- Max Parrot adalah atlet snowboarding Kanada yang merebut posisi pertama dalam event slopestyle pada hari Senin.
- Emas itu adalah medali keduanya di Olimpiade setelah medali perak PyeongChang 2018.
- Sang snowboarder dinyatakan bebas kanker pada tahun 2019.
SKOR.id - Kemenangan tempat pertama yang diraih Max Parrot di Olimpiade Musim Dingin Beijing 2022 terasa begitu isitmewa.
Snowboarder Kanada berusia 27 tahun itu meraih hadiah utama pada hari Senin pada event slopestyle pria di Olimpiade Beijing - tiga tahun setelah dia menerima diagnosa limfoma Hodgkin, kanker langka dari sistem limfatik.
Parrot mencetak poin 90,96, memberinya keunggulan atas Su Yiming dari Cina, yang merebut medali perak, dan rekan Parrot dari Kanada, Mark McMorris, yang meraih perunggu.
Berbicara kepada BBC Sport setelah kemenangannya tersebut, Parrot mengatakan, "Saya memberikan yang terbaik sepanjang hidup saya."
"Saya sangat bangga dengan setiap fitur yang saya lakukan, bagaimana saya bisa menyelesaikannya, dan saya benar-benar bersemangat dengan skor saya," tambah atlet itu.
Emas itu adalah medali Olimpiade kedua Parrot dalam acara gaya lereng slopestyle setelah membawa pulang medali perak selama Olimpiade PyeongChang pada tahun 2018.
Parrot meraih perak itu menjelang diagnosis kankernya pada bulan Desember tahun itu — kemudian setelah menyelesaikan 12 putaran kemoterapi, sang atlet snowboarding mengumumkan bahwa dia telah dinyakan bebas kanker pada Juli 2019.
"Begitu banyak yang berlalu dalam empat tahun terakhir," Parrot mengakuinya kepada BBC Sport.
"Terakhir kali saya berada di Olimpiade, di PyeongChang, saya mendapat medali perak, dan kemudian saya divonis menderita kanker. Itu sungguh mimpi buruk - sangat sulit untuk menggambarkan apa yang telah saya alami."
"Saya seperti tidak punya tenaga, tidak punya energi, tidak punya otot," lanjutnya. "Untuk bisa kembali ke sini, di Olimpiade, bahkan naik ke atas podium lagi, tetapi kali ini dengan medali emas, rasanya sungguh luar biasa."
Parrot, yang juga juru bicara Leukemia and Lymphoma Society of Canada, baru-baru ini merilis film dokumenter berjudul MAX, Life as a Gold Medal, yang menceritakan perjalanannya.
"Kamera merekam saya 24/7 selama lebih dari delapan bulan," katanya pada Olympics.com sebelum penampilannya di Beijing 2022. "Itu adalah misteri besar karena kami syuting setiap hari, setiap minggu, setiap bulan, dan kami tidak tahu kapan akhirnya."
"Begitu Anda berjuang melawan kanker," Parrot menambahkan, "Anda harus mendapatkan kembali semua otot Anda, semua energi Anda karena kemo membuat Anda benar-benar turun pada nol persen."
"Maka itulah itu adalah delapan bulan yang besar bagi saya melawan kanker dan berjuang . untuk menjadikan diri saya kembali bugar."
Parrot tidak lupa memuji rekan-rekan satu timnya karena membantunya mencapai posisinya sekarang: "Saya tidak akan pernah melalui semua itu dengan semua, semua tim saya mengelilingi saya. Itu sangat membantu saya. Saya sangat berterima kasih untuk itu."***
Berita Olahraga Lainnya:
Hari Kanker Sedunia 2022, 10 Atlet Juara yang Hadapi Kanker dan Layak Jadi Inspirasi
Legenda Tenis Putri AS Chris Evert Didiagnosis Menderita Kanker Ovarium Stadium 1