- Untuk mengikuti ajang balap MotoGP, mesin dan komponen prototipe membuat biaya motor menjadi di luar nalar.
- Harga mesin pabrikan top mencapai Rp3,5 miliar sampai Rp4,5 miliar per unit.
- Anggaran untuk staf juga tidak kecil.
SKOR.id - Bukan rahasia lagi bahwa untuk turun di kelas tertinggi Kejuaraan Dunia Balap Motor, MotoGP, membutuhkan anggaran sangat tinggi.
Alasan utamanya, semua motor yang turun di kelas MotoGP adalah prototipe. Artinya bukan hasil produksi massal seperti yang biasanya digunakan di ajang SuperBike.
Itu sebabnya, biaya riset dan produksi komponen motor MotoGP yang dibuat manual oleh manusia menjadi tinggi lantaran didesain khusus (customed).
Baca Juga: Bos Dorna Tak Masalah MotoGP 2020 Hanya Gelar 10 Balapan
Satu hal lain, MotoGP juga menjadi ajang riset untuk motor produksi massal pabrikan.
Jadi; Honda, Yamaha, Suzuki, Ducati, dan pabrikan lain memerlukan data dari performa motor dari balapan MotoGP untuk diterapkan dalam motor produksi massa mereka.
Berikut beberapa poin alokasi bujet yang diperlukan jika sebuah tim ingin mengikuti MotoGP.
Mesin
Harga sebuah mesin dari pabrikan top ada di kisaran 200 ribu euro hingga 250 ribu euro (sekira Rp3,54 miliar - Rp4,42 miliar).
Honda, Yamaha, Ducati, dan Suzuki termasuk pabrikan top. Mereka terbilang masih di atas Aprilia, yang kembali ke MotoGP pada 2015, dan KTM yang melakukan debut pada 2017.
Tinggi rendahnya harga mesin (4-tak, maksimal 1.000 cc) tergantung dari jumlah silinder (maksimal empat), konfigurasi (V, segaris/inline, dan L), power, putaran mesin, dan kecepatan.
Saat ini, rata-rata motor MotoGP memiliki tenaga hingga 270 daya kuda (dk). Bahkan, mesin Honda RC213V atau Ducati Desmosedici GP disebut-sebut lebih dari 280 dk.
Rekor kecepatan tertinggi motor MotoGP masih dipegang Andrea Dovizioso. Pembalap Tim Ducati itu menembus 356,4 km/jam saat lomba di Sirkuit Mugello, GP Italia, pada 2018.
"Kecepatan tinggi memang sangat berbahaya tapi juga sangat menarik," ucap legenda asal Italia, Valentino Rossi --juara dunia MotoGP tujuh kali dari Tim Monster Energy Yamaha MotoGP.
Sistem Elektronik
Sistem elektronik (ECU) untuk satu unit motor MotoGP bisa menelan bujet lebih dari 100 ribu euro atau di atas Rp1,7 miliar. Paket itu terdiri dari sejumlah sensor, kabel-kabel, dan panel.
Harga panelnya saja menelan 2.500 euro atau Rp44 juta. Yang pasti, saat ini tidak ada peranti ECU yang harganya kurang dari 1.000 euro.
Rem
Federasi Balap Motor Internasional (FIM) sudah membatasi harga satu set rem maksimal 70.000 euro (di luar pajak) atau sekitar Rp1,2 miliar.
Paket rem ini terdiri dari tiga pasang kaliper, tiga pasang piston, 10 cakram karbon, dan 28 pads. Jika sebuah tim butuh tambahan, mereka bisa membelinya per satuan.
Material Komponen
Harga serat karbon, yang biasa digunakan untuk membuat fairing dan sebagian besar komponen lain, sekitar 2 euro per 100 gram. Kelihatannya murah karena "hanya" sekitar Rp35 ribu.
Sebagai perbandingan, harga baja hanya 0,2 euro per 100 gram. Dan satu motor MotoGP membutuhkan kandungan serat karbon yang tidak sedikit.
Bahan untuk komponen lain bahkan lebih mahal. Harga satu unit pelek berbahan magnesium bisa mencapai 4.000 euro atau sekira Rp71 juta.
Total Harga
Tim satelit di MotoGP bisa menyewa paket motor lengkap dengan harga 2 juta euro (sekitar Rp35 miliar) per pembalap dalam semusim.
Dengan harga itu, setiap pembalap bisa mendapatkan dua motor berikut paket untuk pengembangan performa. Namun itu belum termasuk harga komponen.
Untuk tim-tim pabrikan seperti Repsol Honda, Ducati, Monster Energy Yamaha MotoGP, atau Suzuki Ecstar, mereka bisa menghabiskan 3 juta euro sampai 3,5 juta euro per pembalap semusim.
Atau dalam mata uang Indonesia berarti minimal Rp53,6 miliar per pembalap dalam semusim.
Perbaikan Usai Kecelakaan
Kecelakaan ringan, misalnya pembalap jatuh dan terseret hingga beberapa meter, butuh anggaran perbaikan 15.000 euro sampai 20.000 euro atau minimal Rp266 juta.
Bujet itu untuk memperbaiki komponen seperti bodi, pijakan kaki, tuas-tuas, dan rem belakang.
Kecelakaan lebih berat, misal motor terbalik dan berputar beberapa kali, bisa menghabiskan 100 ribu euro atau Rp1,7 miliar untuk perbaikan ban, cakram rem, suspensi, radiator, dan sensor.
Bila kecelakaan membuat kerusakan pada swingarm, sasis, sistem elektronik internal, tangki bahan bakar, atau mesin, biaya perbaikan bisa menembus 500 ribu euro atau Rp8,8 miliar.
Anggaran Kru
Biaya perjalanan mencapai 1.200 euro per satu anggota tim MotoGP per lomba atau sekitar Rp21,3 juta.
Jika sebuah tim beranggotakan 30 orang, total biaya untuk satu musim penuh dengan asumsi 19 lomba, biaya akan mencapai 700.000 euro atau Rp12,4 miliar.
Biaya itu sangat mungkin bertambah karena orang-orang seperti prinsipal tim, pembalap, dan manajer, kemungkinan bepergian dengan layanan kelas transportasi yang lebih tinggi.
Staf tim lain, seperti humas, juga menjadi kunci. Anggaran untuk mereka per musim bisa lebih dari 600.000 euro atau sekitar Rp10,6 miliar.
Itu belum termasuk biaya transportasi, kendaraan, dan lainnya.
Jadi, jika ditotal, anggaran kru dan staf ini bisa menembus lebih dari 2 juta euro per musim atau Rp35,5 miliar.
Baca Juga: Ducati Sarankan MotoGP 2020 Digelar di 5 Negara Saja
Dengan begitu, bila dihitung total secara kasar dan minimalis, biaya yang diperlukan sebuah tim untuk mengikuti ajang MotoGP dalam semusim setidaknya mencapai 5 juta euro atau Rp88 miliar.
Ini pun belum menghitung biaya gaji dan bonus para pembalap, mekanik, atau staf tim.