- Alan Budikusuma menikmati setiap laga di Olimpiade Barcelona 1992 dan tidak pernah meremehkan lawan.
- Berstatus non-unggulan membuat Alan Budikusuma bermain tanpa beban.
- Peran Susy Susanti dalam kemenangan Alan Budikusuma di final Olimpiade 1992 di Barcelona, Spanyol.
SKOR.id - Legenda bulu tangkis Indonesia, Alan Budikusuma, berbagi cerita mengenai pengalaman dan kunci sukses ketika bertanding pada Olimpiade 1992 di Barcelona, Spanyol.
Alan Budikusuma, mantan pemain tunggal putra, mengaku awalnya tidak menyangka akan membawa pulang medali emas Olimpiade 1992 karena berstatus non-unggulan.
Ardy B. Wiranata yang menjadi lawan Alan Budikusuma di final saat itu lebih diunggulkan. Namun, akhirnya suami Susy Susanti tersebut menang 15-12, 18-13.
"Sama sekali saya tak menyangka bisa menang. Blank dan tidak ada firasat apa-apa," ujar Alan Budikusuma seperti dikutip Skor.id dari badmintonindonesia.org.
"Yang pasti saya hanya berjalan, menyelesaikan perjalanan saya satu persatu di Olimpiade ini," ujar Alan.
Baca Juga: Asuransi BPJamsostek untuk Atlet Pelatnas Bulu Tangkis Indonesia
Alan juga menambahkan jika selain bermain lepas sejak babak penyisihan, ada satu lagi kunci kesuksesannya meraih medali emas Olimpiade kala itu.
"Setiap babak, setelah menang, saya akan melihat siapa lawan saya selanjutnya. Ya sudah, saya harus hadapi," ujar Alan.
"Saya tidak terlalu berangan-angan dan itu mungkin yang membuat saya jadi lebih tenang. Jadi step by step saja, dan tidak pernah meremehkan lawan," ujarnya.
Pria 51 tahun ini menambahkan jika sang istri, Susy Susanti, yang saat itu masih menjadi pacarnya berperan penting dalam kesuksesannya.
Baca Juga: Barcelona Spain Masters 2020: Jadwal Tanding Greysia/Apriyani di Semifinal
"Prioritas lebih ke Ardy karena memang posisi Ardy saat itu lebih diunggulkan, jadi saya paham," ujar Alan.
"Tapi dengan adanya Susy, jadi semacam ada pegangan buat saya. Susy pun sama, dia juga ada pegangan dari saya, karena dia ada tekanan yang sangat luar biasa."
"Jadi saya merasa dengan adanya saling mendukung ini merupakan hal yang luar biasa," kata Alan.
Kemenangan Susy Susanti atas tunggal putri Korea Selatan, Bang Soo-hyun, di final Olimpiade Barcelona 1992 sedikit banyak mempengaruhi mental Alan.
"Yang pasti saat final, begitu tahu Susy menang, saya mainnya jadi enggak ada beban. Karena di final toh saya menang atau kalah, yang menang Indonesia."
"Saya lebih nothing to lose. Saya bermain lebih tenang dan menguasai pertandingan. Saya rasa semua keputusan saya pas, feeling-nya juga enak."
Susy menjadi sosok kunci yang mengembalikan semangat Alan yang dua bulan sebelum Olimpiade Barcelona 1992 mengalami penurunan performa.
Sebelum Olimpiade, Alan yang saat itu mendapat tugas sebagai penyumbang poin di Thomas Cup 1992 malah kalah dan menyebabkan Indonesia kalah dari Malaysia di partai puncak.
Penampilan Alan di turnamen reguler menjelang Olimpiade pun terbilang jeblok dan menurun tajam.
"Memang waktu bulan Mei 1992 keadaan saya kurang baik. Performa saya berada di titik paling bawah, jadi itu yang membuat saya cukup syok. Padahal Olimpiade sudah dekat."
Baca Juga: Korsel Tunda Hukuman Seo Seung-Jae hingga Olimpiade Tokyo 2020
Selain saat final, peran Susy sudah dirasakan Alan sejak jauh sebelum turnamen multievent terbesar di dunia tersebut belum berlangsung.
"Peran Susy, nomor satu adalah kepercayaan diri. Susy meyakinkan saya, kalau saya bisa mengembalikan performa dalam dua bulan dan dia bilang kalau kekalahan bukanlah akhir dari segalanya," ujarnya.
"Saya waktu itu sempat down, selama satu minggu saya pusing. Saya sudah latihan seperti biasanya, semua instruksi pelatih sudah saya jalankan, tapi saya mainnya seperti itu, saya juga bingung," kata Alan.
"Akhirnya Susy bilang, ya sudah kamu latihan saja, sambil pelan-pelan kita koreksi secara bertahap," tutur Alan.
Kerja keras Alan, dan dukungan Susy, pun berbuah manis dengan medali emas Olimpiade Barcelona 1992 yang sampai sekarang menjadi pencapaian tertingginya.
Setelah pensiun sebagai pemain, Alan dan Susy masih berkarier di dunia bulu tangkis dengan menjadi bagian dari kepengurusan Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia periode saat ini.
Jika 28 tahun lalu Alan dan Susy bersiap untuk tampil di Olimpiade, kini giliran mereka yang mempersiapkan atlet muda Indonesia untuk melanjutkan tradisi emas Olimpiade di Tokyo, Jepang pada Juli-Agustus 2020 mendatang.