SKOR.id – Keputusan Manchester United mendepak pelatih Erik ten Hag pada Senin (28/10/2024) malam WIB kian menambah panjang daftar pelatih asal Belanda yang dipecat oleh klub-klub Liga Inggris.&nbsp;Ten Hag – yang mulai menangani Man United pada April 2022 – ditendang kurang dari 24 jam setelah Setan Merah takluk 1-2 dari tuan rumah West Ham United di London Stadium pada matchday&nbsp;9 Liga Inggris 2024-2025.Dalam sejarah Liga Inggris (sejak format Liga Primer dimulai pada musim 1992-1993), tercatat 10 pelatih asal Belanda yang berkarier di kompetisi sepak bola terbaik di dunia itu. Namun, hingga musim lalu tidak satu pun dari mereka yang mampu merebut gelar juara Liga Inggris.&nbsp;Posisi Ten Hag di Man United kini digantikan sementara oleh asistennya yang juga salah satu legenda klub, Ruud van Nistelrooy. Sepeninggal Ten Hag, praktis tinggal Arne Slot—pelatih Liverpool FC—pelatih resmi asal Belanda yang berkiprah di Liga Inggris.Mengapa para pelatih asal Negeri Kincir Angin tampaknya kesulitan dengan gaya sepak bola Inggris? Apa saja hal maupun faktor yang membuat itu terjadi?Skor.id akan coba membahasnya secara detail dalam Skor Special edisi kali ini.&nbsp;(Skor Special adalah artikel yang akan memberikan perspektif berbeda setelah Skorer membacanya dan artikel ini bisa ditemukan dengan mencari #Skor Special atau masuk ke navigasi Skor Special pada homepage Skor.id.).&nbsp;Sebelum membahas mengapa para pelatih asal Belanda mengalami banyak kesulitan saat berkarier di Liga Inggris, tidak ada salahnya melihat sejumlah perbedaan mendasar antara sepak bola Negeri Kincir Angin dengan Inggris.Filosofi dan Hambatan KomunikasiSepak bola Belanda dikenal dengan filosofi dan gaya permainannya sendiri. Semua itu dikenal sebagai Total Football. Fluiditas (kelancaran baik aliran bola maupun pergerakan pemain), kelenturan (seluruh pemain outfield&nbsp;mampu bermain minimal untuk dua posisi), dan teknik, menjadi aspek utama di Liga Belanda.&nbsp;Di sisi lain, Liga Inggris memiliki permainan bola yang berbeda dengan aspek-aspek fisik, kecerdasan, dan kekacauan. Menerapkan pendekatan mereka pada permainan bola Inggris selama ini menjadi salah satu tantangan terbesar yang dihadapi para pelatih dari Belanda.&nbsp;Salah satu contoh Louis van Gaal. Dia berusaha menerapkan gaya berbasis penguasaan bola ketika menjadi pelatih Manchester United. Tapi tidak ada yang benar-benar berhasil.&nbsp;Permainan sepak bola Inggris membutuhkan agresivitas dengan pemain yang sangat sering melepaskan bola langsung ke depan. Oleh karena itu, Van Gaal merasa sulit untuk mengubah arah ketika segala sesuatunya tidak berjalan sesuai rencana.Hambatan mungkin juga berupa komunikasi. Ada banyak variasi bahasa dan budaya seputar sepak bola Inggris. Itulah sebabnya pelatih asal Belanda harus memiliki keterampilan dalam berkomunikasi dengan pemain di seluruh dunia.&nbsp;Mengingat media dan pers Inggris yang tidak henti-hentinya mengkaji setiap tindakan dan pilihan. Dibutuhkan keterampilan bagi para manajer Belanda untuk menegosiasikan ladang ranjau ini.<figure class="image"><img src="https://assets-skorid.s3.ap-southeast-1.amazonaws.com/Boks_skor_special_pelatih_Belanda_di_Inggris_1_Dede_S_Mauladi_Skor_id_ac65c4f798.jfif" alt="Boks skor special pelatih Belanda di Inggris 1 - Dede S Mauladi Skor.id.jfif"><figcaption>Para pelatih asal Belanda sekelas Louis van Gaal, Guus Hiddink, dan Erik ten Hag tetap tidak mampu merebut gelar Liga Inggris. (Dede S. Mauladi/Skor.id)</figcaption></figure>Strategi dan Perekrutan&nbsp;Berikutnya adalah soal strategi. Anda harus pintar secara taktik untuk bermain di Liga Inggris. Anda harus bisa berubah seiring perkembangan zaman dan dengan berbagai lawan. Kadang-kadang dalam bidang ini para pelatih Belanda tidak dapat bermanuver. Meski mereka memiliki sistem dan gaya permainan, Anda harus bisa berpikir cepat di Liga Inggris.Jika bicara tentang perekrutan pemain, Liga Belanda memiliki anggaran yang terbatas. Klub yang ingin berkompetisi bergantung pada kemampuan mencari bakat yang cerdas dan pertumbuhan pemain muda.&nbsp;Namun di Liga Inggris, uanglah yang berbicara. Dalam hal membentuk tim yang mampu bersaing di level teratas, pelatih asal Belanda mungkin berada dalam posisi yang dirugikan.&nbsp;Mereka harus memiliki pertimbangan pasar transfer yang lebih besar untuk melihat nilai yang tidak dimiliki pihak lain.TemperamenPerangai atau gaya perilaku (temperamen) menjadi masalah lain. Kepribadian yang kuat dan sikap yang berapi-api merupakan ciri khas pelatih asal Belanda. Padahal, sebagai pelatih Anda harus menjaga ketenangan di Liga Inggris karena selalu ada ketegangan dan pertaruhan besar. Jika ingin sukses, para pelatih asal Belanda harus menunjukkan perpaduan ideal antara antusiasme dan ketenangan.Meskipun bertetangga, Inggris dan Belanda sangat berbeda satu sama lain dalam banyak aspek. Pelatih asal Belanda harus terbiasa dengan lingkungan dan metode kerja yang baru. Untuk sukses di sepak bola Inggris, para pemain harus memahami kekhasan dan seluk-beluknya.Pelatih Belanda bisa mendapat masalah di Liga Inggris karena sejumlah alasan. Kesulitannya sangat banyak, mulai dari mengubah pendekatan mereka, berkomunikasi dengan jelas, hingga menegosiasikan hal-hal yang bersifat taktik.<figure class="image"><img src="https://assets-skorid.s3.ap-southeast-1.amazonaws.com/Boks_skor_special_pelatih_Belanda_di_Inggris_2_Dede_S_Mauladi_Skor_id_0f52e1b637.jfif" alt="Boks skor special pelatih Belanda di Inggris 2 - Dede S Mauladi Skor.id.jfif"><figcaption>Pelatih asal Belanda seperti Martin Jol, Ronald Koeman, dan Ruud Gullit hanya mampu membawa timnya sebagai medioker di Liga Inggris. (Dede S. Mauladi/Skor.id)</figcaption></figure>Pelatih Belanda Mengalami Masa Sulit di Liga Inggris&nbsp;Keganasan Liga Inggris menjadi salah satu masalah besar yang dihadapi para pelatih Belanda. Mungkin orang akan terkejut betapa cepat, fisik, dan kompetitifnya segala sesuatunya bergerak.&nbsp;Karier singkat Frank de Boer di Crystal Palace menjadi contoh. Terkenal dengan masanya di AFC Ajax, De Boer merasa kesulitan menyesuaikan diri dengan hiruk pikuk sepak bola Inggris. Dia kehilangan pekerjaannya setelah hanya empat pertandingan liga ketika pendekatan berbasis penguasaan bola dengan cepat yang coba diaplikasinya, dipatahkan.Masalah selanjutnya adalah pola pikir pemain. Di Belanda, kecerdasan dan keterampilan teknis sangat dihargai. Seringkali, pelatih Belanda mengutamakan permainan dari belakang dan gerakan passing yang cekatan.&nbsp;Namun para pemain di Liga Inggris terbiasa mengambil pendekatan yang lebih langsung dan tegas. Pelatih Belanda mungkin akan kesulitan menerapkan pendekatan pilihan mereka ketika para pemain lebih terbiasa dengan cara berpikir yang berbeda.&nbsp;Masa kepelatihan Ronald Koeman di Everton FC menjadi ilustrasi sempurna. Di Eredivisie (Belanda) dan La Liga (Spanyol), Koeman sukses, namun di Everton, ia kesulitan menerapkan rencana taktisnya. Bahkan dengan akuisisi besar seperti Gylfi Sigurdsson dan Davy Klaassen, dia tidak mampu menghasilkan kesuksesan yang konsisten.&nbsp;Keteguhan pelatih yang kini menangani Timnas Belanda itu pada gaya penguasaan bola ternyata bertentangan dengan pendekatan realistis yang disukai banyak tim Liga Inggris.&nbsp;Lalu ada masalah kemampuan beradaptasi taktis. Seringkali, manajer Belanda dikaitkan dengan sistem tertentu, seperti bentuk 4-3-3 yang dipopulerkan oleh Johan Cruyff. Pendekatan ini dapat diprediksi, meskipun mungkin akan sangat berhasil, terutama bila orang-orang yang tepat dilibatkan.&nbsp;<figure class="image"><img src="https://assets-skorid.s3.ap-southeast-1.amazonaws.com/Boks_skor_special_pelatih_Belanda_di_Inggris_3_Dede_S_Mauladi_Skor_id_afbc45ff0d.jfif" alt="Boks skor special pelatih Belanda di Inggris 3 - Dede S Mauladi Skor.id.jfif"><figcaption>Dick Advocaat, Rene Meulensteen, dan Frank de Boer dinilai gagal total saat berkarier sebagai pelatih di Liga Inggris. (Dede S. Mauladi/Skor.id)</figcaption></figure>Tim-tim di Liga Inggris terampil memanfaatkan kekurangan dan melawan keunggulan rival mereka. Para pelatih asal Belanda harus menunjukkan bahwa mereka dapat mengubah strategi agar sesuai dengan rencana pesaing yang sering berubah.&nbsp;Marcel Brands, yang bergabung dengan Everton pada tahun 2018, adalah mantan Direktur Sepak Bola di PSV Eindhoven dan memberikan studi kasus yang menarik.&nbsp;Cara Brands merekrut pemain di PSV dipuji karena menekankan pemain muda berbakat dengan potensi penjualan kembali yang kuat. Namun di Liga Inggris, yang lebih fokus pada efek instan dibandingkan dengan potensi jangka panjang, strateginya dipertanyakan.&nbsp;Menemukan pemain yang bisa berkembang dalam iklim sepak bola Inggris yang sulit merupakan masalah bagi merek-merek (terkait iklan dan sponsor).&nbsp;Yang perlu diperhatikan juga adalah unsur budaya. Para pemain dan anggota staf yang tidak terbiasa dengan teknik manajemen Belanda mungkin akan menentangnya. Kesalahpahaman dan kejengkelan mungkin diakibatkan oleh masalah komunikasi yang diperburuk oleh kendala bahasa.&nbsp;Misalnya, selama masa jabatannya yang singkat di Chelsea, Guus Hiddink—meskipun memiliki banyak pengalaman manajemen—mendapat kecaman karena dugaan masalah komunikasi dan konflik dengan para pemain kunci. Bahkan Erik Ten Hag, saat melatih Manchester United, menderita setelah tampil sempurna bersama Ajax.&nbsp;Tuntutan khusus dari Liga Inggris, sikap pemain, kekakuan taktis, kesulitan dalam perekrutan, dan perbedaan budaya, adalah beberapa di antara banyak alasan mengapa para pelatih asal Belanda kesulitan di liga ini.&nbsp;Beberapa dari mereka berhasil mengatasi tantangan-tantangan ini, sementara yang lain gagal memberikan kesan mendalam pada sepak bola Inggris. Pada akhirnya, menyesuaikan diri dengan Liga Inggris membutuhkan kombinasi kecemerlangan taktis, kemampuan manajemen pemain, dan kepekaan budaya.&nbsp;<div class="raw-html-embed"><iframe width="560" height="315" src="https://www.youtube.com/embed/Ob2NzSG8Ge0?si=9Mkaxvj_HbBrjJXw" title="YouTube video player" frameborder="0" allow="accelerometer; autoplay; clipboard-write; encrypted-media; gyroscope; picture-in-picture; web-share" referrerpolicy="strict-origin-when-cross-origin" allowfullscreen=""></iframe></div>

Dipecatnya Erik ten Hag menjadi bukti sulitnya para pelatih Belanda berkarier di Liga Inggris.

Skor Special adalah artikel yang akan memberikan perspektif berbeda setelah Skorer membacanya dan artikel ini bisa ditemukan dengan mencari #Skor Special atau masuk ke navigasi Skor Special pada homepage situs Skor.id.

SKOR SPECIAL

Mengapa Pelatih asal Belanda Kesulitan di Liga Inggris

SKOR.id – Belanda akan menghadapi Inggris pada pertandingan semifinal Euro 2024 yang akan digelar BVB Stadion Dortmund, Jerman pada Rabu (10/7/2024) malam atau Kamis mulai pukul 02.00 dini hari WIB.&nbsp;Duel antara kedua tim ini bisa dibilang klasik mengingat reputasi mereka di sepak bola, tidak hanya Eropa namun dunia. Baik Belanda maupun Inggris sama-sama baru mengoleksi satu trofi turnamen utama. Oranje&nbsp;adalah juara Euro 1988 sedangkan The Three Lions&nbsp;kampiun Piala Dunia 1966.&nbsp;Pertandingan Belanda melawan Inggris sudah 31 kali terjadi. Belanda hanya sembilan kali menang, berbanding 13 yang dikantong Inggris. Adapun sembilan lainnya berakhir imbang.&nbsp;Namun, dari 31 duel tersebut, hanya enam yang berstatus duel kompetitif, dengan terakhir terjadi di semifinal UEFA Nations League 2018-2019 yang dimenangi Belanda dengan skor 3-1 lewat extra time.&nbsp;Belanda unggul atas Inggris dalam duel kompetitif ini dengan tiga kali menang berbanding satu. Sedangkan dua lainnya berakhir imbang.Pun begitu, laga-laga Belanda melawan Inggris selalu berlangsung sengit, tidak peduli itu pertandingan kompetitif ataupun hanya laga persahabatan.&nbsp;Berikut lima laga kompetitif terbaik Belanda melawan Inggris:1. Hat-trick&nbsp;Marco van Basten – Inggris 1-3 Belanda, fase grup Euro 1988<div class="raw-html-embed"><blockquote class="twitter-tweet">15/06/88 - Euro 88 Netherlands 3-1 England Marco van Basten Hat-trick<a href="https://t.co/aqDXq3LVhc">pic.twitter.com/aqDXq3LVhc</a>— My Greatest 11 (@MyGreatest11) <a href="https://twitter.com/MyGreatest11/status/1802087411351990616?ref_src=twsrc%5Etfw">June 15, 2024</a></blockquote> <script async="" src="https://platform.twitter.com/widgets.js" charset="utf-8"></script></div>Piala Eropa 1988 masih menjadi satu-satunya turnamen internasional besar yang dimenangkan Belanda, dan akan selalu dikenang karena gol menakjubkan Marco van Basten di final melawan Uni Soviet.&nbsp;Ini juga tetap menjadi titik terendah bagi Inggris, satu-satunya saat mereka pergi ke turnamen besar dan kalah di setiap pertandingan.&nbsp;Kedua belah pihak kalah dalam pertandingan pembuka sebelum bentrok di Dusseldorf, Jerman, di fase grup, dan Belanda keluar sebagai pemenang berkat hat-trick Van Basten.Inggris memiliki peluang lewat tembakan Gary Lineker dan Glenn Hoddle namun keduanya membentur tiang. Gol pembuka Van Basten untuk Belanda disamakan oleh gol penyeimbang Bryan Robson tepat setelah turun minum.Namun dua gol dalam lima menit babak kedua membuat Van Basten melengkapi hat-trick-nya dan memastikan kemenangan Belanda 3-1.2. Imbang di Italia ’90 – Inggris 0-0 Belanda, fase grup Piala Dunia 1990Kedua negara kembali tergabung dalam grup yang sama pada Piala Dunia 1990 di Italia. Banyak pemain yang terlibat pada tahun 1988 kembali tampil dalam pertemuan ini di Cagliari, di antaranya adalah bos Timnas Belanda saat ini Ronald Koeman.&nbsp;Kedua tim masing-masing bermain imbang pada pertandingan pembukaannya, dengan Inggris ditahan oleh Irlandia dan Belanda oleh Mesir.&nbsp;Kali ini Inggris berhasil membungkam Marco van Basten dengan hasil imbang 0-0 sehingga memuncaki grup dalam perjalanannya hingga ke semifinal. Adapun Belanda dikalahkan Jerman Barat di babak 16 besar dalam duel yang berlangsung sangat panas.3. Inggris Tak Lolos ke USA 94 – Belanda 2-0 Inggris, leg 2 kualifikasi Piala DuniaAntara 1982 hingga 2022, Inggris hanya sekali tidak mampu lolos ke putaran final Piala Dunia dan negara yang menggagalkan The Three Lions&nbsp;berangkat ke Amerika Serikat pada 1994 (USA 94) tak lain Belanda.Inggris yang saat itu ditangani Graham Taylor, menjalani musim yang buruk dengan hanya meraih satu poin dari dua laga melawan Norwegia yang memuncaki grup.&nbsp;Inggris menyia-nyiakan keunggulan dua gol saat menjamu Belanda di Wembley. Namun ketika bertandang ke Rotterdam – pertandingan terakhirnya di grup – Inggris masih memiliki kualifikasi di tangan mereka sendiri karena berada di atas Belanda.Dengan Paul Gascoigne diskors, Inggris tertinggal melalui tendangan bebas tepat setelah satu jam dari Ronald Koeman – yang menurut tim tamu seharusnya dikeluarkan dari lapangan lebih awal – sebelum Dennis Bergkamp memastikan kemenangan Belanda 2-0.&nbsp;Inggris memang mengalahkan San Marino di pertandingan terakhirnya. Namun kemenangan Belanda di Polandia memastikan mereka lolos. Itu menjadi kampanye yang membawa bencana bagi Taylor, yang terekam dalam film dokumenter TV. Taylor kemudian mengundurkan diri, sementara Belanda mencapai perempat final Piala Dunia 1994.4. Aksi Ganda Shearer dan Sheringham – Belanda 1-4 Inggris, fase grup Euro 1996&nbsp;<div class="raw-html-embed"><blockquote class="twitter-tweet">6️⃣ Alan Shearer England 🏴󠁧󠁢󠁥󠁮󠁧󠁿 vs Netherlands Euro ‘96 <a href="https://t.co/IezgK1dmPT">https://t.co/IezgK1dmPT</a>— Danno (@manlikedanno) <a href="https://twitter.com/manlikedanno/status/1800970903934865631?ref_src=twsrc%5Etfw">June 12, 2024</a></blockquote> <script async="" src="https://platform.twitter.com/widgets.js" charset="utf-8"></script></div>Kedua negara bertemu lagi di babak penyisihan grup di Euro 96. Kedua tim telah mengambil empat poin dari dua pertandingan awalnya sebelum bentrok di Wembley.&nbsp;Alan Shearer membuka skor dengan penalti dan menambahkan satu gol lagi di awal babak kedua. Brace Shearer itu diselingi oleh dua gol yang dibuat Teddy Sheringham.Gol telat Patrick Kluivert untuk Belanda membuat skor akhir menjadi 4-1 saat Inggris – yang diperkuat oleh bos saat ini Gareth Southgate – memenangi grup dan Belanda lolos ke posisi kedua di depan Skotlandia.&nbsp;Belanda ahirnya kalah adu penalti dari Prancis di perempat final. Sementara, Inggris dikalahkan dalam adu penalti di semifinal oleh Jerman, dengan Southgate gagal melakukan tendangan krusial.5. Oranje&nbsp;Menangi Semifinal UEFA Nations League – Belanda 3-1 Inggris (extra time)Satu-satunya pertemuan kompetitif kedua tim sejak Euro 96 terjadi di semifinal UEFA Nations League edisi perdana pada 2019 (musim 2018-2019).Gareth Southgate sudah menjadi pelatih Inggris dan Ronald Koeman sedang menjalani periode pertamanya sebagai pelatih Belanda saat kedua tim bentrok di Guimaraes, Portugal.&nbsp;Marcus Rashford membuat Inggris unggul melalui penalti tetapi Matthijs de Ligt menyamakan kedudukan, membawa pertandingan ke perpanjangan waktu (extra time).&nbsp;Gol bunuh diri Kyle Walker memberi Belanda keunggulan dan Quincy Promes memastikan kemenangan 3-1 bagi Belanda, yang kemudian kalah di final dari tuan rumah Portugal.&nbsp;<div class="raw-html-embed"><iframe width="560" height="315" src="https://www.youtube.com/embed/fq6eKXk6oko?si=k3iSb41j4tJSjLZc" title="YouTube video player" frameborder="0" allow="accelerometer; autoplay; clipboard-write; encrypted-media; gyroscope; picture-in-picture; web-share" referrerpolicy="strict-origin-when-cross-origin" allowfullscreen=""></iframe></div>

Duel Belanda vs Inggris di semifinal Euro 2024 dipastikan panas seperti yang sudah pernah terjadi sebelumnya. 

World

Euro 2024: 5 Pertandingan Kompetitif Terbaik Belanda vs Inggris

SKOR.id - Euro 2024 kini telah sampai di semifinal. Empat tim berhasil lolos ke fase ini. Mereka adalah Spanyol, Prancis, Inggris, dan Belanda. Empat negara yang memang tidaklah mengejutkan hingga sampai ke fase ini.Minus Italia tentunya yang sudah gagal di 16 besar, keempat tim ini mewakili negara dengan liga-liga top atau besar di Eropa.Mereka adalah The Big Four: La Liga (Spanyol), Ligue 1 (Prancis), Premier League (Inggris), dan Eredivisie (Belanda). Dengan demikian, tidak ada tempat bagi negara kejutan di semifinal dalam Euro 2024 ini.Lalu, siapa yang akan nanti berhasil melangkah ke final, dan siapa yang akhirnya akan merengkuh dan mengangkat trofi Piala Eropa di Euro 2024 ini?Semua masih pertanyaan besar tentunya. Spanyol ke semifinal dengan menyingkirkan tuan rumah Jerman.Sementara Prancis mengakhiri mimpi Cristiano Ronaldo untuk meraih gelar Euro jelang akhir kariernya di level timnas.Lalu Timnas Inggris ke semifinal dengan menyingkirkan Swiss asuhan Murat Yakin, dan terakhir adalah Belanda di mana Oranje meraih tiket semifinal setelah menyingkirkan Turki asuhan Vincenzo Montella.Kini telah terbentuk skema semifinal. Spanyol akan menghadapi Prancis sedangkan Inggris menghadapi Belanda.Dengan skema itu pula, sudah dapat diprediksi kemungkinan final yang akan terjadi: Spanyol vs Belanda, atau Prancis vs Inggris, atau Spanyol vs Inggris, dan kemungkinan pula Prancis vs Belanda."Terlalu dini untuk menjawab pertanyaan tentang final, pertama kami harus mempersiapkan dengan sangat baik untuk menghadapi laga semifinal (lawan Inggris)," kata pelatih Timnas Belanda, Ronald Koeman, saat disinggung tentang lawan yang diinginkannya jika Belanda lolos ke final."Namun, saya ingin menghadapi Spanyol di final, karena kami sudah bertemu Prancis dalam fase grup," Ronald Koeman menambahkan.Langkah Prancis hingga ke semifinal memang lebih dulu menghadapi Prancis dalam fase grup. Dalam laga kedua Grup D tepatnya, 21 Juni 2024 lalu, duel keduanya berakhir imbang 0-0.Yang menarik, dari keempat tim semifinalis ini, hanya Belanda asuhan Ronald Koeman yang di fase grup berstatus lolos ke fase knockout sebagai peringkat ketiga terbaik.Meski demikian, di knockout, langkah Belanda dari sisi rapor justru meyakinkan.Mereka mengalahkan Rumania dengan skor 3-0, lalu di perempat final memperlihatkan sebagai tim yang mampu mengubah kedudukan dari tertinggal 0-1 menjadi menang 2-1.Ronald Koeman satu-satunya tim dari semifinalis yang sampai ke fase ini tanpa harus melalui laga perpanjangan waktu atau bahkan adu penalti.Tapi, Ronald Koeman bukanlah satu-satunya pelatih dari semifinalis yang memiliki catatan spesial di Euro 2024 ini.Skor.id merangkum pencapaian pelatih semifinalis dan timnya sehingga mereka lolos ke semifinal Euro 2024. Berikut ini ulasannya:SPANYOL, Luis de la FuenteLuis de la Fuente membawa Spanyol hingga semifinal dengan rapor yang mengesankan.Di fase grup, Spanyol meraih kemenangan dalam semua laga dengan mencetak 4 gol dan tanpa satu pun kemasukan gol.Saat mengalahkan Jerman, dia menjadi pelatih pertama asal Spanyol yang mengalahkan Der Panzer di negeri Jerman setelah Amadeo Garcia pada 1935 silam.Spanyol mencetak 11 gol dan hanya kemasukan 2 gol sepanjang Euro 2024 ini.Perjalanan Spanyol ke SemifinalGrup BSpanyol 3-0 vs Kroasia Spanyol 1-0 vs Italia Spanyol 1-0 vs Albania16 Besar: Spanyol 4-1 GeorgiaPerempat Final: Spanyol 2-1 (setelah extratime) JermanPRANCIS, Didier DeschampsDidier Deschamps, keberuntungan atau bukan, membawa Prancis mencapai final tanpa mencetak satu gol pun dari permainan terbuka.Dua gol di fase grup, 1 merupakan gol bunuh diri pemain Austria, dan 1 gol lagi dari penalti Kylian Mbappe saat imbang lawan Polandia.Kemenangan 1-0 atas Belgia di perempat final juga karena gol bunuh diri pemain lawan.Di perempat final lawan Portugal, mereka imbang 0-0 di waktu normal dan perpanjangan waktu sebelum akhirnya menang dalam adu penalti.Perjalanan Prancis ke SemifinalGrup DPrancis 1-0 Austria Prancis 0-0 Belanda Prancis 1-1 Polandia16 Besar: Prancis 1-0 BelgiaPerempat Final: Prancis 0-0 Portugal (5-3 adu penalti)INGGRIS, Gareth SouthgateGareth Southgate berhasil membawa Timnas Inggris ke semifinal Euro 2024 setelah mengalahkan Swiss dalam adu penalti.Kemenangan atas Swiss, menandai laga ke-100 Gareth Southgate sebagai pelatih Timnas Inggris sejak resmi ditunjuk pada 27 September 2016 silam.Dari 100 laga tersebut, Gareth Southgate meraih 60 kemenangan, 24 imbang, dan mengalami 16 kekalahan.Persentase kemenangannya sebagai pelatih Timnas Inggris adalah 60,00 persen. Sebuah angka yang bagus tentunya.Angka-angka tersebut sejatinya sebagai jawaban setelah sejak awal Euro 2024 ini sang pelatih mendapatkan banyak kritik terkait hasil yang diraih The Three Lions.Perjalanan Inggris ke SemifinalGrup CInggris 1-0 Serbia Inggris 1-1 Denmark Inggris 0-0 Slovenia16 Besar: Inggris 2-1 Slovakia (setelah perpanjangan waktu)Perempat Final: Inggris 1-1 Swiss (5-3 adu penalti)BELANDA, Ronald KoemanRonald Koeman memperlihatkan, jangan meremehkan Belanda. Oranje tim yang mengalami kekalahan di fase grup.Mereka takluk dari Austria pada laga terakhir fase grup yang membuat mereka "beruntung" masih bisa ke 16 besar sebagai peringkat ketiga terbaik.Setelah itu, Belanda memperlihatkan wajah sebenarnya dengan menang 3-0 atas Rumania, lalu memperlihatkan mentalitas mereka saat lawan Turki.Hanya perlu 6 menit bagi Belanda untuk mencetak dua gol, mengubah dari tertinggal 0-1 menjadi menang 2-1.Perjalanan Belanda hingga ke semifinal:Grup DBelanda 2-1 Polandia Belanda 0-0 Prancis Belanda 2-3 Austria16 Besar: Belanda 3-0 RumaniaPerempat Final: Belanda 2-1 TurkiJadwal SemifinalRabu, 10 Juli 2024 02.00 WIB Spanyol vs Prancis Stadion: Allianz Arena (Munchen)Kamis, 11 Juli 2024 02.00 WIB Belanda vs Inggris Stadion: Signal Iduna Park (Dortmund) &nbsp;<div class="raw-html-embed"><iframe width="560" height="315" src="https://www.youtube.com/embed/HWXMmlQTD9I?si=s1XGEN0dPVo9qj8P" title="YouTube video player" frameborder="0" allow="accelerometer; autoplay; clipboard-write; encrypted-media; gyroscope; picture-in-picture; web-share" referrerpolicy="strict-origin-when-cross-origin" allowfullscreen=""></iframe></div>

Spanyol, Inggris, Prancis, dan Belanda, berhasil melaju ke semifinal Euro 2024 dengan sejumlah pencapaian sejak awal digelarnya turnamen ini.

Euro 2024: Rapor The Big Four hingga ke Semifinal

SKOR.id - Pelatih Prancis, Didier Deschamps, dan pelatih Belanda, Ronald Koeman, punya kesempatan menorehkan rekor di ajang Euro 2024 (Piala Eropa 2024).Namun, Didier Deschamps dan Ronald Koeman harus lebih dulu memenangi ajang Euro 2024, untuk menyamai rekor pelatih legendaris Jerman, Berti Vogts.Sebelum menjajaki karier sebagai pelatih, Didier Deschamps dan Ronald Koeman telah menjalani karier brilian sebagai seorang pesepak bola.Didier Deschamps, di level klub ia memenangi 2 trofi Liga Champions bersama Juventus dan Olympique Marseille.Gelar lain yang ia rengkuh adalah 3 gelar Liga Italia, 3 Liga Prancis, 1 Piala Super Eropa, 1 Piala FA (Chelsea), 1 Coppa Italia, dan 2 Piala Super Italia.Sementara di level tim nasional, Didier Deschamps pernah memenangi trofi Euro 2000 dan Piala Dunia 1998 bersama Prancis.Begitu juga Ronald Koeman, ketika masih aktif sebagai pemain ia merupakan salah satu pemain tersukses Belanda.Dua gelar Liga Champions berhasil ia rengkuh bersama PSV Eindhoven dan Barcelona, ia juga berhasil meraih 4 trofi La Liga, 1 Copa del Rey, 3 Piala Super Spanyol, 1 Piala Super Eropa, 3 Liga Belanda, dan 3 Piala Belanda (bersama PSV dan Ajax).Sedangkan saat membela Tim Oranje, Ronald Koeman pernah meraih trofi Piala Eropa tahun 1988.<figure class="image"><img src="https://assets-skorid.s3.ap-southeast-1.amazonaws.com/Didier_Deschamps_saat_membantu_Prancis_juara_Euro_2000_f93dc13a6b.jpeg" alt="Didier Deschamps pernah mempersembahkan trofi Euro 2000 untuk Prancis. (Rahmat Ari Hidayat/Skor.id)."><figcaption>Didier Deschamps pernah mempersembahkan trofi Euro 2000 untuk Prancis. (Rahmat Ari Hidayat/Skor.id).</figcaption></figure>Kini baik Deschamps maupun Koeman telah sama-sama terjun di dunia kepelatihan, dengan beragam prestasi yang telah mereka raih.Koeman mengoleksi 3 trofi Liga Belanda, 1 Piala Belanda, 2 Piala Super Belanda, 1 Piala Super Portugal, dan 2 trofi Copa del Rey.Sementara Deschamps mengoleksi 1 gelar Liga Prancis, 4 Piala Liga Prancis, dan 2 Piala Super Prancis, untuk level internasional bersama Timnas Prancis, ia pernah meraih satu Piala Dunia dan 1 UEFA Nations League.Di antara deretan prestasi tersebut, keduanya sama-sama pernah meraih prestasi dengan mengangkat trofi Euro sebagai pemain.Kini keduanya berpeluang menyamai prestasi Berti Vogts, sebagai pemain dan pelatih yang pernah memenangi Euro.Deschamps memang telah mencatatkan prestasi spesial, ia juga pernah merengkuh trofi Piala Dunia sebagai pemain dan pelatih.Berti Vogts adalah legenda Jerman, ia pernah mempersembahkan trofi Piala Dunia 1974 dan Euro 1972 untuk Die Mannschaft ketika menjadi pemain.Ketika menjadi pelatih, legenda Borussia Monchengladbach itu juga berhasil mempersembahkan trofi Euro 1996 untuk Jerman.Kesempatan mengukir prestasi gemilang menanti Deschamps dan Koeman jika berhasil merengkuh gelar Euro 2024.Deschamps menangani Prancis, tim yang ia bawa memenangi Piala Dunia 2018, serta runner up Piala Dunia 2022, salah satu favorit di turnamen ini.Begitu juga dengan Koeman dan Belanda, tim kuat yang tak bisa dianggap remeh.<div class="raw-html-embed"><iframe width="560" height="315" src="https://www.youtube.com/embed/n1tu4PUA_vU?si=D5Ae5zEEeRPf6rQO" title="YouTube video player" frameborder="0" allow="accelerometer; autoplay; clipboard-write; encrypted-media; gyroscope; picture-in-picture; web-share" referrerpolicy="strict-origin-when-cross-origin" allowfullscreen=""></iframe></div>

Didier Deschamps dan Ronald Koeman kejar rekor Berti Vogts di Euro 2024 (Piala Eropa 2024).

Didier Deschamps dan Ronald Koeman Kejar Rekor di Euro 2024

SKOR.id – Euro 2024 akan berlangsung di Jerman kurang dari sebulan lagi, tepatnya 14 Juni sampai 14 Juli mendatang. Sebagian pelatih sudah mengantongi nama-nama pemain yang akan dibawa ke Jerman untuk berlaga Kejuaraan Eropa edisi ke-17 itu.&nbsp;Pers olahraga internasional dengan suara bulat memuji hasil kerja Marco Rossi dan ada beberapa peringkat yang menempatkan sebelas pemain nasional Hungaria ini di antara yang terbaik.&nbsp;Terlepas dari kenyataan bahwa Rossi telah berhasil mengumpulkan skuad yang sangat kuat sehingga di bawah kepelatihannya Hungaria mampu lolos beruntun ke Euro 2020 dan 2024, gaji pelatih asal Italia-Hungaria itu hanya lebih tinggi daripada empat pelatih lainnya.Menariknya, dari power ranking&nbsp;yang dilakukan Goal.com terungkap siapa saja tim yang diunggulkan di Euro 2024 nanti.&nbsp;Hungaria berada di 10 besar, tepatnya di posisi unggulan ke-8 dan di atas tim-tim sekelas Belanda (juara Euro 1988), Kroasia (perempat finalis Euro 1996 dan 2008), dan Denmark (kampiun Euro 1992).&nbsp;Artinya, tim Hungaria termasuk salah satu yang terbaik di Eropa. Meskipun demikian, bursa taruhan tidak memberikan banyak peluang bagi Magyarok untuk memenangi Euro 2024. Tabel taruhan Fox Sports menempatkan skuad yang dipimpin kapten Dominik Szoboszlai itu di posisi ke-16.&nbsp;Menariknya, meskipun performa Timnas Hungaria mulai dipandang dunia dan karya Rossi telah dipuji oleh semua orang, pelatih berusia ini dibayar jauh lebih rendah dibandingkan dengan pelatih kepala lain yang bertanggung jawab atas timnya lolos ke Kejuaraan Eropa 2024.&nbsp;<figure class="media"><oembed url="https://www.instagram.com/p/Cz3y5T9tiyS"></oembed></figure>Seperti dikutip Finance Football, Rossi hanya menerima bayaran 300 ribu euro (sekira Rp5,21 miliar) per tahun. Di antara 24 pelatih timnas negara yang lolos ke Euro 2024, Rossi hanya di atas Ivan Hasek (Republik Ceko), Edward Iordanescu (Rumania), dan Willy Sagnol (Georgia).Bayaran yang diterima Rossi hampir 20 kali lipat lebih kecil daripada pelatih Timnas Inggris Gareth Southgate. Southgate menjadi pelatih negara kontestan Euro 2024 dengan bayaran tertinggi, yakni 5,8 juta euro per tahun.&nbsp;Bahkan, jika dibagi per bulan, uang yang diterima Southgate – 483 ribu euro – masih jauh di atas Rossi. Jadi, wajar jika ekspektasi penggemar berat Three Lions&nbsp;terbilang tinggi, juara Euro 2024.Pelatih skuad tuan rumah Jerman, Julian Nagelsmann, berada di antara pelatih termahal di Euro 2024 setelah mendapat gaji tak kurang 4,8 juta euro setiap tahunnya. Nagelsmann hanya kalah dari Southgate. &nbsp;Tim unggulan lainnya, Portugal, berharap di Jerman nanti pelatih Roberto Martinez mampu mengulang sukses A Selecao das Quinas&nbsp;ketika merebut gelar Euro 2016. Pelatih asal Spanyol itu berada di peringkat ketiga dalam daftar pelatih tim Euro 2024 dengan bayaran tertinggi.Pelatih Prancis Didier Deschamps berada di posisi keempat setelah menerima gaji 3,8 juta euro per tahun. Sejak menangani Les Bleus&nbsp;mulai 8 Juli 2012, Deschamps telah membawa timnya lolos ke perempat final Piala Dunia 2014, final Euro 2016, juara Piala Dunia 2018, dan final Piala Dunia 2022.Meskipun timnas yang dipimpinnya sedang tidak dalam posisi terbaik, Ronald Koeman (Belanda) dan Luciano Spaletti (Italia) tetap dibayar cukup tinggi, yakni 3 juta euro per tahun.Daftar Gaji (per Tahun) Pelatih Timnas Negara-negara Kontestan Euro 2024:<ol><li>Gareth Southgate – Inggris: 5,8 juta euro</li><li>Julian Nagelsmann – Jerman: 4,8 juta euro</li><li>Roberto Martinez – Portugal: 4 juta euro</li><li>Didier Deschamps – Prancis: 3,8 juta euro</li><li>Ronald Koeman – Belanda: 3 juta euro</li><li>Luciano Spaletti – Italia: 3 juta euro</li><li>Vicenzo Montella – Turki: 1,8 juta euro</li><li>Murat Yakin – Swiss: 1,6 juta euro</li><li>Ralf Rangnick – Austria: 1,5 juta euro</li><li>Domenico Tedesco – Belgia: 1,5 juta euro</li><li>Zlatko Dalic – Kroasia: 1,5 juta euro</li><li>Dragan Stojkovic – Serbia: 1,4 juta euro</li><li>Luis de la Fuente – Spanyol: 1,25 juta euro</li><li>Serhiy Rebrov – Ukraina: 1,25 juta euro</li><li>Kasper Hjulmand – Denmark: 1,15 juta euro</li><li>Sylvinho – Albania: 750 ribu euro</li><li>Michal Probierz – Polandia: 560 ribu euro</li><li>Steve Clarke – Skotlandia: 550 ribu euro</li><li>Francesco Calzona – Slovakia: 540 ribu euro&nbsp;</li><li>Marco Rossi – Hungaria: 300 ribu euro</li><li>Matjaz Kek – Slovenia: 300 ribu euro</li><li>Ivan Hasek – Republik Ceko: 250 ribu euro</li><li>Edi Iordanescu – Rumania: 240 ribu euro</li><li>Willy Sagnol – Georgia: 200 ribu euro &nbsp;</li></ol><div class="raw-html-embed"><iframe width="560" height="315" src="https://www.youtube.com/embed/HUFLXDlkimI?si=V_Z9kE2l8kPMqaQ0" title="YouTube video player" frameborder="0" allow="accelerometer; autoplay; clipboard-write; encrypted-media; gyroscope; picture-in-picture; web-share" referrerpolicy="strict-origin-when-cross-origin" allowfullscreen=""></iframe></div>&nbsp;&nbsp;

Bayaran per tahun pelatih Timnas Inggris Gareth Southgate hampir 20 kali lebih besar daripada Marco Rossi, coach Timnas Hungaria.  

Daftar Gaji Pelatih Timnas Kontestan Euro 2024, Gareth Southgate Tertinggi

Profil tim konstestan Euro 2024, Belanda, yang tergabung di Grup D bersama Prancis, Polandia, dan Austria.

Profil Tim Grup D Euro 2024: Belanda

SKOR.id - Ketika Ronald Koeman membawa Timnas Belanda tandang lawan Jerman dalam laga uji coba malam ini, dia tentu ingat bagaimana dirinya pernah merasakan betapa puasnya mengalahkan Tim Panser.Ronald Koeman yang merupakan pelatih timnas Belanda saat ini, adalah salah satu bintang yang membawa The Orange mengalahkan Jerman pada Piala Eropa 1988 di semifinal.Momen ketika dirinya menggunakan salah satu kaus pemain Jerman untuk mengelap bokongnya, faktanya menjadi salah satu bukti tajamnya persaingan antara Belanda dan Jerman.Ya, jika ada rivalitas paling tajam dalam sepak bola di level tim nasional, tiada lain adalah antara Jerman dan Belanda.Jerman vs Belanda atau sebaliknya selalu dibumbui tentang sejarah, bahkan pada masa lalu pertemuan dua negara ini dalam sepak bola selalu diwarnai kebencian.Karena itu, masih ada yang menilai bahwa laga Jerman vs Belanda bukan hanya sebuah pertandingan untuk meraih kemenangan melainkan juga sebagai "pembalasan" atas dosa-dosa Jerman di masa silam.Sikap itulah yang pernah ada bagi kebanyakan publik Belanda di masa lalu. Untuk saat ini, sikap tersebut boleh jadi semakin terkikis namun tetap tidak melupakan kisah kelam di balik kedua negeri ini.Jerman dan Belanda memang akan kembali bertemu, kali ini dalam laga uji coba. Pertandingan Jerman vs Belanda akan digelar pada malam ini atau Rabu (27/3/2024) dini hari WIB.Keduanya merupakan simbol dari kekuatan sepak bola Eropa. Jerman adalah tim dengan 7 gelar utama yaitu 4 kali juara Piala Dunia dan 3 kali juara Piala Eropa.Sedangkan Belanda hanya punya satu gelar, Piala Eropa 1988. Namun, mereka pernah berhasil tiga kali ke final yaitu pada 1974, 1978, dan 2010.Laga Jerman vs Belanda malam ini akan menjadi pertemuan atau duel yang ke-46 kali di antara keduanya.Dari 45 laga sebelumnya, Jerman meraih 16 kemenangan dan Belanda meriah 12 kemenangan, dengan 17 laga lainnya berakhir imbang.Insiden Frank Rijkaard dan Rudi VollerSalah satu momen tidak terlupakan dari persaingan Jerman dan Belanda bisa kembali ke masa lalu, dalam laga 24 Juni 1990 di 17 besar Piala Dunia 1990 yang digelar di Stadion San Siro (Milan).Dalam laga tersebut, wasit pemimpin petandingan yang berasal dari Argentina, Juan Carlos, mengeluarkan tujuh kartu termasuk dua kartu merah untuk Rudi Voller (Jerman) dan Frank Rijkaard.Sejak awal-awal menit pertama laga bergulir, penonton menyaksikan pertandingan yang cenderung keras dan kasar di mana pemain kedua tim berusaha saling menghentikan dengan berbagai cara.Setiap kali itu pula, wasit kerap menjeda pertandingan dan meminta pemain kedua tim untuk tenang.Lalu, setelah 20 menit keseruan pertandingan berjalan, momen itu pun datang ketika Rudi Voller dengan teknik individunya melewati bek Belanda, Perry van Aerel.Namun, Rudi Voller kemudian menghadapi adangan Frank Rijkaard. Pemain Belanda ini kemudian memilih untuk menghentikan Rudi Voller dengan sebuah cara yang keras dan kasar.Wasit kemudian langsung memberikan kartu kuning kepada Frank Rijkaard yang membuat sang pemain protes karena dengan kartu tersebut dia dipastikan tidak dapat tampil di perempat final (jika Belanda lolos) setelah mengoleksi dua kartu.Frank Rijkaard kemudian berjalan ke arah Rudi Voller dan meludahi dari belakang pemain Jerman tersebut ke arah rambutnya, momen di mana wasit tidak melihat kejadian tersebut.Setelah beberapa menit laga kembali berjalan, benturan antara Rijkaard dan Rudi Voller semakin intens. Rijkaard menyerang Voller dengan mendorong dan menjatuhkannya.Wasit pemimpin pertandingan kemudian memberikan keduanya kartu merah. Namun, itu belum berakihr karena kemudian setelah pengusiran tersebut, saat keduanya meninggalkan lapangan Rijkaard kembali meludahi Voller."Frank Rijkaard dua kali meludahi saya namun saya malah terkena hukuman juga, padahal saya tidak melakukan apapun," kata Rudi Voller saat itu, setelah laga berakhir.Kini, tentu saja kedua legenda sepak bola tersebut sudah sama-sama melupakannya. Bahkan, kemudian ada masa ketika keduanya akhirnya bertemu dan makan bersama.Namun demikian, insiden "ludah" tersebut hingga kini masih selalu diingat sebagai salah satu sisi lain dalam sejarah sepak bola, khususnya yang melibatkan Belanda dan Jerman.<figure class="image"><img src="https://assets-skorid.s3.ap-southeast-1.amazonaws.com/Ronald_Koeman_b99de53995.jpeg" alt="Pelatih Belanda, Ronald Koeman. (M. Yusuf/Skor.id)"><figcaption>Pelatih Timnas Belanda, Ronald Koeman. (M. Yusuf/Skor.id)</figcaption></figure>Pengakuan Wim van HanegemInsiden tersebut hanya satu di antara contoh panasnya rivalitas Jerman dan Belanda. Sebelumnya, rivalitas tersebut juga terlihat di Piala Dunia 1974.Ketika itu, Jerman Barat dengan bintang seperti Franz Beckenbauer tampil sebagai juara setelah mengalahkan Belanda yang memiliki gelandang penuh talenta, Johan Cruyff.Dalam pertandingan tersebut, salah satu pemain Belanda setelah kalah 1-2, Wim van Hanegem, meninggalkan lapangan Stadion Olympic (Munchen), dengan meneteskan air mata."Saya membenci mereka, setiap kali saya lawan Jerman, saya sangat marah. Jerman membunuh keluarga saya, ayah saya, saudara perempuan saya, dan dua kakak saya," kata Wim van Hanegem.Pria kelahiran Februari 1944 tersebut mengingatkan tentang masa kelam ketika tentara Jerman sejak tahun 1944 pada perang dunia kedua menyerang atau menduduki Belanda yang meninggalkan banyaknya korban nyawa orang-orang Belanda, di antaranya adalah keluarga Wim van Hanegem.Belanda kemudian berhasil membalas kekalahan di final dengan mengalahkan Jerman di semifinal Piala Eropa 1988.Di mana setelah laga itulah, Ronald Koeman, menggunakan kaus Timnas Jerman (milik Olaf Thon) mengusapkan ke bagian pantatnya dengan gesture yang meledek.Di sisi lain, rivalitas ini juga diwarnai dengan sentimen dari kebanyakan publik sepak bola Belanda termasuk para pemain di masa lalu bahwa mereka jauh lebih memiliki skill individu.Mereka memiliki budaya sepak bola yang lebih baik dari aspek teknik, sedangkan para Jerman dinilai sebagai negeri sepak bola yang mengandalkan ketahanan fisik dan kemampuan fisik yang kuat.Karena itulah, jika Jerman bangga memiliki sang Kaisar Franz Beckenbauer, publik Belanda jauh lebih bangga dengan milik mereka, sang gelandang flamboyan Johan Cruyff."Kualitas dari Jerman, adalah mereka sangat kuat, secara fisik mereka sangat kuat. Mereka dapat berlari sampai besok hari.... Kami, lebih unggul dalam teknik, yang berarti dengan teknik kami bisa bertahan (menang)," kata Johan Cruyff, semasa hidupnya tentang Jerman.<div class="raw-html-embed"><iframe width="560" height="315" src="https://www.youtube.com/embed/-RQ6i43bPtQ?si=9TWz7IoRBBW8eKsL" title="YouTube video player" frameborder="0" allow="accelerometer; autoplay; clipboard-write; encrypted-media; gyroscope; picture-in-picture; web-share" referrerpolicy="strict-origin-when-cross-origin" allowfullscreen=""></iframe></div>

Jerman vs Belanda yang digelar pada Rabu (27/3/2024) dini hari WIB nanti menampilkan dua tim dengan rivalitas yang sangat tajam sejak masa lalu.

Latest Articles - Ronald Koeman