SKOR.id – Tentara Nasional Indonesia (TNI) merayakan ulang tahunnya yang ke-78 pada hari ini, Kamis (5/10/2023). Sejarah mencatat, peran TNI yang sangat besar dan krusial dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Tidak heran bila banyak sineas Indonesia kemudian membuat film bernuansa TNI, baik ang berlatar belakang sejarah maupun untuk pembelajaran dan meningkatkan patriotisme untuk generasi muda.
Berikut tujuh film bertema militer Indonesia yang sangat pantas ditonton lagi pada HUT TNI ke-78 ini.
1. Merah Putih (2009)
Film ini menjadi bagian pertama dari Trilogi Merdeka yang terbilang populer yang mengangkat tema tentang TNI. Merah Putih kian menarik karena dibintangi sederet aktor ternama, yakni Lukman Sardi, Donny Alamsyah, Teuku Rifnu Wikana, dan Darius Sinathrya.
Film ini berlatar belakang perjuangan rakyat dan TNI dalam mempertahankan kemerdekaan pada tahun 1947. Saat itu, tentara Indonesia harus berjuang melawan Belanda.
Dikisahkan Amir (Lukman Sardi), Tomas (Donny Alamsyah), Dayan (Teuku Rifnu), Soerono (Zumi Zola), dan Marius (Darius Sinathrya) adalah lima kadet yang mengikuti latihan militer di sebuah Barak Bantir di Semarang, Jawa Tengah. Masing-masing mempunyai latar belakang, suku, dan agama yang berbeda.
Suatu ketika, kamp tempat mereka berlatih diserang tentara Belanda. Seluruh kadet kecuali Amir, Tomas, Dayan dan Marius terbunuh. Mereka yang berhasil lolos, bergabung dalam pasukan gerilya di pedalaman Jawa.
2. Darah Garuda (2010)
Film ini juga dikenal dengan judul Merah Putih II karena merupakan bagian kedua dari Trilogi Merdeka. Latar cerita film ini diambil berdasarkan sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia pada tahun 1947 saat terjadinya peristiwa Agresi Militer Belanda I ke jantung pemerintahan Republik Indonesia di Jawa Tengah.
Darah Garuda menceritakan tentang sekelompok kadet heroik yang bergerilya di pulau Jawa pada tahun 1947.
Terpecah oleh rahasia-rahasia mereka pada masa lalu, dan konflik yang tajam dalam hal kepribadian, kelas sosial dan agama, keempat lelaki muda — Amir, Tomas, Dayan, dan Marius — bersatu untuk melancarkan sebuah serangan nekat terhadap kamp tawanan milik Belanda, demi menyelamatkan para wanita yang mereka cintai.
Menembus dalam ke hutan, selain menghadapi Belanda, mereka juga bertemu dengan kelompok lain dari separatis Islam, juga sekutu baru maupun yang potensial berkhianat: mata-mata kolonial dengan pangkatnya sendiri dan sekutu orang-orang sipil dari jalanan; dan musuh lama yang bertanggung jawab atas intelijen Belanda.
3. Hati Merdeka (2011)
Hati Merdeka sebagai lanjutan dari film Darah Garuda. Setelah menyelesaikan misi yang berakhir tragis dengan kehilangan anggota kelompok ini, kesetiaan kelompok ini kembali diuji dengan mundurnya pimpinan mereka, Amir, dari TNI Angkatan Darat (AD).
Tanpa pemimpin dan dengan dirundung kesedihan karena kehilangan mereka, para kadet membawa dendam mereka dalam perjalanan misi mereka ke Bali tempat Dayan yang bisu tinggal, untuk membalas dendam kepada Belanda.
Mereka dikirim ke Bali untuk membunuh Kolonel Raymer (Michael Bell), yang telah membunuh keluarga Tomas (Donny Alamsyah) di awal trilogi ini. Tomas telah dipilih sebagai pemimpin baru dari kelompok kadet ini.
Menghadapi meriam kapal perang Belanda, Marius yang playboy dan peminum harus mengatasi rasa takutnya karena persaingannya dengan Tomas untuk memperebutkan Senja, seorang gadis berdarah biru (Rahayu Saraswati Chandra).
4. Badai di Ujung Negeri (2011)
Jika tiga film di atas menyoroti TNI AD, maka Badai di Ujung Negeri bercerita tentang anggota TNI Angkatan Laut (AL).
Dikisahkan Badai (diperankan Arifin Putra) adalah seorang prajurit marinir TNI AL yang bertugas di pos jaga perbatasan Indonesia di sebuah pulau di Laut Cina Selatan (Pulau Bintan). Penemuan mayat misterius mempertemukannya kembali dengan Joko (Yama Carlos), sahabat lama yang menjadi salah satu perwira di Kapal Perang RI (KRI).
Badai dan Joko bertemu karena harus mengurus kasus tentang terapungnya mayat misterius. Saat keadaan semakin genting, mereka pun didorong untuk segera memecahkan masalah di tengah emosi. Selanjutnya, diketahui bahwa kejahatan tersebut dilakukan oleh sindikat perdagangan manusia dan senjata.
5. Jenderal Soedirman (2015)
Jika membahas soal film pilihan soal TNI, Jenderal Soedirman tentulah tidak boleh dilewatkan. Terlebih, selain sebagai salah satu pendiri TNI, Jenderal Soedirman juga merupakan sosok pejuang yang terkenal gigih. Anda bisa melihat kisaahnya saat memimpin pasukan TNI melakukan perang gerilya.
Salah satu yang menarik dari film garapan sutradara Viva Westi itu adalah sosok Jenderal Soedirman yang diperankan oleh aktor Adipati Dolken, yang selama ini terbiasa mendapat peran sebagai remaja atau pemuda biasa.
6. Merah Putih Memanggil (2017)
Film garapan sutradara Mirwan Suwarso yang dirilis tepat di HUT TNI ke-72, 5 Oktober 2017, mengisahkan tentang kehebatan para prajurit dari ketiga matra TNI (AD, AU, AL) dalam membebaskan sandera para awak sebuah kapal pesiar yang dibajak dan kemudian dilarikan ke sebuah pulau negara tetangga.
Dalam masalah tersebut, banyak pihak terlibat, seperti negara tetangga, lokasi kapal, dan para sandera yang berasal dari berbagai negara.
Ketika negara-negara yang berwenang merasa kewalahan, TNI pun berkesempatan untuk membebaskan para sandera. Ini jelas misi yang tak mudah. Terlebih, waktu yang diberikan pembajak hanya 2x24 jam.
TNI pun akhirnya membuat operasi gabungan yang melibatkan semua satuan. TNI AD melakukan operasi tertutup. TNI AU akan membantu dengan pesawat tempur dalam keadaan siap siaga. Sementara TNI AL siap dengan kapal-kapal perangnya.
7. Serigala Langit (2021)
Serigala Langit adalah film drama aksi Indonesia yang dirilis pada tahun 2021 yang disutradarai oleh Reka Wijaya dan didukung oleh TNI Angkatan Udara. Film ini dibintangi Deva Mahenra, Yoshi Sudarso, Bunga Jelitha, Anya Geraldine, Dian Sidik, dan Randy Pangalila.
Film ini bercerita tentang Gadhing “Panther” Baskara (Deva Mahenra), seorang penerbang pesawat tempur TNI AU di Skadron 10 - Srigala Langit (Skadron fiktif). Selama ini ia selalu menjadi yang terbaik di Akademi Angkatan Udara dan Sekolah Penerbang TNI AU, sehingga membuatnya merasa bisa melakukan hal yang sama di Skadron Srigala Langit dan menjadikannya sombong. Di balik kesombongannya, ia sebenarnya menyimpan persoalan serius di dirinya, karena sudah lama tidak berkomunikasi dengan ayahnya.
Pada masa itu, skadron ini berada dipimpin Marsekal Pertama Erik “Red Bee” (Donny Damara), Komandan Pangkalan Angkatan Udara yang sedang dalam misi untuk mengawal dan sekaligus mengantarkan seorang wanita berkebangsaan asing bernama Helen (Christina Danilla).
Tami "Rajawali" (Bunga Jelitha) mendapatkan mandat untuk mengantarkan wanita itu dengan pesawat C-130 Hercules dengan mendapatkan pengawalan dari Skadron Serigala Langit.
Di skadron tersebut, Gadhing mengagumi Tami, seniornya yang menjadi penerbang C-130 Hercules, dan mempunyai teman untuk berbagi cerita yaitu Nadya (Anya Geraldine), seorang teman masa kecilnya. Nadya sekarang menjadi atlet paralayang bersama ayahnya, Panji (Dede Yusuf) yang mengelola sebuah klub paralayang.