SKOR.id – Rivalitas antara juara bertahan Tour de France, Jonas Vingegaard, dengan pesaing terdekatnya, Tadej Pogacar, tampak akan memasuki titik didihnya setelah Etape 13, Jumat (14/7/2023).
Usai pertarungan yang melelahkan sepanjang 138 kilometer (km) dari Chatillon sur Charlaronne-Grand Colombier, yang dimenangkan Michal Kwiatkowski (Ineos Grenadiers), gap mereka kian tipis.
Sebelum Etape 13, Vingegaard memimpin General Classification (GC) dengan keunggulan 17 detik atas Pogacar. Kini, usai perlombaan hari Jumat, kedua pembalap sepeda hanya terpaut 9 detik.
Baik Vingegaard (Team Jumbo-Visma) dan Pogacar (UEA Team Emirates) sama-sama bersikeras bahwa mereka merasa makin baik saat balapan berlangsung, tapi ada ketegangan yang meningkat dalam duel.
Gap sempit pada titik ini tidak mengherankan mengingat kedua pembalap adalah favorit juara Tour de France 2023. Terlepas dari margin yang ketat, race tidak mengalami kebuntuan, dengan Vingegaard dan Pogacar menikmati momen supremasi pada pekan pembuka.
Vingegaard mengancam mengubah balapan menjadi ekshibisi dengan unjuk kekuatannya di Col de Marie Blanque (Etape 5), hanya untuk Pogacar, juara dua kali Tour de France, menyeimbangkan waktu dengan kemenangan solid di Cauterets (Etape 6), keesokan harinya.
Tadej Pogacar kehilangan delapan detik dari Jonas Vingegaard yang sukses berakselerasi di Puy de Dome (Etape 9). Tetapi keduanya maupun tim mereka terus menjaga persaingan tetap panas di paruh pertama.
Dari kubu UEA Team Emirates, penampilan Pogacar adalah konfirmasi nyata dari momentum progresnya. Sedang di Jumbo-Visma, kemampuan Vingegaard meminimalkan kerusakan masih dianggap kesuksesan.
“Dalam bersepeda Anda selalu melihat hasil dan bagaimana Anda melakukannya dibanding dengan yang lain. Tetapi Anda juga harus melihat penampilan Anda sendiri,” kata Direktur Olahraga Jumbo-Visma, Merijn Zeeman kepada Cycling News.
“Anda tidak bisa melakukan yang lebih baik daripada menjadi diri Anda yang terbaik dan pastinya Jonas (Vingegaard) telah menjadi diri terbaiknya di Puy de Dome. Kami tidak menyangka akan dapat begitu banyak waktu di Marie Blanque dan tidak menyangka kehilangan banyak waktu di Cauterets, namun saya pikir Puy de Dome memang kami harapkan, jadi itu hari yang baik.”
“Puy de Dome membuktikan bila Pogacar berada pada level yang luar biasa. Dia melakukan pendakian terbaiknya, dan itu sama untuk Jonas. Bagi kami, itu adalah konfirmasi bahwa Jonas dalam kondisi yang sangat baik,” Zeeman menambahkan.
Meski tampaknya hampir tak terelakkan bahwa Pogacar akan berusaha mempertahankan momentum di paruh kedua Tour de France 2023, Vingegaard terlihat tidak terganggu ataupun terlalu khawatir.
“Saya senang dengan keberadaan saya saat ini. Saya tidak memikirkan siapa yang memiliki momentum, saya hanya fokus kepada diri sendiri. Anda dapat memiliki rencana untuk menyerang, tetapi jika Anda tak punya kaki, itu tidak masalah,” ujarnya.
Pembalap sepeda asal Denmark ini mengungkapkan keyakinannya selama rest day, Senin (10/7/2023) lalu, bahwa kekuatan ketahanannya akan mulai mengemuka saat Le Tour memasuki Pegunungan Alpen, mulai Etape 14 hari Sabtu (15/7/2023).
Namun Zeeman mengakui, bagaimanapun Pogacar dan timnya mungkin berpikir dengan cara yang sama. Karena itu, ia menilai paruh kedua Tour de France 2023 akan menjadi pertarungan yang luar biasa.
“Maksud saya jika Anda pergi dan mengajukan pertanyaan yang sama kepada UEA, mereka tentu saja mengatakan tahapan yang akan datang lebih baik untuk Pogacar,” tutur Zeeman.
“Kita hanya harus melihat apa yang bakal terjadi nanti. Ini akan menjadi pertarungan luar biasa, tetapi Tour de France belum akan ditentukan setelah akhir pekan ini,” ia menyimpulkan.