SKOR.id – Bollywood — nama tidak resmi untuk industri film India populer berbahasa Hindi yang berbasis di Mumbai — dan olahraga memiliki sejarah panjang bersama.
Bintang dan tim olahraga selalu menjadi inspirasi bagi para pembuat film karena pencapaian luar biasa mereka baik di dalam maupun di luar lapangan.
Sebut saja dari Lagaan (2001), Chak De! India (2007) hingga film biografi seperti Bhaag Milkha Bhaag (2013) karya Farhan Akhtar, MS Dhoni: The Untold Story (2016), Mary Kom (2014), hingga Dangal (2016).
Kisah para atlet India yang mengatasi kesulitan ini tidak hanya berhasil mengambil dan memenangkan hati penonton tetapi juga menghasilkan banyak uang di box office.
Taapsee Pannu melakukan debut di Bollywood dengan film bergenre action/thriller Baby pada tahun 2015 dan diikuti dengan penampilan spektakuler di Pink (2016).
Aktris cantik India ini kemudian membintangi film-film populer yang mencuatkan namanya seperti The Ghazi Attack (2017), Judwaa 2 (2017), Mulk (2018), dan masih banyak lagi.
Kecintaan Taapsee Pannu pada film sudah bukan rahasia lagi. Namun, jika ada yang bertanya kepadanya, ia ingin menjadi apa jika dia bukan seorang aktris, Pannu selalu menjawab ingin menjadi olahragawan.
Bintang film Pink (2016) itu mengaku tidak pernah melewatkan kesempatan untuk mengasosiasikan dirinya dengan upaya yang berhubungan dengan olahraga.
“Sejujurnya, saya sudah berhenti menghitung jumlah film olahraga yang datang kepada saya! Mungkin karena orang-orang sekarang sudah menyadari kecintaan saya terhadap olahraga,” ucapnya dalam sebuah wawancara.
“Selain itu, fakta bahwa saya sangat ingin belajar olahraga, membuat saya yakin bahwa saya akan mengerahkan 100 persen kemampuan untuk belajar.
“Selama ini saya lebih condong pada temanya. Namun, pilihan film saya lebih berdasarkan pada apa ceritanya. Saya mungkin mengagumi begitu banyak bintang olahraga, namun tidak semua orang memiliki cerita yang layak dijadikan film. Ini adalah perjalanan yang mungkin patut dikagumi.”
Pada sebuah kesempatan, aktris berusia 36 tahun itu pun mendefinisikan ulang apa yang ia lakukan sebagai aktris ketika harus menulis peran atletik:
Soorma (2018)
Aktor Diljit Dosanjh menjadi pemeran utama sebagai Sandeep Singh, dalam film yang menggambarkan perjalanan kehidupan nyata legenda hoki India tersebut.
Film biografi yang disutradarai Shaad Ali ini tetap menggambarkan kehidupan Singh, mulai dari ia harus duduk di kursi roda selama dua tahun setelah terkena tembakan yang tidak disengaja pada Agustus 2006 hingga memimpin tim India meraih kemenangan di Piala Sultan Azalan Shah 2009.
Film ini juga mengeksplorasi cinta pertama Singh yang bertepuk sebelah tangan. Terlepas dari kenyataan bahwa aktor lain dalam film tersebut memainkan karakter kehidupan nyata, peran Taapsee Pannu sebagai Harpreet Kaur, pacar pertama Singh, tampaknya telah diubah namanya atas permintaan sang atlet.
Faktanya, Pannu tetap berlatih selama beberapa minggu sebelum syuting untuk memainkan peran pemain hoki. Singh sendiri yang melatih para pemeran film untuk menyempurnakan gerakan mereka dan membuat mereka tampak seperti atlet terlatih di layar.
Saand Ki Aankh (2019)
Saand Ki Aankh didasarkan pada kehidupan penembak jitu tertua di dunia Chandro Tomar dan saudara iparnya Prakashi Tomar, yang mengejutkan dunia karena kemampuannya menembak tepat sasaran pada usia 60-an.
Total, Chandro dan Prakashi Tomar berhasil memenangi 352 medali sebagai petembak profesional. Jika Chandro memiliki julukan Shooter Dadi (Nenek Penembak), maka Prakashi populer dipanggil Revolver Dadi.
Chandro sudah wafat 30 April 2021 (dalam usia 89) di Meerut, Uttar Pradesh, India. Adapun kemampuan Prakashi menurun kepada putrinya, Seema, yang akhirnya mampu memenangi berbagai kejuaraan menembak internasional.
Di desa Johri, sebelah barat di negara bagian Uttar Pradesh, daerah asal Chandro dan Prakashi, menembak bukanlah olahraga melainkan skill untuk bertahan hidup. Senjata api sudah lumrah di sana dan tidak sedikit perselisihan diselesaikan lewat baku tembak.
Dalam film Saand Ki Aankh, Taapsee Pannu yang memerankan karakter Prakashi mengungkapkan dirinya harus tinggal bersama penembak jitu tertua di dunia untuk mempersiapkan perannya. Hal itu meninggalkan kesan yang tak ternilai dalam dirinya.
“Itu adalah pengalaman terbaik yang pernah saya alami. Tinggal di Johri dan menghabiskan waktu bersama kedua wanita yang memiliki kekuatan dan kasih sayang ini. Sungguh menginspirasi,” kata Pannu.
“Ada begitu banyak cerita yang dapat didengar dari mereka dan banyak hal yang dapat dipelajari.”
Rashmi Rocket (2021)
Taapsee Pannu sebagai Rashmi Chibber alias Rashmi Rocket, seorang atlet atletik India. Rashmi adalah kompetitor pada Kejuaraan Atletik Nasional Terbuka India, Asian Games 2014 dan kualifikasi South Asian Games 2016.
Rashmi Rocket sendiri berkisah tentang seorang gadis desa Bhuj di Kutch, Gujarat yang ingin membela India. Pelari ini telah menjadi inspirasi di negaranya hingga keadaan berubah dramatis ketika ia mengetahui tentang eksploitasi atlet perempuan atas nama tes gender.
Jika tipe tubuhnya tidak sesuai dengan potongan standar wanita, dia dilarang mengikuti olahraga tersebut dan dinyatakan “bukan wanita”.
Prestasi, medali, dan ketenarannya hilang dalam sekejap ketika dia dituduh berbohong tentang gendernya dan berkompetisi di nomor-nomor untuk wanita.
Dari situ dimulailah perjuangan Rashmi melawan asosiasi atletik untuk mendapatkan kembali rasa hormatnya, mempertahankan identitasnya, dan kembali ke kehidupan kompetisi.
“Ya, saya kehilangan frame dan volume keduanya. Namun hal baiknya adalah saya terus berolahraga di rumah. Saya harus menjaga stamina saya tetap hidup atau saya harus memulai dari awal,” ujar Taapsee tentang persiapannya untuk film tersebut.
“Saya tidak ingin kehilangan stamina yang telah saya bangun karena persiapan ekstensif yang telah saya lakukan.
“Jadi, saya melakukan latihan dua kali sehari. Kadang-kadang saya berlari di gedung saya untuk jarak 2 km. Setiap hari, saya memanjat 45 lantai di gedung saya,” ucap aktris yang juga menjalankan perusahaan manajemen acara bernama The Wedding Factory dan salah satu pemilik klub bulu tangkis Pune 7 Aces.
Shabaash Mithu (2022)
Shabaash Mithu mengisahkan kehidupan pemain kriket India Mithali Raj dan bagaimana dia terlibat dengan kriket. Semuanya bermula ketika teman masa kecilnya, Noorie, yang “menyuntikkan” (secara kiasan) kriket ke pembuluh darahnya.
Mithali, bintang penari Bharatanatyam di kelasnya, awalnya memegang tongkat pemukul bersama temannya dan kemudian bertransformasi menjadi kapten termuda Tim Kriket Wanita India.
Namun, di negara yang mengidolakan “Pria Berbaju Biru”, sebutan untuk tim kriket putra India, Mithali dan timnya harus melintasi pagar tanaman untuk menjadi “Wanita Berbaju Biru”.
Pemain kriket Kavita Patil, Devieka Palshikaar, dan Nooshin Khadeer, serta ahli terapi fisik Akanksha Satyavanshi, membantu Taapsee dalam persiapannya memerankan Mithali untuk Shabaash Mithu.
Tidak sampai di situ, Taapsee juga berlatih langsung dengan Mithila Raj selama beberapa hari sebelum mulai syuting. Dia juga membagikan video intens tentang rutinitas latihannya tersebut.
Kecintaan Taapsee Pannu terhadap olahraga melampaui dunia layar lebar. Dia memiliki tim bulu tangkis, dan pacarnya yang sudah lama dirumorkan, Mathias Boe, adalah mantan bintang bulu tangkis Denmark yang bertemu Taapsee pada tahun 2013 ketika Sporty Solutonz meluncurkan Liga Bulu Tangkis India.
Dengan makin banyaknya film terkait olahraga yang dibuat di India, tampaknya Taapsee Pannu bakal mendapatkan banyak pekerjaan karena kemampuannya yang sangat baik dalam memerankan tokoh olahraga.