- PBSI akan tetap menilai performa atlet selama musim 2020 sebagai acuan promosi dan degradasi meski banyak turnamen yang tak digelar.
- Ketiadaan turnamen yang digelar hampir di sepanjang 2020 memang menyulitkan PBSI memberikan penilaian performa atlet.
- Meski begitu, PBSI telah memiliki kriteria tertentu untuk menentukan penilaian.
SKOR.id - Pengurus Pusat Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PP PBSI) bakal tetap memberlakukan sistem promosi dan degradasi untuk atlet penghuni Pelatnas Cipayung.
Sebelumnya, PBSI memang sempat ragu akan penerapan sistem promosi dan degradasi yang didasari dengan penilaian performa sepanjang musim kompetisi 2020.
Sebab, pebulu tangkis Indonesia tidak banyak melakukan pertandingan mengingat kompetisi bulu tangkis dunia sempat terhenti tujuh bulan akibat pandemi Covid-19.
Kondisi itu memang sempat menyulitkan PBSI untuk menentukan penilaian. Namun, Achmad Budiharto menyebut jika pihaknya tetap akan melakukan proses promosi dan degradasi.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBSI itu mengatakan jika Bidang Pembinaan dan Prestasi (Binpres) PBSI bersama pelatih kini telah memiliki kriteria untuk menentukan penilaian.
"Binpres serta pelatih sudah memiliki kriteria tertentu untuk menentukan promosi dan degradasi," kata Achmad Budiharto kepada wartawan, belum lama ini.
"Hasil turnamen jadi salah satu kriteria dan masih ada banyak aspek lainnya. Jadi, promosi dan degradasi tetap ada," ia menuturkan.
Achmad Budiharto mengatakan promosi dan degradasi tahun ini mungkin hanya berbeda dalam hal kuantitas terkait siapa atlet yang terdepak dan yang masuk ke Pelatnas
"Siapa yang didegradasi dan siapa yang promosi belum tentu, bisa jadi tidak ada degradasi. Jadi semuanya serba tergantung," ujar Budiharto.
"Kriteria promosi dan degradasi memang turnamen, tetapi ada kriteria lain seperti latihan dan performa. Jadi macam-macam penilaiannya."
Ketiadaan turnamen memang menyulitkan PBSI memberikan penilaian performa atlet. Kali terakhir pemain Indonesia tampil secara kompetitif pada All England 2020, Maret lalu.
Sementara itu, pandemi Covid-19 juga membuat 2021 bakal menjadi musim yang "brutal" untuk federasi bulu tangkis dunia, tak terkecuali Indonesia.
Pasalnya, ada empat turnamen mayor yang akan berlangsung pada 2021, yakni Kejuaraan Dunia BWF, Olimpiade, Thomas dan Uber Cup, serta Sudirman Cup.
Musim 2021 pun dipastikan bakal merusak "ritme" beberapa turnamen bulu tangkis yang sudah ditata oleh BWF dan otoritas olahraga dunia.
Sebagai contoh, Kejuaraan Dunia BWF dan Olimpiade yang selama ini tak pernah berlangsung dalam tahun yang sama akan sama-sama digelar pada musim 2021.
Biasanya Olimpiade diselenggarakan tiap tahun kabisat sedangkan Kejuaraan Dunia BWF digelar di luar tahun kabisat.
Sementara itu, Thomas dan Uber Cup yang biasanya diselenggarakan pada tahun genap juga akan merusak "ritme"-nya.
Thomas dan Uber Cup yang semula digelar pada 2020 akan digelar pada 2021, alias satu kalender dengan Sudirman Cup yang biasa dipentaskan pada tahun ganjil.
Ikuti juga Instagram, Facebook, YouTube, dan Twitter dari Skor Indonesia.
Berita Bulu Tangkis Lainnya:
Pebulu Tangkis Denmark, Victor Axelsen, Perkenalkan Putrinya di Media Sosial