- Carolina Marin mengaku setuju dengan keputusan IOC dan pemerintah Jepang untuk menunda Olimpiade Tokyo 2020 hingga musim panas 2021.
- Bagi Carolina Marin, langkah ini adil bagi semua pihak mengingat saat ini atlet dari sejumlah negara aktivitasnya dibatasi karena virus corona.
- Carolina Marin menjadi salah satu atlet yang tak bisa beraktivitas seperti biasa karena tak bisa sembarangan keluar dari rumah.
SKOR.id - Pebulu tangkis tunggal putri Spanyol, Carolina Marin, menyambut positif keputusan penundaan Olimpiade Tokyo 2020 hingga musim panas 2021 nanti.
Penundaan Olimpiade Tokyo 2020 diumumkan pada Selasa (24/3/2020) setelah pihak Komite Olimpiade Internasional (IOC) dan pemerintah Jepang menemukan kata sepakat.
Bagi Carolina Marin, penundaan Olimpiade Tokyo 2020 merupakan langkah paling adil untuk semua pihak di tengah dunia yang mengalami krisis pandemi virus corona (Covid-19).
Apalagi atlet dari sejumlah negara tak bisa berlatih normal karena aktivitasnya dibatasi oleh dampak persebaran virus corona, termasuk Carolina Marin yang tinggal di Spanyol.
Meski tak semua negara mengalami kendala yang sama, tetapi Carolina Marin meyakini kesulitan itu cepat atau lambat bakal dirasakan oleh atlet lain.
Baca Juga: Olimpiade 2020 Ditunda, Pasangan Independen Malaysia Pusing Masalah Sponsor
"Solusi terbaik untuk saat ini adalah menunda Olimpiade 2020," kata Carolina Marin dalam sebuah wawancara untuk Marca, Rabu (25/3/2020).
"Saya tahu ini tak mudah bagi IOC. Ini juga bukan keputusan yang diambil semalam, tetapi ini pilihan terbaik sehingga tak terjadi ketimpangan persiapan," Marin menuturkan.
Pada kesempatan itu, Marin juga berkomentar terkait penundaan kompetisi yang dilakukan oleh Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) karena terdampak isu virus corona.
Sejauh ini, BWF telah menunda seluruh turnamen setidaknya hingga pekan ke-18 musim kompetisi 2020, 28 April-3 Mei nanti.
Penundaan yang dilakukan BWF ini bisa saja makin berlarut-larut andai krisis virus corona tak kunjung reda. Hal inilah yang dikhawatirkan oleh Marin.
Bagi peraih medali emas Olimpiade Rio 2016 ini, jadwal yang tak menentu membuat pemain kesulitan menentukan fokus dan memengaruhi mental bertanding.
"Ini memengaruhi mental karena kami tak tahu berapa lama masa sulit ini berlangsung dan kapan kami bisa berlatih atau bahkan berkompetisi lagi," ujar perempuan 26 tahun ini.
"Sangat sulit menjalani situasi ini karena kami tak menjalankan kebiasaan kami sebagai atlet. Kami harus beradaptasi seperti orang biasa lainnya," Marin menjelaskan.
Baca Juga: Indonesia Open 2020 Bakal Digeser ke Akhir September
Sejak kembali dari Inggris untuk mengikuti All England 2020, Marin sudah seminggu tinggal di rumah orang tuanya di Huelva, Spanyol.
Mantan ratu bulu tangkis dunia ini merasa kerasan meski tidak bisa keluar rumah sembarangan karena kebijakan isolasi mandiri yang diterapkan pemerintah Spanyol.
Marin menghabiskan waktu dengan membantu sang ibu memasak, menonton tv series, dan membaca buku.
Tak lupa, pemain kidal ini juga tetap menjalani sesi latihan yang diawasi dari jaraj jauh oleh sang pelatih yang berada di Madrid.
"Saya berlatih dari rumah, beradaptasi dengan keadaan, dan mencoba mengikuti instruksi yang dikirimkan oleh pelatih," ujar Marin.
"Kami harus menjaga kondisi terlebih dahulu dan baru akan kembali berlatih sesuai disiplin olahraga yang kami tekuni saat pandemi berakhir," Carolina Marin memungkasi.