang jadi nakhoda tim peserta.
- Dengan adanya pelatih asing, Ebos berpendapat bahwa pelatih lokal harus meningkatkan kemampuan.
SKOR.id - Indonesian Basketball League (IBL) 2022 bukan saja memecahkan rekor peserta, 16 klub, tetapi juga diwarnai banyaknya pelatih asing yang terlibat.
Terhitung, ada enam pelatih asing berseliweran di IBL 2022 yang empat di antaranya ditunjuk sebagai kepala pelatih sejak awal musim.
Mereka adalah Alexandr Stefanofsky (Bali United), Anthony Garbelotto (NSH Mountain Gold Timika), Dean Murray (Bima Perkasa Jogja), dan David Singleton (Prawira Bandung).
Dean Murray tak bertahan lama di IBL 2022. Ia berpisah dengan Bima Perkasa menyusul pencapaian buruknya selalu kalah di empat pertandingan pertama.
Sementara itu, dua pelatih asing lainnya didatangkan jelang babak playoff. Mereka adalah Chris Daleo (RANS PIK) dan Maximiliano Seigorman (Dewa United Surabaya).
Banyaknya pelatih asing ini tentu jadi sebuah kontras dari akhir era NBL Indonesia yang pada musim terakhirnya tak ada pelatih asing yang menangani tim peserta.
Namun saat era IBL reborn, tren pelatih asing perlahan kembali yang dimulai oleh penunjukan Benjamin Alvarez Sipin yang direkrut Pelita Jaya pada musim 2016.
Lalu di IBL 2017-2018 ada pelatih asal Filipina lainnya, Geraldo Ramos Villalon atau Bong Ramos, yang menukangi skuad Aspac Jakarta.
Semusim berikutnya Aspac kembali dilatih pria asing yang tak lain adalah Giedrius Zibenas. Sosok yang akrab disapa Gibbi ini mampu membawa Aspac juara IBL 2018-2019.
Kesuksesan Gibbi ini seolah menginspirasi tim lain untuk berlomba-lomba mendatangkan pelatih asing.
Tren itu makin kuat setelah Satria Muda Pertamina Jakarta jadi juara IBL 2021 dengan peran Milos Pejic sebagai kepala pelatih.
Maraknya tim IBL menggunakan pelatih asing ini mendapat tanggapan dari juru taktik West Bandits Combiphar Solo, Raoul Miguel Hadinoto.
Sosok yang akrab disapa Coach Ebos itu menyatakan kehadiran pelatih asing jadi tantangan tersendiri untuk para pelatih lokal, tak terkecuali dirinya.
"Kehadiran pelatih asing adalah sebuah tantangan. Kami harus terus belajar untuk meningkatkan kemampuan untuk bersaing dengan mereka," ujarnya.
"Saya harap pelatih-pelatih lain, terutama yang muda bisa terpacu untuk meningkatkan diri."
Ebos pun melihat kehadiran pelatih asing adalah sebuah kosekuensi dari sikap profesionalisme.
Sementara itu, tren pelatih asing yang sukses membawa tim juara IBL dalam dua edisi terakhir (musim 2018-2019 dan 2021) dipastikan terputus pada musim 2022.
Pasalnya, Pelita Jaya Bakrie Jakarta dan Satria Muda Pertamina Jakarta yang bakal saling berhadapan di partai final dilatih oleh pelatih Indonesia.
Pelita Jaya Bakrie Jakarta dibesut oleh Fictor Gideon Roring sedangkan Satria Muda Pertamina Jakarta dilatih oleh Youbel Sondakh.
Final IBL 2022 sendiri bakal digelar di GOR C-Tra Arena, Bandung mulai akhir pekan ini dengan sistem best of three.
Jika hingga pada laga kedua yang digelar Minggu (28/8/2022) keadaan imbang 1-1, maka final IBL 2022 dilanjutkan menuju partai ketiga yang digelar Selasa (30/1/2022).
Berita Lainnya West Bandits:
Hasil Semifinal IBL 2022: Pelita Jaya Amankan Slot Final usai Atasi Tekanan West Bandits
Jadwal Semifinal IBL 2022: Pelita Jaya vs West Bandits, Satria Muda vs Prawira