SKOR.id - Kadek Arel Priyatna menjadi salah satu pemain muda yang bersinar di ASEAN Championship 2024 (Piala AFF 2024). Dia adalah salah satu bek tengah yang diandalkan pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong, pada ajang tersebut.
Meski Timnas Indonesia gagal ke semifinal ASEAN Championship 2024, namun Kadek Arel Priyatna disebut-sebut sebagai salah satu pemain yang layak untuk terus dipanggil maupun dicoba Shin Tae-yong di putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026.
Melihat prestasinya itu, banyak sekali saat ini yang ingin menggali lebih dalam tentang pemain berusia 19 tahun tersebut.
Skor.id pun mendapatkan kesempatan untuk mewawancarainya secara eksklusif, Jumat (27/12/2024) lalu.
Dalam kesempatan itu, pemain kelahiran Denpasar, 4 April 2005, ini menceritakan berbagai hal dan pengalaman yang dialaminya hingga sampai ke titik ini. Termasuk awal dirinya menyukai sepak bola, berlatih di dua SSB antara Jakarta dan Bali lantaran ikut Liga TopSkor, hingga bisa menembus skuad utama Bali United dan Timnas Indonesia. Berikut petikan wawancaranya:
Bisa diceritakan latar belakang singkat seorang Kadek Arel Priyatna seperti apa? Apakah memang dari keluarga pesepak bola atau atlet?
Kalau dari saya tidak ada keluarga yang berasal dari pesepak bola atau atlet khususnya. Tapi saya sendiri suka bermain bola dari kecil dan saya adalah anak kedua dari dua bersaudara. Dan memang saya dari kecil suka bermain bola entah di sekolah, di rumah, saya selalu bermain bola. Mungkin dari sana saya sangat hobi bermain bola. Sampai saya ulang tahun, saya minta hadiah ke orang tua untuk saya dimasukkan ke SSB (Sekolah Sepak Bola) dan itu terjadi. Astungkara, sampai sekarang saya bisa menjadi pemain profesional dan saya sangat mencintai profesi saya ini.
Siapa yang mengenalkan Anda ke sepak bola? Dan mengapa memilih sepak bola?
Kalau yang mengenalkan saya ke sepak bola, enggak ada sih, saya sendiri. Karena saya mungkin dari kecil sudah sangat suka bermain bola karena saya melihat teman-teman di depan rumah saya pada bermain bola, kemudian saya ikut. Mungkin dari sana hobi saya mengalir, saya suka bermain bola setiap sore. Kemudian dari sana saya minta dimasukkan SSB sama orang tua saya. Mungkin berawal dari sana, saya bisa menjadi pemain bola hingga saat ini.
Berarti memang langsung sepak bola ya, tidak ada suka olahraga lain?
Enggak ada. Dulu sempat sih saya ikut olahraga karena saya mungkin di sekolah itu memiliki postur yang tinggi saya diikutkan ke basket oleh sekolah waktu itu. Kemudian saya menjalankan dua olahraga waktu itu di sekolah yaitu futsal dan juga basket. Kemudian menurut saya, saya lebih suka sepak bola jadi jatuh ke sepak bola sekarang.
Sebelum menjadi bek tengah, apakah pernah bermain di posisi lain sebelumnya di awal karier atau latihan sepak bola?
Seperti anak kecil pada umumnya, waktu masih SSB semua anak-anak pengin jadi striker ya. Kemudian saya terus berlatih, saya sempat dicoba di sayap kanan sempat dicoba di gelandang, kemudian di center back, dan saya sangat mencintai posisi saya saat ini. Kemudian ya mungkin, seperti anak-anak pada umumnya, dulu di striker, saya dulu di tengah, sampai saya sekarang bermain di center back.
Siapa pelatih yang bilang kepada Anda cocok bermain di center back?
Waktu itu kebetulan ada turnamen, mungkin saya dilihat memiliki postur yang tinggi dan center back sekarang dominan posturnya tinggi-tinggi kemudian saya di salah satu kejuaraan dicoba di center back. Kemudian waktu itu pelatihnya di SSB Guntur (di Renon, Denpasar) pertama, dan mungkin saya di sana dilihat baik bermain center back. Kemudian ya langsung setelah turnamen A dimulai saya menjadi center back, turnamen B terus menjadi center back.
Bisa ceritakan proses Anda hingga akhirnya berhasil menembus Akademi Bali United?
Ceritanya begini, saya waktu itu ikut di Liga TopSkor, dua musim (bersama Diklat Imran Soccer Academy). Kemudian saya sudah balik ke Bali, pas ada kejuaraan Piala Soeratin U-13. Kebetulan waktu itu Bali United ingin membentuk tim Bali United U-13. Anak-anak Bali, siapa yang tidak mau main di Bali United? Kemudian saya ikut seleksi sekitar sebulan, waktu itu di Lapangan Trisakti namanya, saya ikut seleksi lalu saya terpilih dan ikut di Bali United U-13. Dari sana lah saya ikut Bali United U-13, ikut Elite Pro Academy U-16, U-18, U-20 dan sampai sekarang di tim senior.
Bagaimana Anda melihat sepak bola Bali saat ini?
Kalau menurut saya, sepak bola Bali sudah sangat berkembang. Kita lihat bagaimana pemain Bali itu sudah lumayan banyak berkiprah di Tim Nasional, di mana anak-anak Bali juga sudah sangat banyak masuk di tim profesional. Itu hal yang sangat baik, yang mana dulu mungkin enggak ada yang masuk di Timnas, yang main di klub profesional juga sedikit. Pemain muda Bali sekarang sangat banyak yang berambisi untuk bisa bermain di tim profesional dan ke Timnas, saya harap Bali bisa menghasilkan terus pemain-pemain Timnas.
Ketika promosi pertama kali ke tim senior Bali United apa yang paling berkesan?
Itu sangat enggak bisa dideskripsikan. Saya waktu itu sangat senang. Karena saya waktu itu ikut TC (training camp/pemusatan latihan) coach Shin Tae-yong yang (Timnas) U-19 untuk Piala Dunia U-20 tidak jadi itu. Dari sana, saya baru balik dari TC, kebetulan saya dipanggil untuk ikut ke senior yang lagi bubble Liganya di Solo.
Pas saya lagi di Solo (TC Timnas U-19), waktu itu saya dipanggil untuk mengikuti latihan. Waktu itu saya sangat senang dan sangat bangga, karena awal mimpi saya bermain di tim senior Bali United. Tapi waktu itu saya mikir, karena waktu itu saya masih muda, tapi saya enggak mau saya hanya berlatih di tim, saya ingin mendapatkan menit bermain di Liga, saya ingin bermain membela Bali United. Nah, di sana saya baru membuka mata, bahwa sepak bola yang sebenarnya itu di sini.
Bagaimana cara kamu agar bisa terus bersaing mendapatkan tempat di tim utama Bali United?
Tentunya saya sebagai pemain muda, saya tidak menganggap itu adalah persaingan. Karena saya sebagai pemain muda malah saya belajar dari senior-senior, saya sangat bersyukur bisa bertemu bang Leonard Tupamahu, bang Jajang Mulyana, bang Gunawan Dwi Cahyo, Elias Dolah, banyak pemain asing yang saya ketemu di Bali United, ada Willian Pacheco juga.
Saya melihat di sana adalah bagaimana cara bermain sepak bola secara profesional. Waktu itu saya banyak mendapatkan ilmu di Bali United, kemudian saya merasa saya ingin bermain sama pemain senior dan pemain-pemain asing yang ada di Bali United. Jadi saya berpikir setiap latihan harus menunjukkan yang terbaik, saya enggak mau kalah. Pokoknya saya tidak peduli itu senior atau asing, kalau harus bersaing dan melawan beliau, saya harus bersaing di latihan.
Saya bersyukur juga ada coach Teco (Stefano Cugurra, pelatih Bali United) yang memberikan kepercayaan ke saya untuk bermain. Waktu itu saya debut melawan Persita Tangerang, ya mungkin debut saya kalah 0-1, dan itu menjadi pembelajaran yang sangat baik bagi saya sebagai pemain profesional. Dan mulai dari sana saya selalu belajar terhadap senior-senior dan pemain asing yang ada di Bali United.
Pendapat Anda tentang coach Teco?
Coach Teco adalah sosok yang sangat disiplin, seseorang yang sangat tegas. Mungkin pada saat latihan dia melatih sangat enjoy, tapi pemain itu disarankan untuk tanggung jawab atas pekerjaannya dia. Bagaimana kami bisa enjoy di latihan, tapi maksimal, dan hasilnya kami akan lihat di pertandingan. Kalau hasilnya tidak maksimal di pertandingan, berarti di latihan kami tidak maksimal. Jadi kami selalu dituntut harus profesional, bahwa kami itu dibayar untuk bermain jadi kami harus menampilkan yang maksimal di lapangan.
Apa pandangan Anda sebagai pemain muda terhadap kompetisi Liga 1?
Menurut saya Liga 1 ini sangat berkembang sekarang, apalagi sekarang ada VAR, wasit-wasit diperbaiki. Di mana dari musim ke musim sangat terlihat perbedaannya di Liga 1. Itu hal yang sangat baik, karena kami bisa bermain, apalagi ada regulasi yang membantu kami pemain muda untuk bisa mendapatkan jam terbang.
Menurut saya itu hal yang sangat baik untuk pembinaan sepak bola Indonesia, dan saya bisa yakin bahwa liga kita ini bakal menjadi liga yang baik dan liga yang terpandang di dunia. Saya berharap pemain-pemain muda bisa bermunculan dari liga kita ini. (Bersambung)