Kamis Romantis: Kisah Cinta Pasangan Emas Susy Susanti dan Alan Budikusuma

Nurul Ika Hidayati

Editor:

  • Cinta mantan pebulu tangkis peraih medali emas Olimpiade, Alan Budikusuma dan Susy Susanti bersemi di lapangan badminton.
  • Mereka mengaku mulai berpacaran sejak tahun 1988, saat dipanggil ke Pelatnas PBSI.
  • Setelah menikah selama 23 tahun, Pasangan Emas Olimpiade Indonesia itu telah dikaruniai tiga anak yang sudah beranjak dewasa.

SKOR.id – “Witing tresno jalaran soko kulino”, mungkin bisa menggambarkan jalinan cinta “Pasangan Emas Olimpide Indonesia”, mantan pebulu tangkis Susy Susanti dan Alan Budikusuma.

Dunia turut menjadi saksi ketika Susy Susanti dan Alan Budikusuma merebut medali emas bulu tangkis tunggal putri dan putra di Olimpiade Barcelona 1992.

Rakyat Indonesia ikut menangis bersama-sama Susy Susanti dan Alan Budikusuma saat lagu Indonesia Raya berkumandang di arena pertandingan.

Lima tahun kemudian, rakyat Indonesia juga turut memberikan doa ketika Susy dan Alan melangsungkan pernikahan setelah pacaran selama sembilan tahun.

Sesungguhnya, cinta telah mengikat hati keduanya, bahkan sebelum mereka mengharumkan olahraga bulutangkis Indonesia di dunia internasonal.

Bermula di Lapangan Badminton

Dan, pastinya, lapangan badminton menjadi tempat bermulanya cinta pasangan yang telah menikah selama 23 tahun tersebut.

Alan mengenal Susy ketika sama-sama jadi atlet PB Jaya Raya Jakarta. Namun, kedekatan di antara mereka baru terjalin di Pelatnas PBSI, yang saat itu masih bermarkas di Senayan.

"Kami cuma bertemu sebentar di Jaya Raya lantaran saya dipanggil pelatnas tahun 1985. Tak lama Susy juga dipanggil ke pelatnas pratama," Alan mengenang pertemuannya dengan sang pujaan hati.

Susy tidak menampik bahwa perasaan saling suka itu timbul karena mereka tinggal dalam satu asrama yang sama. Mereka bertemu praktis setiap hari.

Dari makan hingga berlatih di lapangan pun dijalani bersama. Kecocokan itu makin terasa seiring obrolan yang mereka lakukan setiap waktu luang.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 

Enjoy holiday with family????????

A post shared by Susy Susanti (@susysusantiofficial) on

Alan membenarkan bahwa sejak di Pelatnas itu mereka mulai berteman, saling tukar pikiran, hingga akhirnya keduanya sepakat menjalin hubungan.

"Witing tresno jalaran soko kulino" adalah ungkapan dalam bahasa Jawa, jika diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia artinya "cinta tumbuh karena terbiasa".

Seingat Susy, dia dan Alan mulai pacaran sejak tahun 1988. Tapi, tidak seperti anak zaman sekarang, gaya pacaran mereka dulu lebih sering diganggu oleh jadwal latihan.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 

"Golden Moment 27 Tahun Yang Lalu ( 4 Agustus 1992 )"???? Tepat 27 thn yang lalu, moment ini adalah hal yang paling membanggakan & mengharukan bagi Indonesia khususnya kami, karena untuk pertama kalinya dalam 32 thn keikut sertaan Indonesia di ajang olimpiade kami dapat mengibarkan bendera merah putih di puncak olimpiade, dan lagu Indonesia Raya berkumandang di mata dunia. Kini saatnya kami titipkan perjuangan, tekad dan harapan kami, kepada Garuda-garuda muda untuk terus berjuang meneruskan tradisi emas olimpiade di Tokyo 2020. Mari kita bersatu bekerja keras dengan semangat pantang menyerah untuk dapat memberikan prestasi tertinggi untuk Ibu Pertiwi. JAYALAH INDONESIAKU SELALU!???????????????? #susysusanti #alanbudikusuma #barcelona1992 #olympicgames #olimpiade #indonesia #filmsusisusanti #badminton #bulutangkis #cintaindonesia

A post shared by Susy Susanti (@susysusantiofficial) on

“Kami dulu pacaran bukan untuk senang-senang karena masing-masing selalu sibuk dengan latihan,” ujar Susy.

Jalan-jalan pun di sekitar Senayan, yang dekat dengan kompleks Pelatnas. “Paling pergi ke Ratu Plaza atau menonton bioskop,” Alan menambahkan.

Tidak Disetujui

Seperti perjuangan mereka untuk merebut emas di Barcelona, hubungan cinta Susy Susanti dan Alan Budikusuma pun harus melewati banyak rintangan.

Banyak pihak tidak berkenan dengan kedekatan mereka, termasuk kedua orangtua masing-masing. “Mereka hanya ingin kami fokus dulu pada karier,” ujar Susy.

Konyolnya, diakui oleh Susy, dia selalu ditanya apakah sedang ada masalah dengan Alan setiap kali ia mengalami kekalahan di sebuah turnamen.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by @bad.mintonupdates on

“Padahal tak ada kaitan. Saya sedang kalah saja,” Susy mengingatnya, lalu tertawa.

Lalu, terjadilah momen bersejarah di Barcelona itu dan medali emas Olimpiade 1992 seakan menjadi simbol pengikat Susy Susanti dan Alan Budikusuma.

Niatan mereka untuk menikah pada tahun 1997 juga diprotes banyak orang. “Semua orang bilang tunggu dua tahun lagi. Tapi kami sudah memutuskan,” kata Susy.

Manusia berencana, Tuhan yang memutuskan. Ambisi Susy untuk meraih medali emas di Asian Games 1998 gagal terwujud, karena ia terlanjur berbadan dua.

Dilema muncul. Emas Asian Games adalah satu-satunya yang belum pernah dimenangkan oleh Susy Susanti, setelah hanya meraih perunggu pada Asian Games 1994 di Hiroshima.

Di tengah desakan untuk memprioritaskan karier, Susy akhirnya memilih untuk melanjutkan kehamilannya, melupakan Asian Games, dan menggantung raketnya.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 

Congratulation????proud of you ????????????❤

A post shared by Susy Susanti (@susysusantiofficial) on

Beda Karier

Hampir tiga dekade berlalu, sekarang Susy Susanti dan Alan Budikusuma memiliki tiga anak yang sudah beranjak dewasa. Dua putra dan seorang putri.

Satu hal yang patut dikagumi adalah bahwa Susy dan Alan bukanlah tipe orangtua yang mengharuskan anak-anak mereka untuk mengikuti jejak di dunia bulutangkis.

 

 
 
 
View this post on Instagram
 
 

Happy B'day koko????????wish you all the best????????❤❤

A post shared by Susy Susanti (@susysusantiofficial) on

Laurencia Averina Wiratama, Albertus Edward Wiratama, dan Sebastianus Frederick Wiratama memang dibiasakan untuk berlatih bulu tangkis sejak kecil.

Namun, sekarang, ketiga anak mereka mengejar tujuan hidup yang berbeda.

Laurencia pernah bercerita bahwa sebenarnya dia pernah bermain di PB Astec milik kedua orangtuanya. Bahkan nyaris bergabung dengan PB Djarum.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 

Happy B'day dede ???????????????????????? wish you all the best, GBU????????

A post shared by Susy Susanti (@susysusantiofficial) on

Walaupun sudah 18 tahun gantung raket, nama dan sosok Susy Susanti masih melekat di benak seluruh rakyat Indonesia.

Perjuangan Susy merebut berbagai gelar: Olimpiade, juara dunia, All England, Piala Uber, dan Piala Sudirman, memberikan banyak kegembiraan bagi masyarakat Indonesia.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 

Belanja buat team ????ehhh salju turun,foto2 deh????

A post shared by Susy Susanti (@susysusantiofficial) on

Namun, Susy yang juara dunia lima kali (1989, 1993, 1994, 1996, 1997) itu mengaku tidak ingin anak-anaknya memilih berkarier di dunia yang sama dengannya.

“Banyak halangan yang akan mereka alami jika mereka memilih jalan hidup sebagai pemain bulu tangkis,” kata Susy, seperti dikutip dari CNN Indonesia.

Susy mengkhawatirkan beban nama orangtua akan mengiringi setiap langkah anak-anaknya. “Mereka pasti akan selalu dibanding-bandingkan dengan kami.”

Alasan kedua, menurut Susy, peluang sukses sebagai atlet paling kecil dibandingkan profesi lain. Akan lebih baik jika memilih karier di bidang akademik.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 

@ Toraji Resto,Tokyo.

A post shared by Susy Susanti (@susysusantiofficial) on

“Jika jadi atlet, yang juara hanya satu dan setelah itu negara belum memiliki formula yang jelas. Perhatian terhadap atlet berprestasi yang pensiun belum sebagus di negara maju.”

Susy dan Alan harus berjuang dari dasar setelah menanggalkan karier mereka sebagai atlet, dan perjuangan mereka lumayan berat.

Lebih dari 10 tahun, pasangan ini jatuh bangun mengembangkan sejumlah bisnis: termasuk perusahaan apparel bulu tangkis Astec dan sport massage center Fontana (yang dibangun bersama Elizabeth Latief).

 
 
 
View this post on Instagram
 
 

Keseruan foto bareng atlit- atlit kebanggan kita????????????????

A post shared by Susy Susanti (@susysusantiofficial) on

Luar biasanya, menurut Alan, istrinya tidak pernah meninggalkan karakternya di lapangan badminton, walaupun sudah berstatus istri dan ibu rumah tangga.

Sejak awal pernikahan mereka, kata Alan, Susy total melepas bulu tangkis dan sangat fokus membantunya membangun rumah tangga.

“Susi selalu fokus, disiplin, dan berkomitmen atas apa yang ia kerjakan. Ia mengurus anak sekaligus membantu saya mengembangkan usaha kami,” kata Alan.

Kecuali ada keperluan bisnis, Susy sendiri yang mengantar anak sekolah dan menyiapkan segala keperluan mereka. Waktu bersama anak-anak tak akan terulang, alasan Susy.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 

Saat nonton Film Susy ....Teringat perjuangan masa lalu. Haru, sedih, lucu..campur aduk..jadi jangan lupa untuk nonton filmnya yuk..????

A post shared by Susy Susanti (@susysusantiofficial) on

Namun, di balik semua kesibukan mereka, pasangan mantan atlet ini tetap menjaga cinta mereka membara seperti saat pertama berpacaran.

Susy Susanti dan Alan Budikusuma akan selalu terlihat mesra di mana pun, bahkan saat menonton bioskop berdua, atau saat liburan ke luar kota maupun ke luar negeri.

Ikuti juga InstagramFacebookYouTube dan Twitter dari Skor Indonesia.

Berita Entertainment Lainnya:

Tak Pulang ke Australia, Jacob Pepper Perlancar Berbahasa Indonesia

11 WAGs Tercantik Liga Inggris, Italia, dan Jerman

Source: AntaraCNN IndonesiaKumparan

RELATED STORIES

Harapan Susy Susanti Usai Film Tentangnya Meraih Piala Citra 2020

Harapan Susy Susanti Usai Film Tentangnya Meraih Piala Citra 2020

Susy Susanti berharap para penonton Susi Susanti Love All bisa memetik pelajaran dari film tersebut.

Bukan Bulu Tangkis, Ini Rahasia Kebugaran Susy Susanti di Tengah Pandemi

Susy Susanti tak selalu melakukan olahraga bulu tangkis untuk menjaga kesehatannya di tengah kondisi pandemi.

Skor co creators network
RIGHT_ARROW
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
RIGHT_ARROW

THE LATEST

Cover Piala Asia U-23 2024. (Hendy Andika/Skor.id)

Timnas Indonesia

Piala Asia U-23 2024: Jadwal, Hasil dan Klasemen Lengkap

Jadwal, hasil, dan klasemen Piala Asia U-23 2024, yang terus diperbarui seiring berjalannya turnamen.

Taufani Rahmanda | 26 Apr, 20:31

Pelatih Real Madrid, Carlo Ancelotti. (M. Yusuf/Skor.id).

La Liga

Carlo Ancelotti Beberapa Pekan Lagi Lewati Rekor Zinedine Zidane di Real Madrid

Carlo Ancelotti masih berpeluang menambah gelar dari La Liga dan Liga Champions pada musim ini.

Tri Cahyo Nugroho | 26 Apr, 20:24

Cover Piala Asia U-23 2024. (Hendy Andika/Skor.id)

World

Piala Asia U-23 2024: Irak Lengkapi Kuota Semifinal

Irak U-23 akan menghadapi Jepang U-23 di semifinal Piala Asia U-23 2024 usai menekuk Vietnam U-23, Jumat (26/4/2024).

Teguh Kurniawan | 26 Apr, 20:14

Honda RC213V milik Stefan Bradl terlihat lebih berotot dengan ubahan peranti aerodinamika yang signifikan di Sirkuit Jerez, Spanyol. (Hendy AS/Skor.id)

MotoGP

Tampilan Baru Honda RC213V di Jerez

Honda melakukan perubahan cukup signifikan pada RC213V untuk MotoGP Spanyol di Sirkuit Jerez.

Tri Cahyo Nugroho | 26 Apr, 18:36

Cover artikel Pelita Jaya Bakrie Jakarta.

Basketball

Pelita Jaya Akhiri Kualifikasi BCL Asia 2024 dengan Sempurna, Kalahkan Hong Kong Eastern

Pelita Jaya sukses menutup putaran kedua Kualifikasi Basketball Champions League (BCL) 2024 di Jakarta dengan rekor 100 persen kemenangan.

I Gede Ardy Estrada | 26 Apr, 18:23

Putaran nasional Liga 3 atau Liga 3 Nasional. (Dede Sopatal Mauladi/Skor.id)

National

Jelang Liga 3 Nasional, Asprov PSSI Jawa Barat Sidak Markas Persigar Garut

Asosiasi Provinsi (Asprov) PSSI Jawa Barat melakukan kunjungan ke Stadion Dalem Bintang di Kompleks SOR RAA Adiwijaya, Kabupaten Garut.

Nizar Galang | 26 Apr, 16:26

X-Men x Reebok Classic Leather “Wolverine” dan X-Men x Reebok Club C Revenge “Gambit”. (Hendy AS/Skor.id)

Culture

X-Men Reebok Pack Dirilis Rayakan Kembalinya Para Mutan

Untuk saat ini, Reebok baru melansir sepatu kets dengan aksen karakter Wolverine dan Gambit.

Tri Cahyo Nugroho | 26 Apr, 16:11

Francesco Bagnaia (Ducati Lenovo) menjadi juara dunia kelas premier ke-13 yang mampu mempertahankan gelarnya. (Dede Mauladi/Skor.id)

MotoGP

MotoGP Spanyol 2024: Francesco Bagnaia Cetak Rekor di Jerez, 6 Spaniard Otomatis ke Q2

Pembalap Ducati Francesco Bagnaia mencatatkan waktu lap tercepat pada sesi latihan hari pertama MotoGP Spanyol 2024 di Jerez.

I Gede Ardy Estrada | 26 Apr, 16:05

The North Face siap merilis seragam untuk sport climbing di Olimpiade Paris 2024 dengan estetika masing-masing negara yang didukung. (Hendy AS/Skor.id)

Culture

Estetika Unik dari The North Face pada Seragam Sport Climbing Olimpiade Paris 2024

The North Face memasok seragam tim panjat tebing dari empat negara di Olimpiade Paris 2024.

Tri Cahyo Nugroho | 26 Apr, 16:00

Real Sociedad vs Real Madrid di La Liga 2023-2024. (Hendy Andika/Skor.id).

La Liga

Prediksi dan Link Live Streaming Real Sociedad vs Real Madrid di La Liga 2023-2024

Prediksi dan link live streaming Real Sociedad vs Real Madrid yang akan digelar pada Sabtu (27/4./2024) pukul 02.00 WIB.

Irfan Sudrajat | 26 Apr, 15:45

Load More Articles