- Pandemi virus corona membuat gelaran Grand Slam French Open kemungkinan bergulir tanpa penonton.
- Pihak Federasi Tenis Prancis (FFT) telah merancang protokol keamanan untuk menjaga agar para petenis dan staf terhindar dari penularan Covid-19.
- Bukan tidak mungkin, jadwal French Open 2020 dapat kembali berubah.
SKOR.id – Presiden Federasi Tenis Prancis (FFT) Bernard Giudicelli mengatakan penyelenggaraan Grand Slam French Open berpotensi besar tanpa penonton.
Sebab, pandemi virus corona (Covid-19) telah membuat Pemerintah Prancis memberlakukan pembatasan wisatawan hingga akhir tahun ini.
Berita Tenis Lainnya: Penyelenggara French Open 2020 Masih Optimistis Turnamen Bisa Digelar
“Kami belum mengesampingkan pilihan apa pun. Kami (tetap) memikirkan opsi menggelar turnamen di stadion dan di televisi,” kata Bernard Giudicelli.
“Jutaan fan di seluruh dunia sedang menanti. Menyelenggarakannya secara tertutup bisa menjadi bagian dari model bisnis, termasuk hak siar. Itu tidak bisa diabaikan,” kata Bernard Giudicelli.
Selain tanpa penonton, gelaran turnamen yang biasa disebut Roland Garros itu juga dihadapkan dengan persoalan lain, yakni jadwal yang berdekatan dengan grand slam lainnya, yakni US Open.
FFT semula menjadwal ulang French Open 2020 menjadi 20 September-4 Oktober dari sebelumnya 18 Mei-7 Juni.
Namun, tanggal barutersebut menuai kritik karena US Open bergulir pada 24 Agustus-13 September 2020.
Kemudian, FFT pun menerima usulan dari ATP dan WTA untuk kembali memindahkan jadwal menjadi 27 September-10 Oktober 2020.
Namun demikian, Bernard Giudicelli mengatakan bahwa gelaran tenis di lapangan tanah liat tersebut bisa diundur lagi dari jadwal baru yang telah ditetapkan.
“Saya telah mengadakan diskusi secara regular bersama Andrea Gaudenzi (Presiden ATP), Steve Simon (Ketua WTA), dan David Haggerty (Pimpinan ITF),” ujar Giudicelli.
“Diskusi lain juga telah direncanakan yang akan dilakukan pada pekan depan untuk melihat bagaimana perkembangan situasinya.”
Guidicelli bersikukuh FFT berhak menggeser jadwal karena angka kematian akibat Covid-19 di Prancis. Berdasarkan data Worldometers, telah mencapai 26.310 per Sabtu (9/5/2020) malam.
“Kami bekerja sama dengan sangat baik (sejauh ini), tetapi masih terlalu awal untuk menentukan jadwal pasti turnamen,” ucap Giudicelli.
Bagaimana pun, Bernard Giudicelli menegaskan pihaknya juga telah merancang protokol keamanan untuk menjaga para petenis dan staf terhindar dari penularan Covid-19.
Berita Tenis Lainnya: Andy Murray: Kekalahan dari Novak Djokovic di French Open 2016 Sangat Menyakitkan
“Kami memikirkan pemain dan ingin melindungi mereka. Kami mengambil pilihan berani. Turnamen tanpa tanggal seperti kapal tanpa kemudi, belum tahu akan ke mana,” ujarnya.
“Kami memposisikan diri sejauh mungkin di kalender, berusaha tidak mengganggu turnamen lainnya, sehingga tak ada ajang Masters 1000 atau grand slam yang terpengaruh,” kata Bernard Giudicelli.