SKOR.id – Beberapa orang yang terlibat dalam film dokumenter The Figo Affair: The Transfer that Changed Football (yang kini tersedia di layanan streaming Netflix) mungkin bermain-main dengan fakta.
Mereka memiliki interpretasi masing-masing tentang apa yang terjadi pada tahun 2000 lalu.
Ketika itu, gelandang Luis Figo mengejutkan dunia sepak bola dengan meninggalkan FC Barcelona untuk pindah ke rival beratnya, Real Madrid.
Perselingkuhan Figo bertujuan untuk mendekatkan diri pada kebenaran. Tindakan ini mengejutkan karena berbagai alasan:
Pertama, pemain asal Portugal ini mencetak rekor dunia dengan biaya transfer 62 juta euro pada saat itu.
Kedua, segala macam urusan di belakang layar membuat rencana ini berjalan mulus.
Ketiga, Barcelona dan fanbase-nya merasa dikhianati. Mereka berpendapat Figo menyesatkan mereka dan menipu mereka.
Dalam film dokumenter ini, semua orang mencoba menampilkan diri mereka sebaik mungkin.
Berbagai tudingan dan tuduhan dilontarkan. Namun pada akhirnya, Figo dan Real Madrid menjadi pemenangnya.
Luis Figo dinobatkan sebagai penerima trofi Ballon d’Or pada tahun 2000 dan memimpin klub barunya itu meraih gelar Liga Champions pada 2002 dan dua gelar La Liga.
Jika Figo dan Real Madrid harus menghancurkan hati Barcelona, sebut saja itu sebagai dampak tambahan.
Anda dapat berargumen bahwa Figo adalah pengkhianat olahraga paling terkenal di antara semuanya.
Figo sebelumnya merupakan bintang cemerlang yang dicintai warga Barcelona.
Dia membantu klub dari Katalunia itu memenangkan Piala Winners UEFA 1996-1997 dan membimbing tim meraih sepasang gelar La Liga.
Figo-mania ada di mana-mana saat para penggemar Barcelona meneriakkan “Jangan Berhenti, Figo, Figo!”
Namun urusan olahraga sering kali menghalangi emosi olahraga. Dan olahraga adalah bisnis besar.
Tidak peduli seberapa keras tepuk tangan yang diberikan, keputusan yang diambil dapat dengan cepat mengubah sorakan menjadi ejekan.
Film yang Menghibur
Film dokumenter perselingkuhan Figo ini membawa kita untuk terlibat ke dalam rencana berani Madrid merayu putra kesayangan Barcelona itu.
Film yang disutradarai oleh David Tryhorn dan Ben Nicholas ini sangat menghibur karena bernuansa seperti film perampokan.
Dalam narasi di film ini, Figo lebih merupakan karakter penting daripada orang jahat.
Penjahat super yang sebenarnya adalah Florentino Perez, yang membantu mengatur plot yang rumit.
Perez yang saat ini menjabat sebagai Presiden Real Madrid, ketika itu masih berstatus kandidat yang berjanji untuk memikat bintang-bintang besar ke Santiago Bernabeu.
Ada beberapa liku-liku dengan banyak uang yang dipertaruhkan. Namun tujuan akhir menghalalkan cara ketika Perez mengambil alih kekuasaan dan mendapatkan orang yang diinginkannya.
Misteri terbesar yang masih ada: apa yang diketahui Figo dan kapan dia mengetahuinya?
Ada dugaan adanya kesepakatan rahasia sebelum kemenangan Perez. Figo membantahnya, dan yang jelas ia merasa kurang dihargai oleh Barcelona.
Dalam The Figo Affair, Presiden Barcelona saat itu, Joan Gaspart, menceritakan kembali kisah yang kini terkenal tentang bagaimana pada malam pengumuman mengejutkan, Figo meneleponnya di tengah malam untuk meminta lebih banyak uang segera.
Menurut Gaspart, Figo yang sedang berlibur berkata, “Saya punya dua tiket. Yang satu dari Lisbon ke Madrid dan yang lainnya dari Lisbon ke Barcelona. Apakah saya akan menggunakan tiket Barcelona tergantung pada Anda.”
Gaspart mengaku Figo belum bisa mengabulkan permintaan tersebut, apalagi di jam selarut itu.
Keesokan harinya Figo berangkat ke Madrid. Dalam film dokumenter tersebut, Figo membantah mengeluarkan ultimatum dan menyebutnya sebagai “kebohongan”.
Patut dicatat, dalam konferensi pers Real Madrid, Figo terlihat tidak emosional dan menjaga jarak.
Dia tampak memaksakan senyum ketika para fotografer memotret peristiwa yang seharusnya menjadi peristiwa yang menggembirakan itu.
Figo kini mengakui bahwa dia tidak berada dalam “kerangka berpikir untuk mengekspresikan kebahagiaan saya”.
Reaksi dari fans Barcelona sangat bertentangan. “Pengkhianat” dan “Yudas” adalah beberapa kata yang lebih baik untuk sebutannya.
Kemarahan memuncak ketika Figo kembali ke Barcelona untuk pertama kalinya sebagai anggota tim Real Madrid.
Lingkungan jadi sangat tidak bersahabat ketika para penggemar meneriakkan kata-kata buruk tentang istri dan ibunya. Figo dilempari benda, termasuk kepala babi, dan Real Madrid kalah 0-2.
Figo kalah dalam pertempuran tetapi memenangkan perang. Dia menikmati karier yang sukses bersama Real Madrid dan transfernya membuka cara baru dalam berbisnis.
Perez kemudian mendatangkan nama-nama besar lainnya seperti David Beckham dan Ronaldo. Tambahan pemain-pemain mahal ini membuat Madrid diberi julukan: “Galacticos”-nya Perez.
The Figo Affair adalah gambaran menarik tentang bagaimana urusan olahraga sering kali diselesaikan. Terkadang rumit, rahasia, dan kejam.
The Figo Affair merupakan film produksi berbahasa Spanyol dengan teks bahasa Inggris.