SKOR.id – Sebuah studi baru menunjukkan bahwa mengonsumsi resep viagra dan cialis untuk disfungsi ereksi dapat mengurangi risiko terkena Alzheimer pada pria hingga hampir 20%.
Namun, masih ada lebih banyak uji klinis yang mengetahui mekanisme dan manfaat obat tersebut untuk memastikan apakah terdapat hubungan sebab akibat antara temuan itu.
Tidak ada keraguan bahwa penelitian di Inggris tersebut membuka harapan dalam pencegahan Alzheimer, salah satu bentuk demensia paling umum, yang mempengaruhi hampir 8 juta orang di Uni Eropa.
Di Spanyol terdapat lebih dari 900 ribu orang dengan beberapa jenis demensia, dan Alzheimer mewakili 60% kasus. Oleh karena itu, mengingat kurangnya pengobatan yang efektif dan perkiraan bahwa jumlah orang yang terkena dampak akan berlipat ganda dalam beberapa dekade mendatang, kemungkinan untuk mengurangi risiko kemunduran kognitif ini sangatlah menggembirakan.
Hubungan Antara Viagra dengan Berkurangnya Risiko Terkena Alzheimer
Penyakit Alzheimer adalah salah satu bentuk demensia yang paling umum, dan ditandai dengan memengaruhi berbagai jenis memori seiring dengan memburuknya penurunan kognitif.
Diagnosis dini dan konkret memungkinkan lansia untuk dirawat dan meningkatkan kualitas hidupnya. Namun, kenyataannya hingga saat ini pengobatan yang diberikan hanya bersifat paliatif, bukan kuratif.
Oleh karena itu, setiap penelitian baru yang menunjukkan perbaikan penyakit ini membuka harapan bagi komunitas ilmiah dan masyarakat umum.
Dalam hal ini, sebuah penelitian baru-baru ini yang dilakukan di Inggris memberikan bukti baru: tampaknya, pria yang mengonsumsi obat resep untuk disfungsi ereksi seperti viagra dan cialis, akan memiliki risiko 18% lebih rendah terkena penyakit Alzheimer.
Namun, uji klinis lebih lanjut masih diperlukan untuk menentukan apakah terdapat hubungan sebab akibat.
Ini yang Dikatakan Riset
Studi baru di Inggris, yang diterbitkan dalam jurnal Neurology, menunjukkan bahwa mengonsumsi obat resep seperti viagra dan cialis, pada pria yang didiagnosis menderita disfungsi ereksi, dapat mengurangi risiko tertular Alzheimer sebesar 18%.
Para peneliti mencapai temuan ini setelah mempelajari hampir 270 ribu pria yang didiagnosis menderita disfungsi ereksi, yang tidak menunjukkan masalah kognitif pada awal percobaan. Usia rata-rata peserta pada awal penelitian adalah 58,5 tahun dan rata-rata tindak lanjutnya adalah 5,1 tahun.
Lebih dari separuh pria mengonsumsi obat-obatan seperti sildenafil (viagra), tadalafil (cialis), vardenafil dan avanafil, yang dikenal sebagai penghambat fosfodiesterase tipe 5, yang meningkatkan pelebaran pembuluh darah.
Dalam hal ini, penelitian menemukan bahwa efek positifnya lebih besar pada mereka yang paling sering mengonsumsi resep medis.
Butuh Pembuktian Ilmiah Lanjutan
Ruth Brauer, penulis utama dari Sekolah Farmasi di University College London, menyatakan bahwa meskipun ada kemajuan dalam pengobatan baru untuk Alzheimer, pengobatan yang dapat mencegah atau menunda perkembangan penyakit ini “sangat dibutuhkan”.
Oleh karena itu, tepatnya mengenai penelitian ini, Brauer menegaskan: “Diperlukan lebih banyak penelitian untuk mengonfirmasi temuan ini, supaya lebih memahami kemungkinan manfaat dan mekanisme obat-obatan ini, dan mempelajari dosis optimal.”
Sejalan dengan hal ini, ia menyarankan bahwa langkah selanjutnya adalah melakukan uji coba secara acak dan terkontrol dengan kedua jenis kelamin, untuk mengonfirmasi bukti hubungan langsung antara pengobatan dan pengurangan risiko pengembangan Alzheimer.