SKOR.id - Thomas Tuchel, telah resmi ditunjuk oleh Asosiasi Sepak Bola Inggris (FA) menjadi pelatih baru Timnas Inggris sepeninggal Gareth Southgate. Penunjukan ini membuat eks nakhoda Chelsea ini menjadi pelatih asing ketiga yang menangani The Three Lions.
Melalui laman resmi FA, Thomas Tuchel telah diumumkan sebagai pelatih baru Inggris, ia telah menandatangani kontrak sejak 8 Oktober 2024, tetapi pengumuman ini ditunda agar tidak mengganggu persiapan The Three Lions di ajang UEFA Nations League.
Thomas Tuchel akan dibantu Anthony Barry sebagai asisten, dan mulai bekerja sama di Timnas Inggris pada Januari 2025 mendatang.
"FA telah mengumumkan bahwa pemenang Liga Champions UEFA Thomas Tuchel adalah pelatih kepala senior Inggris yang baru dan akan dibantu oleh pelatih Inggris yang terkenal secara internasional Anthony Barry," bunyi pernyataan resmi FA.
"Pasangan ini akan mulai bekerja pada 1 Januari 2025 menjelang proses kualifikasi untuk putaran final Piala Dunia FIFA tahun berikutnya, yang akan diselenggarakan di Kanada, Meksiko, dan Amerika Serikat," bunyi pernyataan FA lainnya.
Sebelum diambil alih Thomas Tuchel, skuad Timnas Inggris masih akan diasuh oleh pelatih sementara, Lee Carsley, termasuk untuk dua pertandingan UEFA Nations League 2024-2025 di bulan November 2024.
Pria asal Jerman itu diikat kontrak selama 18 bulan untuk menangani Timnas Inggris, atau berakhir setelah gelaran Piala Dunia 2026 dan tidak menutup dilakukan perpanjangan tergantung hasil yang ia berikan.
FA memang lebih sering memberikan kepercayaan kepada pelatih lokal ketika memimpin tim nasional mereka, beberapa nama pelatih lokal yang menangani Inggris sebelum Tuchel adalah Gareth Southgate (102 laga), Sam Allardyce (1 laga), hingga Roy Hodgson (56).
Lee Carsley yang menjadi pelatih sementara, adalah pria kelahiran Birmingham, meski ia memiliki kewarganegaraan Irlandia.
Di kompetisi lokal (Premier League), sejauh pelatih asli Inggris kalah bersaing dengan deretan pelatih asing yang masih atau pernah berkiprah di sana, seperti Sir Alex Ferguson, Arsene Wenger, Pep Guardiola, hingga Jurgen Klopp.
Kini Thomas Tuchel menjadi pelatih asing ketiga yang menangani Inggris, mengikuti jejak dari dua pelatih ternama, Fabio Capello dan Sven-Goran Eriksson.
Dilansir dari Independent, selama menangani The Three Lions kedua pelatih ini memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, meski begitu mereka juga gagal mempersembahkan gelar
Berikut ini kiprah Sven-Goran Eriksson dan Fabio Capello selama menangani Timnas Inggris.
1. Sven-Goran Eriksson (2001-2006)
Sven-Goran Eriksson telah berpulang pada 26 Agustus 2024 lalu, tetapi ia akan dikenang sebagai pelatih asing pertama yang menangani Timnas Inggris.
Ia menangani Inggris dalam 67 pertandingan pada periode kepelatihannya dari Januari 2001 hingga Juli 2006. Eriksson memiliki catatan 40 kemenangan, 17 imbang, dan 15 kekalahan saat menangani The Three Lions.
Selama menangani Inggris, ia membawa timnya tampil di Piala Dunia 2002, Euro 2004, dan Piala Dunia 2006.
Erikson membawa Inggris melaju hingga babak perempat final di tiga turnamen besar itu.
Selama menangani Inggris, Eriksson dicintai oleh para pemain, terutama yang selalu ia andalkan di lapangan, pelatih asal Swedia itu juga tenang menghadapi tekanan di dalam dan luar media, termasuk di hadapan media.
Namun, kesetiaannya kepada pemain-pemain pilihan dalam skuad, membuatnya terhambat untuk memberikan kesempatan kepada pemain baru, gaya permainannya juga dikritik karena tak bisa memaksimalkan generasi emas Inggris.
2. Fabio Capello (2007-2012)
Fabio Capello menangani Timnas Inggris pada periode 2007 hingga 2012, setelah sebelumnya menangani Real Madrid selama semusim dan mempersembahkan trofi La Liga.
Selama menangani Inggris, Fabio Capello memimpin dalam 42 pertandingan, dengan catatan 28 kemenangan, 8 imbang, dan 6 kekalahan.
Fabio Capello membawa CV mentereng ketika datang menangani Inggris, dengan berbagai kesuksesan selama melatih AC Milan, Real Madrid, AS Roma, hingga Juventus.
Namun, saat menangani Inggris, ia hanya membawa The Three Lions melaju hingga babak 16 besar Piala Dunia 2010.
Terkendala masalah bahasa, Capello pernah mengatakan bahwa dirinya hanya butuh 100 kata untuk berkomunikasi dengan pemain.
Selama menangani Inggris, ia dinilai memperlakukan timnya dengan ketat seperti anak sekolah, perubahan ini tidak diterima dengan baik oleh para pemain.
Kondisi markas Inggris di Piala Dunia 2010 bahkan disebut sebagai sebuah penjara yang mewah.