- Eks Presiden Komite Olimpiade Rio 2016, Carlos Arthur Nuzman dijatuhi hukuman 30 tahun penjara setelah terbukti melakukan pembelian suara anggota Komite Olimpiade Internasional (IOC).
- Kasus suap ini dilakukan Nuzman agar Rio de Janeiro terpilih sebagai tuan rumah Olimpiade 2016.
- Dalam melakukan aksinya, Nuzman dibantu Mantan Direktur Operasi Rio 2016, Leonardo Gryner.
SKOR.id - Eks Presiden Komite Olimpiade Rio 2016, Carlos Arthur Nuzman divonis hukuman 30 tahun 11 bulan penjara setelah terbukti bersalah dalam kasus pembelian suara anggota Komite Olimpiade Internasional (IOC).
Pembelian suara tersebut dilakukan Nuzman demi menyukseskan Rio de Janeiro terpilih sebagai tuan rumah Olimpiade 2016.
Pembacaan vonis dilakukan oleh Hakim Marcelo Bretas dari Pengadilan Kriminal ke-7 Rio de Janeiro, Kamis (25/11/2021) waktu setempat.
Mantan anggota kehormatan IOC itu dinyatakan bersalah atas tindakan pencucian uang, penghindaran pajak, korupsi dan organisasi kriminal.
Pengacara Nuzman mengajukan banding atas vonis tersebut. Oleh karena itu, Nuzman belum bisa menjalani masa hukumannya sebelum banding tersebut dibacakan saat persidangan selanjutnya.
Pria 79 tahun itu pertama kali ditangkap pada Oktober 2017. Ia tak beraksi sendirian, dibantu oleh Mantan Direktur Operasi Rio 2016 Leonardo Gryner, Nuzman berhasil melakukan suap beli suara dengan nominal mencapai USD 2 juta atau sekitar Rp 28,8 miliar.
Akibat kecurangan ini, Rio berhasil menyingkirkan kota-kota besar lainnya seperti Chicago, Tokyo, dan Madrid untuk menjadi tuan rumah multievent olahraga empat tahunan itu pada tahun 2009.
Gryner dijatuhi hukuman 13 tahun 10 bulan penjara karena korupsi dan organisasi kriminal.
Mantan Gubernur Rio de Janeiro, Sergio Cabral dan pengusaha Arthur César de Menezes Soares Filho juga dihukum karena bekerja sama menyuap pejabat IOC.
Cabral, yang telah dipenjara sejak 2016 karena serangkaian skandal korupsi, kembali mendapatkan tambahan hukuman 10 tahun 8 bulan karena telah melakukan persekongkolan suap kepada hakim setelah mencapai kesepakatan untuk mengungkapkan informasi sensitif pada kasus lain.
Dalam persidangan, Cabral juga mengaku bahwa dirinya bersama Nuzman, Soares, dan Gryner berkoordinasi "untuk membeli suara" mantan presiden Asosiasi Federasi Atletik Internasional, Lamine Diack, dan putranya, Papa Diack.
International Youth Championship 2021: Pemain Muda Barcelona Jadi Rebutan 3 Negara
https://t.co/GWVijiWNm2— SKOR.id (@skorindonesia) November 26, 2021
Baca Berita Lainnya :
Cina Siapkan Rekayasa Lalu Lintas hingga Cuaca demi Olimpiade dan Paralimpiade Musim Dingin 2022
Bersih-bersih Internal Federasi, Presiden FINA Bereskan Kasus Doping Masa Lalu