SKOR.id – Pada pukul 10 pagi tanggal 11 Juli 2021, segerombolan penggemar sepak bola sudah berkumpul di luar Stadion Wembley London.
Mereka hadir untuk menyaksikan pertandingan final Euro 2020 antara Inggris kontra Italia yang akan dimulai malam itu.
Apa yang terjadi selama 10 jam lebih berikutnya akan membuat hari itu berkesan buruk, dan bukan hanya kekalahan Inggris dalam adu penalti yang memilukan.
Dalam film dokumenter The Final: Attack on Wembley, yang kini ditayangkan secara streaming di Netflix, sutradara Rob Miller dan Kwabena Oppong berhasil menggambarkan detail kondisi saat itu.
Film ini mengisahkan bagaimana hiruk pikuk suporter, terutama Inggris, terhadap final ajang sepak bola besar pertama Inggris sejak Piala Dunia 1966.
Ditambah lagi dengan rasa frustrasi akibat lockdown yang diterapkan selama masa pandemi Covid-19.
Hal tersebut mengakibatkan ribuan pendukung yang tidak memiliki tiket menyerbu Stadion Wembley dalam upaya untuk mendapatkan akses ke pertandingan.
Seiring berjalannya waktu, perayaan berubah menjadi kekacauan yang berubah menjadi kekerasan.
Para siporter yang berada di bawah pengaruh obat-obatan dan alkohol jadi semakin tidak terkendali dan tidak menentu.
“Tingkat perilaku kriminal dan anti-sosial yang mengejutkan dan belum pernah terjadi sebelumnya terlihat jelas sejak awal,” kata sebuah laporan tentang insiden tersebut yang diterbitkan pada akhir tahun itu.
“Sehingga membuat semua lembaga lengah dan menyebabkan polisi datang terlambat,” laporan itu menambahkan.
Apa yang Terjadi di Wembley?
Film dokumenter ini menampilkan kesaksian langsung dari berbagai orang yang berada di Wembley pada hari itu.
Termasuk seorang suporter yang berhasil memaksa masuk ke dalam stadion, staf keamanan, dan penonton tak berdosa yang terjebak dalam keributan tersebut.
Seorang suporter Italia yang membawa putrinya yang masih kecil ke pertandingan tersebut menceritakan bagaimana mereka dicaci-maki, dilempari botol dan kaleng.
Ia mengaku takut akan kekerasan fisik saat mencoba melewati kerumunan penonton yang berkumpul di halaman Stadion Wembley.
Mereka yang mencoba menyelinap ke dalam stadion membuntuti pemegang tiket melewati penghalang, melewati pintu putar, serta menerobos penjaga keamanan dan polisi.
Secara keseluruhan, sekitar 2.000 orang memaksa masuk ke Wembley, sebanyak 400 di antaranya diusir oleh staf.
Sementara 19 petugas polisi terluka, dan 86 orang ditangkap di seluruh Kota London karena gangguan terkait pertandingan tersebut.
Meskipun tidak ada yang terluka parah, laporan pada Desember 2021 menyatakan bahwa pada hari itu "ada serangkaian 'nyaris celaka' yang dapat menyebabkan cedera parah atau bahkan kematian."
Film dokumenter ini menekankan peran lockdown akibat Covid-19 terhadap jiwa penggemar muda.
“Saya tidak malu dengan apa yang telah saya lakukan,” kata salah satu suporter Inggris yang berhasil masuk ke dalam stadion.
“Pada 2020, kita semua dikurung di rumah, tidak bisa pergi ke mana pun, hanya bisa keluar untuk sedikit berolahraga.”
“Dan sepanjang kita melakukan hal itu, para pemimpin negara kita ada di sini, berpesta.”
“Bagaimana saya bisa merasa telah melakukan kesalahan? Menyaksikan Inggris memenangkan trofi pertama mereka sejak 1966, saya tidak melewatkan hal itu untuk siapa pun," ucap suporter itu.
Film ini juga menyelidiki dampak kekalahan Inggris, mengungkap pelecehan rasis yang ditujukan kepada tiga pemain kulit berwarna Inggris: Marcus Rashford, Jadon Sancho, dan Bukayo Saka, yang gagal melakukan tembakan penalti.
“Saya bisa menerima kritik atas penampilan saya sepanjang hari,” kata Rashford dalam pernyataan yang dibagikan di media sosial sehari setelah pertandingan.
“Tetapi saya tidak akan pernah meminta maaf atas siapa saya dan dari mana saya berasal,” pemain Manchester United itu menambahkan.
Film The Final: Attack on Wembley ini diakhiri preview turnamen Euro 2024 mendatang, di mana Inggris kembali jadi salah satu favorit juara. Final tahun ini akan berlangsung di Berlin, Jerman.