SKOR.id – Empat jam sehari, enam hari seminggu, Ramla Ali – wanita muslim pertama yang memenangi gelar tinju untuk Inggris – berlatih atau berkompetisi. Mengenakan sarung tangan, keringat bercucuran, rambut dikepang rapat.
“Separuh fotoku (di media sosial) hanyalah diriku yang terlihat berantakan di gym,” kata wanita berdarah Somalia itu.
“Tetapi saya mengunggahnya untuk menunjukkan bahwa ini adalah sisi buruk dari tinju. Ini adalah kerja keras yang harus Anda lakukan.”
Kerja keras Ramla di ring sejauh ini sudah terbayarkan. Pada 2015, Ramla memenangi Kejuaraan Tinju Nasional Pemula Inggris.
Setahun kemudian, 2016, ia dinobatkan sebagai petinju amatir terbaik di divisi berat badannya — bantam super/bulu junior (54-55 kg) — serta Kejuaraan Nasional Elite Inggris dan Great British Championships.
Ramla Ali saat itu mewakili Inggris hingga pada 2018 mengganti kewarganegaraannya kembali menjadi Somalia.
Ali tiba di Inggris sebagai pengungsi perang. Akibatnya, dia tidak mengetahui tanggal pasti lahirnya. Keluarganya meninggalkan Somalia pada awal tahun 1990-an, setelah kakak laki-laki tertuanya, yang saat itu baru berusia sembilan tahun, meninggal akibat pelemparan granat ke halaman depan rumah mereka saat mereka bermain.
Khawatir akan nyawa mereka, keluarga tersebut melarikan diri dari Mogadishu melalui perahu yang penuh sesak ke Kenya, sebelum akhirnya menetap di London.
Seiring berjalannya waktu, Ali menunjukkan bakatnya sebagai petinju. Berkat dukungan suaminya sekaligus pelatihnya Richard Moore, Ali bisa berkeliling dunia untuk berkompetisi dari Botswana hingga India dan Hong Kong.
Pada 2019, Ali berhasil merebut gelar kelas bulu Zona Afrika dengan bendera Somalia, negara kelahirannya. Rekor (menang-kalah-imbang) bertinju Ali hingga kini adalah 9 (KO2)-2-1
Postur fisik dan warna kulit eksotis yang dimiliki Ali menarik salah satu fotografer fesyen ternama Peter Lindbergh. Lindbergh mengambil gambarnya untuk cover majalah mode top asal Inggris, Vogue, edisi September 2019 yang saat itu mengangkat tema “Forces For Change”.
Ali melihat sampul Vogue itu sebagai cara untuk membantu mendorong pembicaraan tentang representasi dalam mode. “Melihat gadis-gadis yang mirip dengan saya, dengan rambut afro, di sampul majalah sungguh menakjubkan,” ucap Ali yang kini berusia 34 tahun.
Sorotan lainnya adalah percakapannya dengan editor tamu terbitan tersebut, Meghan Markle, yang ditugaskan memilih bintang sampul terbitan tersebut, yang totalnya ada 15 orang, termasuk aktris dan pendukung LGBTQ Laverne Cox, Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern, aktris Gemma Chan, dan aktivis Sinead Burke.
“Ceritanya lucu,” kata Ramla, menjelaskan bagaimana dia melewatkan panggilan di ponselnya dari nomor pribadi dan berasumsi itu hanya panggilan penipuan. Ketika dia mendapat telepon dari nomor yang sama, dia mengabaikannya.
“Lalu yang ketiga kalinya, pikirku, mungkin itu ibuku. Saya menjawab dan penelepon berkata, 'Hai, ini Meghan!” ujar Ali.
“Kami mengobrol dengan menyenangkan; dia adalah orang yang paling manis. Segala sesuatu yang keluar dari mulutnya sangat asli.”
Pada awalnya, Ramla Ali kesulitan menyesuaikan diri dengan kehidupan barunya. Digoda karena berat badannya yang bertambah saat berusia 12 tahun, Ali mulai bertinju untuk menurunkannya kembali. Namun, ia tetap merahasiakan aktivitas tersebut dari keluarganya selama lebih dari satu dekade.
Ibunda Ramla Ali, yang kini menjadi “penggemar nomor satu”, sebelumnya menganggap tidak sopan bagi perempuan untuk berolahraga. “Jika Anda berasal dari keluarga Afrika, pendidikan adalah kuncinya,” tutur Ali.
Ketika Ali pertama kali memasuki gym lokal di East Ham, London, pada usia 13 tahun, dia harus menunggu hingga 40 menit untuk menggunakan ruang ganti, karena tidak ada fasilitas untuk wanita. “Saya satu-satunya gadis di sana,” ucap Ali, mengenang.
Mengingat kembali pemahaman masa kecilnya tentang kecantikan, Ali menjelaskan betapa televisi berpengaruh dalam menciptakan cita-cita.
“Saat saya kelas enam (sekitar 10 tahun), saya merusak rambut (merawatnya). Yang saya inginkan hanyalah rambut lurus karena (hanya) yang saya lihat di TV. Sekarang saya hanya menikmati rambut alami saya,” ujar Ali.
Menghadapi tantangan status barunya, Ali melihat kecantikan sebagai kekuatan, bukan aset yang dangkal.
“Kecantikan adalah 100% kekuatan dalam diri Anda. Anda harus merasakannya – itulah arti keindahan bagi saya,” ucap Ali.
“Ada begitu banyak wanita cantik di luar sana, tetapi jika Anda tidak merasa seperti orang yang cantik di dalam diri Anda, maka Anda telah berubah dari sepuluh menjadi dua. Walaupun kedengarannya murahan, saya benar-benar percaya itu.”
Pada tahun 2021, Ramlan Ali berkompetisi di kelas bulu putri Olimpiade Tokyo 2020. Meski kalah dalam pertarungan pertamanya, ia menjadi petinju pertama yang mewakili Somalia di panggung Olimpiade.
Kegagalan di Tokyo tidak menghentikan Ali untuk meluangkan waktu menjadi sukarelawan. Satu hari dalam seminggu dia mengajar kelas bela diri untuk “sebagian besar perempuan berhijab”, berusia antara 20-40 tahun di London selatan.
“Ini adalah tempat yang aman bagi mereka, bebas dari laki-laki. Ini bukan kelas tinju. Saya mengajari mereka cara bertinju dan mereka menyukainya,” tutur Ali.
“Beberapa gadis mengatakan bahwa mereka sebenarnya merasa lebih aman berjalan sendirian, jadi menurutku saya telah melakukan pekerjaan saya dengan benar.”
Selain tinju, Ramlan Ali juga dengan cepat menapaki dunia mode dan kecantikan. Kini ia masih tercatat sebagai model di IMG Models yang berpusat di New York, AS, dengan perwakilan di sejumlah kota besar dunia: London, Los Angeles, Milan, Paris, dan Sydney.
Terpilih sebagai salah satu dari 12 wanita terbaik tahun 2023 versi Majaalah TIME, Ramlan Ali juga menjadi duta global UNICEF, Siro Hotels, dan Cartier & Christian Dior. Selain itu, Ali juga menjadi duta merek Coach, Nike, dan Pantene.
Ali menilai, sejumlah produsen busana saat ini mampu membuat model lebih beragam. Tak hanya itu, model-model baru yang mereka buat lebih inklusif.
“Nike memiliki pakaian aktif untuk ukuran plus. Siapa pun bisa tampil cantik saat pergi ke gym. Selama Anda sehat, Anda bisa menjadi berapa pun ukuran yang Anda inginkan,” tutur Ramla Ali.
Ia juga memaksimalkan peran media sosial untuk aktualisasi diri. Ramlan Ali juga bisa menyampaikan pesannya tentang cinta diri dan menunjukkan rasa hormat terhadap orang lain. Tak heran jika pengikutnya di Instagram kini menembus lebih dari 117.000 follower.
“Seorang gadis mungkin akan sangat senang memposting (foto dirinya) mengenakan bra olahraga dan hot pants – biarkan dia melakukannya. Kamu tidak perlu berkomentar, ‘Bagaimana pendapat ibumu?’ Itu membuat orang merasa malu dengan tubuhnya. Biarkan dia merasa nyaman,” katanya.
Dengan postur tubuh yang dimiliki serta ketenarannya sebagai model, tidak heran bila Ramla Ali cocok mengenakan jenis busana apa pun. Dari pakaian olahraga, kasual seperti t-shirt dan jins, hingga gaun indah nan elegan.