Kamis Romantis: Kisah Cinta Pasangan Emas Susy Susanti dan Alan Budikusuma

Nurul Ika Hidayati

Editor:

  • Cinta mantan pebulu tangkis peraih medali emas Olimpiade, Alan Budikusuma dan Susy Susanti bersemi di lapangan badminton.
  • Mereka mengaku mulai berpacaran sejak tahun 1988, saat dipanggil ke Pelatnas PBSI.
  • Setelah menikah selama 23 tahun, Pasangan Emas Olimpiade Indonesia itu telah dikaruniai tiga anak yang sudah beranjak dewasa.

SKOR.id – “Witing tresno jalaran soko kulino”, mungkin bisa menggambarkan jalinan cinta “Pasangan Emas Olimpide Indonesia”, mantan pebulu tangkis Susy Susanti dan Alan Budikusuma.

Dunia turut menjadi saksi ketika Susy Susanti dan Alan Budikusuma merebut medali emas bulu tangkis tunggal putri dan putra di Olimpiade Barcelona 1992.

Rakyat Indonesia ikut menangis bersama-sama Susy Susanti dan Alan Budikusuma saat lagu Indonesia Raya berkumandang di arena pertandingan.

Lima tahun kemudian, rakyat Indonesia juga turut memberikan doa ketika Susy dan Alan melangsungkan pernikahan setelah pacaran selama sembilan tahun.

Sesungguhnya, cinta telah mengikat hati keduanya, bahkan sebelum mereka mengharumkan olahraga bulutangkis Indonesia di dunia internasonal.

Bermula di Lapangan Badminton

Dan, pastinya, lapangan badminton menjadi tempat bermulanya cinta pasangan yang telah menikah selama 23 tahun tersebut.

Alan mengenal Susy ketika sama-sama jadi atlet PB Jaya Raya Jakarta. Namun, kedekatan di antara mereka baru terjalin di Pelatnas PBSI, yang saat itu masih bermarkas di Senayan.

"Kami cuma bertemu sebentar di Jaya Raya lantaran saya dipanggil pelatnas tahun 1985. Tak lama Susy juga dipanggil ke pelatnas pratama," Alan mengenang pertemuannya dengan sang pujaan hati.

Susy tidak menampik bahwa perasaan saling suka itu timbul karena mereka tinggal dalam satu asrama yang sama. Mereka bertemu praktis setiap hari.

Dari makan hingga berlatih di lapangan pun dijalani bersama. Kecocokan itu makin terasa seiring obrolan yang mereka lakukan setiap waktu luang.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 

Enjoy holiday with family????????

A post shared by Susy Susanti (@susysusantiofficial) on

Alan membenarkan bahwa sejak di Pelatnas itu mereka mulai berteman, saling tukar pikiran, hingga akhirnya keduanya sepakat menjalin hubungan.

"Witing tresno jalaran soko kulino" adalah ungkapan dalam bahasa Jawa, jika diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia artinya "cinta tumbuh karena terbiasa".

Seingat Susy, dia dan Alan mulai pacaran sejak tahun 1988. Tapi, tidak seperti anak zaman sekarang, gaya pacaran mereka dulu lebih sering diganggu oleh jadwal latihan.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 

"Golden Moment 27 Tahun Yang Lalu ( 4 Agustus 1992 )"???? Tepat 27 thn yang lalu, moment ini adalah hal yang paling membanggakan & mengharukan bagi Indonesia khususnya kami, karena untuk pertama kalinya dalam 32 thn keikut sertaan Indonesia di ajang olimpiade kami dapat mengibarkan bendera merah putih di puncak olimpiade, dan lagu Indonesia Raya berkumandang di mata dunia. Kini saatnya kami titipkan perjuangan, tekad dan harapan kami, kepada Garuda-garuda muda untuk terus berjuang meneruskan tradisi emas olimpiade di Tokyo 2020. Mari kita bersatu bekerja keras dengan semangat pantang menyerah untuk dapat memberikan prestasi tertinggi untuk Ibu Pertiwi. JAYALAH INDONESIAKU SELALU!???????????????? #susysusanti #alanbudikusuma #barcelona1992 #olympicgames #olimpiade #indonesia #filmsusisusanti #badminton #bulutangkis #cintaindonesia

A post shared by Susy Susanti (@susysusantiofficial) on

“Kami dulu pacaran bukan untuk senang-senang karena masing-masing selalu sibuk dengan latihan,” ujar Susy.

Jalan-jalan pun di sekitar Senayan, yang dekat dengan kompleks Pelatnas. “Paling pergi ke Ratu Plaza atau menonton bioskop,” Alan menambahkan.

Tidak Disetujui

Seperti perjuangan mereka untuk merebut emas di Barcelona, hubungan cinta Susy Susanti dan Alan Budikusuma pun harus melewati banyak rintangan.

Banyak pihak tidak berkenan dengan kedekatan mereka, termasuk kedua orangtua masing-masing. “Mereka hanya ingin kami fokus dulu pada karier,” ujar Susy.

Konyolnya, diakui oleh Susy, dia selalu ditanya apakah sedang ada masalah dengan Alan setiap kali ia mengalami kekalahan di sebuah turnamen.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by @bad.mintonupdates on

“Padahal tak ada kaitan. Saya sedang kalah saja,” Susy mengingatnya, lalu tertawa.

Lalu, terjadilah momen bersejarah di Barcelona itu dan medali emas Olimpiade 1992 seakan menjadi simbol pengikat Susy Susanti dan Alan Budikusuma.

Niatan mereka untuk menikah pada tahun 1997 juga diprotes banyak orang. “Semua orang bilang tunggu dua tahun lagi. Tapi kami sudah memutuskan,” kata Susy.

Manusia berencana, Tuhan yang memutuskan. Ambisi Susy untuk meraih medali emas di Asian Games 1998 gagal terwujud, karena ia terlanjur berbadan dua.

Dilema muncul. Emas Asian Games adalah satu-satunya yang belum pernah dimenangkan oleh Susy Susanti, setelah hanya meraih perunggu pada Asian Games 1994 di Hiroshima.

Di tengah desakan untuk memprioritaskan karier, Susy akhirnya memilih untuk melanjutkan kehamilannya, melupakan Asian Games, dan menggantung raketnya.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 

Congratulation????proud of you ????????????❤

A post shared by Susy Susanti (@susysusantiofficial) on

Beda Karier

Hampir tiga dekade berlalu, sekarang Susy Susanti dan Alan Budikusuma memiliki tiga anak yang sudah beranjak dewasa. Dua putra dan seorang putri.

Satu hal yang patut dikagumi adalah bahwa Susy dan Alan bukanlah tipe orangtua yang mengharuskan anak-anak mereka untuk mengikuti jejak di dunia bulutangkis.

 

 
 
 
View this post on Instagram
 
 

Happy B'day koko????????wish you all the best????????❤❤

A post shared by Susy Susanti (@susysusantiofficial) on

Laurencia Averina Wiratama, Albertus Edward Wiratama, dan Sebastianus Frederick Wiratama memang dibiasakan untuk berlatih bulu tangkis sejak kecil.

Namun, sekarang, ketiga anak mereka mengejar tujuan hidup yang berbeda.

Laurencia pernah bercerita bahwa sebenarnya dia pernah bermain di PB Astec milik kedua orangtuanya. Bahkan nyaris bergabung dengan PB Djarum.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 

Happy B'day dede ???????????????????????? wish you all the best, GBU????????

A post shared by Susy Susanti (@susysusantiofficial) on

Walaupun sudah 18 tahun gantung raket, nama dan sosok Susy Susanti masih melekat di benak seluruh rakyat Indonesia.

Perjuangan Susy merebut berbagai gelar: Olimpiade, juara dunia, All England, Piala Uber, dan Piala Sudirman, memberikan banyak kegembiraan bagi masyarakat Indonesia.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 

Belanja buat team ????ehhh salju turun,foto2 deh????

A post shared by Susy Susanti (@susysusantiofficial) on

Namun, Susy yang juara dunia lima kali (1989, 1993, 1994, 1996, 1997) itu mengaku tidak ingin anak-anaknya memilih berkarier di dunia yang sama dengannya.

“Banyak halangan yang akan mereka alami jika mereka memilih jalan hidup sebagai pemain bulu tangkis,” kata Susy, seperti dikutip dari CNN Indonesia.

Susy mengkhawatirkan beban nama orangtua akan mengiringi setiap langkah anak-anaknya. “Mereka pasti akan selalu dibanding-bandingkan dengan kami.”

Alasan kedua, menurut Susy, peluang sukses sebagai atlet paling kecil dibandingkan profesi lain. Akan lebih baik jika memilih karier di bidang akademik.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 

@ Toraji Resto,Tokyo.

A post shared by Susy Susanti (@susysusantiofficial) on

“Jika jadi atlet, yang juara hanya satu dan setelah itu negara belum memiliki formula yang jelas. Perhatian terhadap atlet berprestasi yang pensiun belum sebagus di negara maju.”

Susy dan Alan harus berjuang dari dasar setelah menanggalkan karier mereka sebagai atlet, dan perjuangan mereka lumayan berat.

Lebih dari 10 tahun, pasangan ini jatuh bangun mengembangkan sejumlah bisnis: termasuk perusahaan apparel bulu tangkis Astec dan sport massage center Fontana (yang dibangun bersama Elizabeth Latief).

 
 
 
View this post on Instagram
 
 

Keseruan foto bareng atlit- atlit kebanggan kita????????????????

A post shared by Susy Susanti (@susysusantiofficial) on

Luar biasanya, menurut Alan, istrinya tidak pernah meninggalkan karakternya di lapangan badminton, walaupun sudah berstatus istri dan ibu rumah tangga.

Sejak awal pernikahan mereka, kata Alan, Susy total melepas bulu tangkis dan sangat fokus membantunya membangun rumah tangga.

“Susi selalu fokus, disiplin, dan berkomitmen atas apa yang ia kerjakan. Ia mengurus anak sekaligus membantu saya mengembangkan usaha kami,” kata Alan.

Kecuali ada keperluan bisnis, Susy sendiri yang mengantar anak sekolah dan menyiapkan segala keperluan mereka. Waktu bersama anak-anak tak akan terulang, alasan Susy.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 

Saat nonton Film Susy ....Teringat perjuangan masa lalu. Haru, sedih, lucu..campur aduk..jadi jangan lupa untuk nonton filmnya yuk..????

A post shared by Susy Susanti (@susysusantiofficial) on

Namun, di balik semua kesibukan mereka, pasangan mantan atlet ini tetap menjaga cinta mereka membara seperti saat pertama berpacaran.

Susy Susanti dan Alan Budikusuma akan selalu terlihat mesra di mana pun, bahkan saat menonton bioskop berdua, atau saat liburan ke luar kota maupun ke luar negeri.

Ikuti juga InstagramFacebookYouTube dan Twitter dari Skor Indonesia.

Berita Entertainment Lainnya:

Tak Pulang ke Australia, Jacob Pepper Perlancar Berbahasa Indonesia

11 WAGs Tercantik Liga Inggris, Italia, dan Jerman

Source: AntaraCNN IndonesiaKumparan

RELATED STORIES

Harapan Susy Susanti Usai Film Tentangnya Meraih Piala Citra 2020

Harapan Susy Susanti Usai Film Tentangnya Meraih Piala Citra 2020

Susy Susanti berharap para penonton Susi Susanti Love All bisa memetik pelajaran dari film tersebut.

Bukan Bulu Tangkis, Ini Rahasia Kebugaran Susy Susanti di Tengah Pandemi

Susy Susanti tak selalu melakukan olahraga bulu tangkis untuk menjaga kesehatannya di tengah kondisi pandemi.

Skor co creators network
RIGHT_ARROW
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
RIGHT_ARROW

THE LATEST

Valentino Rossi (1), Jorge Lorenzo (2), Marc Marquez (3), Maverick Vinales (4), dan Jorge Martin (5), semua terinspirasi karakter superhero dalam film. (M. Yusuf/Skor.id)

SKOR SPECIAL

Mengapa Banyak Bintang MotoGP Terinspirasi Karakter Superhero Film

Mulai Valentino Rossi hingga Jorge Martin, sejumlah pembalap MotoGP terinspirasi karakter-karakter pahlawan super dari komik atau film untuk merayakan kemenangan.

Tri Cahyo Nugroho | 22 Nov, 18:44

Warna dasar hitam dipilih oleh Starcow Paris dan Kappa untuk koleksi jersey yang baru saja mereka rilis. (Dede S. Mauladi/Skor.id)

Culture

Kerja Sama Starcow Paris dan Kappa untuk Jersey Kolaboratif

Starcow Paris dan Kappa merilis koleksi model jersey dalam jumlah terbatas.

Tri Cahyo Nugroho | 22 Nov, 16:56

Aktris Sydney Sweeney menghabiskan satu hari di lintasan balap bersama juara NASCAR Cup Series 2023 Ryan Blaney. (Dede S. Mauladi/Skor.id)

Culture

Sydney Sweeney Sulit Lupakan Sensasi di Atas Mobil NASCAR

Aktris seksi Hollywood Sydney Sweeney terkesan dengan kehidupan cepat di lintasan balap mobil NASCAR.

Tri Cahyo Nugroho | 22 Nov, 16:45

Ketua Umum PSSI, Erick Thohir melakukan pertemuan dengan kiper Inter Milan, Emil Audero, 13 April 2024. (Foto: Instagram Erick Thohir/Grafis: Yusuf/Skor.id).

National

Erick Thohir Ungkap Kans Naturalisasi Emil Audero

Erick Thohir mengakui sudah lebih dari satu kali bertemu dengan Emil Audero.

Sumargo Pangestu | 22 Nov, 16:29

Liga 1

Prediksi dan Link Live Streaming Barito Putera vs Persita Tangerang di Liga 1 2024-2025

Pertandingan Barito Putera vs Persita Tangerang akan digelar di Stadion Sultan Agung, Bantul pada Sabtu (23/11/2024).

Sumargo Pangestu | 22 Nov, 16:21

Jonatan Christie, pebulu tangkis Indonesia

Badminton

China Masters 2024: Indonesia Sisakan Jonatan Christie dan Sabar/Reza di Semifinal

Jonatan Christie dan Sabar/Reza jaga asa Indonesia merebut gelar dari China Masters 2024 usai keduanya berhasil melangkah ke semifinal.

Arin Nabila | 22 Nov, 15:55

PMGC 2024 (PUBG Mobile)

Esports

PMGC 2024: Klasemen Akhir Survival Stage, Dua Tim Indonesia ke Last Chance

Voin Donkey dan Bigetron Knights akan memperebutkan enam tiket tersisa menuju ke Grand Final PMGC 2024.

Gangga Basudewa | 22 Nov, 15:46

Mike Tyson akan membintangi film superhero unik Bunny-Man yang dibuat di Italia. (Jovi Arnanda/Skor.id)

Other Sports

Sylvester Stallone Sebut Mike Tyson Layak Diganjar Piala Oscar Usai Kalah dari Jake Paul

Aktor pemeran Rocky Balboa, Sylvester Stallone, menilai Mike Tyson menahan diri saat duel lawan Jake Paul di atas ring tinju.

I Gede Ardy Estrada | 22 Nov, 15:13

Kompetisi futsal kasta tertinggi di Indonesia untuk kategori putra, Pro Futsal League 2024-2025. (Yusuf/Skor.id)

Futsal

Update Bursa Transfer Pro Futsal League 2024-2025 Periode Awal Musim

Pergerakan masuk dan keluarnya pemain dari 12 tim peserta Pro Futsal League 2024-2025 yang terus diperbaharui.

Taufani Rahmanda | 22 Nov, 14:31

CEO PT Mitra Kreasi Garmen selaku pemilik merek Mills, Ahau (putih) bersama Pemilik klub asal Belgia FCV Dender, Sihar Sitorus, meresmikan kerja sama kedua pihak, November 2024. (Foto: Mills/Grafis: Yusuf/Skor.id)

National

Kontrak Dua Musim, Mills Jadi Apparel Resmi Klub Ragnar Oratmangoen FCV Dender

Kerja sama Mills dengan FCV Dender berkat koneksi Indonesia dan ingin memperkenalkan Indonesia di mata dunia.

Nizar Galang | 22 Nov, 14:26

Load More Articles