- Hendry Saputra berstatus PDP corona usai demam, lemas, mual, dan sulit mengonsumsi makanan.
- Kondisi ini dialami Hendry Saputra usai menjalani isolasi selama tujuh hari sepulangnya dari All England 2020.
- PBSI terus berupaya melakukan pencegahan penyebaran Covid-19.
SKOR.id – Kepala Pelatih Tunggal Putra Hendry Saputra dinyatakan sebagai pasien dalam pengawasan (PDP) corona alias Covid-19, Selasa (24/3/2020).
Kabar ini disampaikan oleh Pengurus Pusat Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PP PBSI) melalui rilis yang diterima Skor.id.
Hendry Saputra merasakan gejala Covid-19 pada hari ketujuh isolasi mandiri di pemusatan latihan nasional (pelatnas), Cipayung, Jakarta, sepulangnya dari All England.
Pria 38 tahun itu mendampingi Jonatan Christie dan kawan-kawan saat berlaga dalam All England 2020 di Arena Birmingham, Inggris, 11-15 Maret.
Baca Juga: Pembalap Penguji Sebut MotoGP Finlandia Membosankan
Sepulangnya dari Inggris, PBSI sejatinya langsung gerak cepat melakukan serangkaian prosedur guna mencegah penyebaran virus dengan nama lain Covid-19 itu.
Sekretaris Jenderal PP PBSI, Achmad Budiharto, mengatakan telah mengisolasi semua orang yang diketahui berinteraksi langsung dengan sang pelatih.
"(Isolasi dilakukan) terhitung sejak Hendry (Saputra) menyampaikan keluhan seputar kondisi kesehatannya yang menurun," ujar Achmad Budiharto.
Kini, Pelatnas Cipayung tertutup untuk umum. Pantauan tim dokter PBSI kepada skuad All England 2020 makin intens dan memperpanjang isolasi mandiri hingga awal April.
"Hendry Saputra dinyatakan sebagai PDP dan harus mengikuti rangkaian tes Covid-19. Kami telah menerima laporan dari tim dokter, Hendry tengah menunggu swab test."
"PBSI terus berusaha menekan potensi penyebaran Covid-19 yang tengah mewabah di Indonesia, salah satunya dengan kebijakan menutup full akses pelatnas."
Baca Juga: Carli Lloyd dan Lionel Messi Dukung Kampanye FIFA/WHO Perangi Covid-19
Perwakilan tim dokter PBSI, dr. Octaviani, menuturkan gejala awal yang disampaikan Hendry Saputra adalah demam, lemas, mual, hingga tak bisa mengonsumsi makanan.
"Setelah dilakukan CT Scan, banyak flek pada paru-paru kirinya. Padahal, Coach Hendry tidak ada riwayat sakit paru sebelumnya,” kata dr. Octaviani.
"Untuk memastikan apakah (benar) terjangkit Covid-19, memang harus dilakukan tes. Ini yang masih kami tunggu sampai sekarang," ia melanjutkan.
PBSI akan melaporkan kasus ini kepada Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) melalui Kasubid Hubungan Internasional PP PBSI, Bambang Roedyanto, hari ini.
"Hendry salah satu dari tim yang berangkat ke All England," kata Achmad Budiharto.
Lebih lanjut, Achmad Budiharto menuturkan, pelatih yang tidak tinggal di asrama Pelatnas Cipayung juga diinstruksikan untuk tidak datang hingga akhir pekan ini.
Latihan Disesuaikan
Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI Susy Susanti mengatakan, sesi latihan di pelatnas saat ini disesuaikan dengan kondisi yang berkembang.
"Sampai hari ini, latihan jalan terus. Tapi, menyesuaikan kondisi kesehatan atlet, misalnya hanya untuk jaga performa atau sifatnya bebas aktif."
"Jadwal latihan pun diatur agar tidak bersamaan. Kami juga selalu mengimbau atlet untuk menjaga jarak satu sama lain," Susy menambahkan.
Menyusul adanya kasus PDP di Pelatnas Cipayung, PP PBSI sudah didatangi Suku Dinas Kesehatan (Sudinkes) Jakarta Timur.
PBSI mendapat arahan soal bagaimana mengenali gejala, serta penanganan pertama terhadap pasien terduga Covid-19.
Sudinkes juga mendata siapa saja yang telah melakuan kontak dengan PDP dan tindakan apa yang harus dilakukan untuk meminimalisasi dampak.