Starter XI Indonesia 0-10 Bahrain, di Mana Mereka Sekarang?

Thoriq Az Zuhri

Editor: Thoriq Az Zuhri

Timnas Indonesia pernah kalah 0-10 dari Bahrain pada tahun 2012. (Dede Sopatal Mauladi/Skor.id)
Timnas Indonesia pernah kalah 0-10 dari Bahrain pada tahun 2012. (Dede Sopatal Mauladi/Skor.id)

SKOR.id - Para pemain starter XI Timnas Indonesia saat kalah 0-10 dari Bahrain, di mana mereka sekarang?

Timnas Indonesia punya pengalaman buruk kala bertandang ke Bahrain. Di sini, Indonesia mengalami kekalahan terburuk mereka sepanjang sejarah.

Di laga Kualifikasi Piala Dunia 2014, Indonesia kalah 0-10 (benar, nol-sepuluh) dari tuan rumah Bahrain, 29 Februari 2012.

Memang, Timnas Indonesia saat itu pincang, jika tak ingin dikatakan tak punya dua kaki, karena dualisme yang terjadi di sepak bola Indonesia.

Pelatih Aji Santoso hanya bisa memanggil pemain-pemain dari IPL, sedangkan sebagian besar pemain terbaik Indonesia saat itu bermain di ISL.

Kini, Indonesia akan kembali bertemu Bahrain di Kualifikasi Piala Dunia 2024.

Satu pertanyaan menggelitik muncul. Di mana pada pemain yang dulu jadi starter di Timnas Indonesia kini berada? Simak selengkapnya di artikel Skor Special berikut ini.

(Skor Special adalah artikel yang akan memberikan perspektif berbeda setelah Skorer membacanya dan artikel ini bisa ditemukan dengan mencari #Skor Special atau masuk ke navigasi Skor Special pada homepage Skor.id.).

Starter XI Timnas Indonesia saat kalah 0-10 dari Bahrain pada tahun 2012. (Dede Sopatal Mauladi/Skor.id)
Starter XI Timnas Indonesia saat kalah 0-10 dari Bahrain pada tahun 2012. (Dede Sopatal Mauladi/Skor.id)

KIPER

Syamsidar
Dulu: Semen Padang
Setelah Itu:
Ia sempat membela Mitra Kukar, kembali ke PSM Makassar, Barito Putera, hingga PSS Sleman. Ia terakhir kali bermain bersama PS Badung pada akhir 2017 sebelum pensiun.

Ia kini pulang ke kampung halamannya di Masamba, Luwu, Sulawesi Selatan, meski juga punya rumah di daerah Borong Raya, Makassar.

Pada tahun 2020, ia terjun ke dunia politik dengan jadi tim pemenangan salah satu paslon di Pilkada Luwu Utara 2020.

Pada laga kontra Bahrain, ia bertindak sebagai kapten tim, tetapi mendapat kartu merah langsung pada menit ketiga. Total ia bermain empat kali untuk Timnas Indonesia.

BEK

Hengky Ardiles
Dulu: Semen Padang
Setelah Itu:
Ia pensiun sebagai pemain di Semen Padang pada 2019, mencatat 308 laga bersama Kabau Sirah.

Setelah itu, ia mengabdi di Semen Padang sebagai asisten pelatih Semen Padang U-20, sebelum jadi pelatih tim akademi.

Hengky Ardiles kemudian sempat melatih PS Muaro Jambi sebelum kembali ke Semen Padang.

Hengky memiliki lisensi A PSSI dan kemudian menjadi asisten pelatih tim utama Semen Padang di Liga 2 2023-2024.

Pria yang punya 5 caps bersama Timnas Indonesia ini sempat jadi pelatih sementara Semen Padang di Liga 1 musim ini sebelum diganti oleh Eduardo Almeida.

Abdul Rahman
Dulu: Semen Padang
Setelah Itu:
Abdul Rahman sempat pindah ke Sriwijaya FC, Persib Bandung, Karketu Dili di Timor Leste, Bali United, PSM Makassar, dan Mangiwang FC.

Kini berusia 36 tahun, ia masih aktif bermain di Persikabo 1973 di Liga 2

Gunawan Dwi Cahyo
Dulu: Arema IPL
Setelah Itu:
Pria kelahiran Jepara ini sempat membela Persijap, Mitra Kukar, Persija, Bali United, Persik, hingga Kalteng Putra.

Kini berusia 35 tahun, Gunawan Dwi Cahyo masih bermain untuk Bekasi City di Liga 2.

Diego Michiels
Dulu: Jakarta FC
Setelah Itu:
Diego Michiels kemudian hijrah ke Arema, Sriwijaya FC, Mitra Kukar, dan kini menemukan rumahnya di Borneo FC dengan ia bertindak sebagai kapten tim di Liga 1 musim ini.

GELANDANG

Rendi Irwan
Dulu: Persebaya 1927
Setelah Itu:
Rendi Irwan sempat bermain untuk Persik dan Persija sebelum kembali memperkuat Persebaya.

Sepupu Uston Nawawi ini menjalani debut dan memainkan satu-satunya laga di Timnas Indonesia saat laga lawan Bahrain.

Kini berusia 37 tahun, ia adalah kapten tim Deltras Sidoarjo di Liga 2.

Muhammad Taufiq
Dulu: Persebaya 1927
Setelah Itu:
Ia sempat lama membela Persib Bandung sebelum hijrah ke Bali United dan  Persik Kediri.

Musim lalu ia masih bertindak sebagai kapten Persik sebelum dilepas awal musim ini.

Taufiq kini tak memiliki klub dan fokus ke Taufiq Footbal Academy yang ia dirikan.

Irfan Bachdim
Dulu: Persema Malang
Setelah Itu:
Irfan Bachdim melanglang Asia setelah dari Persema, membela Chonburi dan Nakhon Ratchasima di Liga Thailand, sebelum membela Ventforet Kofu dan Hokkaido Consadole Sapporo di Liga Jepang.

Kembali ke Indonesia, Irfan sempat membela Bali United, PSS Sleman, hingga Persis Solo dan Persik Kediri sebelum kini tak memiliki klub.

Ia belum memutuskan apa yang akan ia lakukan selanjutnya, dengan kini ia fokus membuat konten untuk media sosial pribadinya.

Slamet Nurcahyo
Dulu: Persiba Bantul
Setelah Itu:
Slamet Nurcahyo adalah pemain yang dikorbankan kala Syamsidar terkena kartu merah, ia ditarik keluar untuk diganti kiper Andi Muhammad Guntur.

Setelah Persiba Bantul, ia pindah ke Persepam MU, Surabaya United, Bhayangkara, lalu menemukan rumah di Madura United yang ia bela pada 2016 sampai musim lalu, menjadi legenda klub

Kini, Slamet tak memiliki klub dan fokus menjadi pelatih anak-anak muda dengan ia memiliki Lisensi B PSSI.

Aditya Putra Dewa
Dulu: PSM Makassar
Setelah Itu:
Ia bermain di banyak klub Indonesia seperti Persepam, Pusamania Borneo, Bintang Jaya, 757 Kepri Jaya, Martapura, PSS, Bogor FC, PSIM, Tira-Persikabo, hingga Barito Putera.

Sejak 2023 lalu, Aditya bermain untuk Malut United yang kini promosi ke Liga 1, ia berusia 34 tahun.

PENYERANG

Ferdinand Sinaga
Dulu: Semen Padang
Setelah Itu:
Ada banyak klub besar Indonesia yang ia bela seperti Persisam, Persib, Sriwijaya, PSM, PSMS, Persebaya, Persis, hingga Persiraja.

Ia juga sempat bermain di Kelantan FC Malaysia, dengan kini berusia 36 tahun dan jadi penyerang di Persekat Tegal di Liga 2.

Ferdinand Sinaga juga punya akademi sepak bola.

PELATIH

Aji Santoso
Dulu: Timnas Indonesia
Setelah Itu:
Aji Santoso melatih Arema, Persela, PSIM, Persebaya, hingga Persikabo musim lalu.

Musim ini, ia didapuk menjadi pelatih PSPS Pekanbaru di Liga 2.

Source: TransfermarktTwitter

RELATED STORIES

Bagaimana Revolusi Sepak Bola Jepang Terjadi: Anime hingga Filosofi

Bagaimana Revolusi Sepak Bola Jepang Terjadi: Anime hingga Filosofi

Mulai dari Anime hingga filosofi permainan menjadi jalan bagaimana revolusi sepak bola di Jepang terjadi.

Mengapa Tim Sepak Bola Terdiri dari 11 Pemain

Mengapa Tim Sepak Bola Terdiri dari 11 Pemain

Tim sepak bola pertama pada abad ke-16 memiliki 15 penyerang di lapangan.

Timnas Indonesia Memang Tak Cocok Lawan Negara Timur Tengah

Negara-negara Timur Tengah kerap menjadi batu sandungan yang sulit dilewati oleh Timnas Indonesia. Bagaimana catatan sejarahnya?

Skor co creators network
RIGHT_ARROW
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
RIGHT_ARROW

THE LATEST

Laga Arsenal vs Dinamo Zagreb di Liga Champions 2024-2025. (Hendy Andika/Skor.id).

World

Prediksi dan Link Live Streaming Arsenal vs Dinamo Zagreb di Liga Champions 2024-2025

Prediksi pertandingan dan link live streaming Arsenal vs Dinamo Zagreb di Liga Champions 2024-2025.

Pradipta Indra Kumara | 22 Jan, 02:45

Laga AC Milan vs Girona di Liga Champions 2024-2025. (Hendy Andika/Skor.id).

World

Prediksi dan Link Live Streaming AC Milan vs Girona di Liga Champions 2024-2025

Prediksi pertandingan dan link live streaming AC Milan vs Girona pada matchday 7 Liga Champions 2024-2025.

Pradipta Indra Kumara | 22 Jan, 01:49

Liga Champions 2024-2025 menggunakan format baru. (Hendy Andika/Skor.id)

World

Hasil Matchday 7 Liga Champions, Barcelona Kesulitan Kalahkan Benfica, Liverpool Masih Sempurna

Hasil matcday 7 Liga Champions yang digelar Rabu (22/1/2025) dini hari WIB, Barcelona tekuk Benfica, Liverpool jaga kesempurnaan.

Pradipta Indra Kumara | 22 Jan, 00:35

Liga Nusantara 2024-2025 atau Liga 3 2024-2025. (Rahmat Ari Hidayat/Skor.id)

National

Rekap Hasil Liga Nusantara 2024-2025: Persekabpas Lolos 6 Besar, Waanal Brothers Mengintai

Tiga pertandingan pekan ke-13 Grup B Liga Nusantara 2024-2025 telah rampung pada Selasa (21/1/2025).

Teguh Kurniawan | 21 Jan, 19:54

Karakter animasi Aryna Sabalenka memiliki kemiripan dengan pakaian Nike-nya, tetapi tidak dengan rambutnya. (M. Yusuf/Skor.id)

Culture

Rambut Jadi Pirang, Aryna Sabalenka ‘Protes’ Animasinya di Australian Open

Rambut Aryna Sabalenka yang berwarna coklat menjadi pirang di versi animasi AO Animated Tennis Australia.

Tri Cahyo Nugroho | 21 Jan, 16:59

Sepatu khas petenis wanita AS, Coco Gauff, New Balance Coco CG2, terinspirasi sepatu bola basket, olahraga kegemaran ayahnya. (M. Yusuf/Skor.id)

Culture

Hobi Ayah Menginspirasi Sepatu Khas Kedua Coco Gauff

Terinspirasi dari olahraga pilihan ayah Gauff, yaitu bola basket, sneaker khusus Gauff tetap menjadi yang pertama di pasar tenis.

Tri Cahyo Nugroho | 21 Jan, 16:53

Ducati Desmosedici GP25 milik Tim Ducati Lenovo ini akan digeber Marc Marquez di MotoGP 2025. (Jovi Arnanda/Skor.id)

MotoGP

Lebih Bertenaga, Lebih Ringan, Ini Rahasia Ducati Desmosedici GP25

Skor.id coba paparkan detail dan data teknis Ducati Desmosedici GP25, prototipe baru Francesco Bagnaia dan Marc Marquez untuk Kejuaraan Dunia MotoGP 2025.

Tri Cahyo Nugroho | 21 Jan, 16:34

alfredo vera - madura

Liga 1

Alfredo Vera Resmi Jadi Pelatih Ketiga Madura United di Liga 1 2024-2025

Madura United memperkenalkan pelatih baru untuk mengarungi sisa musim Liga 1 2024-2025, sosoknya familier.

Teguh Kurniawan | 21 Jan, 15:11

Timnas putri Indonesia.

Timnas Indonesia

Timnas Putri Indonesia Ikut Kompetisi Universitas di Jepang pada Februari 2025

Timnas putri Indonesia juga akan menjalani agenda FIFA Matchday di Arab Saudi sebelum ke Jepang, Februari 2025.

Taufani Rahmanda | 21 Jan, 14:46

Petenis Australia, Destanee Aiava (tengah), mengikuti pakaian yang digunakan para petenis legendaris macam Caroline Wozniacki (kiri) dan Maria Sharapova (kanan) selama ajang Australia Open 2025 (Jovi Arnanda/Skor.id).

Fashion

Destanee Aiava Menggemari Gaya Fashion Vintage

Melawan Greet Minnen, Aiava pakai gaun produk kolaborasi Adidas x Stella McCartney.

Kunta Bayu Waskita | 21 Jan, 14:42

Load More Articles