- Lima pembalap dinilai akan memiliki tekanan lebih besar dibandingkan rival-rivalnya pada MotoGP 2023.
- Sejumlah faktor membuat mereka dianggap punya beban berat menghadapi musim 2023.
- Joan Mir, Takaaki Nakagami, dan Franco Morbidelli merupakan tiga dari lima rider dengan tekanan terbesar.
SKOR.id – MotoGP musim 2022 tidak hanya jadi panggung bagi beberapa pembalap untuk menegaskan diri sebagai bintang kejuaraan saat ini, tetapi juga di masa depan.
Dari Francesco Bagnaia yang merengkuh gelar juara dunia dengan cara sensasional, Enea Bastianini yang di luar dugaan mampu merebut empat kemenangan dan membuatnya dipromosikan ke tim pabrikan Ducati, hingga Rookie of The Year Marco Bezzecchi.
Namun, penampilan sejumlah pembalap lain juga meninggalkan banyak pertanyaan terkait masa depan mereka. Itulah sebabnya beberapa nama masuk dalam daftar rider yang diprediksi bakal menghadapi tekanan lebih besar di MotoGP musim 2023 nanti.
5. Joan Mir (Repsol Honda)
Joan Mir mendapatkan kontrak dua tahun dengan Repsol Honda, karenanya posisinya cenderung masih aman setelah 2023. Namun, ia datang dengan tujuan untuk berusaha menghentikan tren bahwa sangat sulit untuk bersaing sebagai rekan setim Marc Marquez.
Pendahulunya sekelas Dani Pedrosa, Jorge Lorenzo atau Pol Espargaro tak mampu konsisten menantang Marquez, saat sang juara dunia delapan kali dalam kondisi fit. Tantangan Mir tidak cuma The Baby Alien.
Selain itu, mantan pembalap Suzuki tersebut gagal memenangi balapan sejak sukses menjadi juara dunia MotoGP 2020. Ia belum naik podium tertinggi lagi setelah kemenangan di GP Eropa dua tahun yang lalu.
Mir tentu dituntut dapat secepatnya memberikan kemenangan bagi Repsol Honda, tim tersukses dalam sejarah MotoGP, yang hanya memenangi tiga race dalam tiga tahun terakhir dan semua lewat Marquez.
4. Johann Zarco (Pramac Racing-Ducati)
Johann Zarco masih memiliki beban yang menghantui sejak musim debutnya dalam MotoGP pada 2017. Rider Pramac Racing-Ducati ini belum juga berhasil meraih kemenangan balapan di kelas premier.
Padahal, dengan mesin yang identik, Zarco sudah melihat Bagnaia, Jack Miller dan Jorge Martin berhasil memenangkan balapan selama dua musim terakhir. Atau dalam kasus Enea Bastianini di Gresini Racing-Ducati, yang mendapatkan motor dengan spek lama.
Kehadiran Zarco di Pramac bagus untuk tim, sebab ia membawa kecepatan dan pengalaman. Hanya saja, konsistensi menjadi musuh terbesar bagi juara dunia Moto2 2015 dan 2016 asal Prancis tersebut.
Jika duo VR46 Racing, Luca Marini dan Marco Bezzecchi, dapat menambah daftar pembalap Ducati yang meraih kemenangan pada 2023, maka Zarco perlu hasil serupa demi mengamankan posisi untuk 2024.
3. Takaaki Nakagami (LCR Honda)
Tidak diragukan Honda ingin mempromosikan pembalap muda Jepang Ai Ogura dari Moto2 ke MotoGP untuk musim 2023. Tetapi ia akhirnya kalah dari Augusto Fernandez (KTM Ajo) dalam perebutan gelar.
Itu membuat Ogura merasa membutuhkan semusim lagi bersaing di kelas menengah. Alhasil, LCR Honda pun memilih untuk mempertahankan Takaaki Nakagami, yang tak kunjung bisa memenuhi ekspektasi.
Lima musim membalap untuk LCR, jangankan kemenangan, Nakagami bahkan belum dapat memberikan podium. Untuk dapat bertahan di MotoGP setelah 2023, rider 32 tahun itu perlu dua skenario tersebut.
Karena koneksinya dengan Honda, tampaknya mustahil Nakagami ditawari kursi di pabrikan lain. Artinya ini makin menipiskan kansnya terus membalap di MotoGP jika LCR memilih tidak mempertahankannya.
2. Alex Marquez (Gresini Racing-Ducati)
Setelah tiga musim rumit bersama Honda, Alex Marquez secara mengejutkan bergabung dengan Ducati untuk membela Gresini Racing. Ia diplot mengisi posisi Bastianini, yang dipromosikan ke tim pabrikan.
Datang dengan status sebagai juara dunia Moto2 seperti Bastianini, kinerja Marquez kemungkinan bakal dibandingkan dengan apa yang berhasil diraih oleh La Bestia pada 2022. Ini tantangan yang tak mudah.
Musim 2023 juga tampaknya akan menjadi kesempatan terakhir Marquez membuktikan kapasitasnya di MotoGP, karena kesulitannya di LCR, meskipun RC213V terbukti adalah motor yang rumit bagi seluruh pembalap Honda untuk tampil baik dalam perlombaan.
Kini, Marquez bisa dibilang bakal punya paket terbaik di grid selama membalap di kelas utama. Jadi, finis di luar Top 10 atau lebih pasti dianggap musim yang mengecewakan dan berpotensi mengancam karier.
1. Franco Morbidelli (Monster Energy Yamaha)
Kursi Franco Morbidelli dalam Monster Energy Yamaha akan menjadi rebutan pada musim 2023. Ia satu-satunya pembalap tim pabrikan yang kontraknya habis sebelum 2024.
Morbidelli menjalani musim 2022 yang benar-benar mengecewakan. Sang pembalap cuma finis di posisi ke-19 dalam klasemen akhir, sementara rekan setimnya, Fabio Quartararo, keluar sebagai runner up.
Prinsipal Tim Yamaha MotoGP Lin Jarvis tidak menampik bila mereka seharusnya mendatangkan Toprak Razgatlioglu dari World Superbike (WSBK) untuk mengganti Morbidelli. Itu masih bisa jadi opsi di 2024.
Pembalap lain yang menarik Yamaha adalah Jorge Martin. Rider Pramac ini tak akan punya kesempatan bergabung ke tim pabrikan Ducati sebelum 2025. Jadi, beralih ke Tim Garpu Tala tampaknya menarik.
Tetapi, semua itu bergantung performa Morbidelli pada 2023. Jika mampu tampil seperti MotoGP 2020, saat ia finis sebagai runner-up, maka rider baru kemungkinan akan datang sebagai tandem Quartararo.
Berita MotoGP Lainnya:
Honda Lakukan Reformasi Besar-besaran, Calon Kepala Kru Joan Mir Terungkap
Lin Jarvis Ungkap Alasan Pilih Franco Morbidelli ketimbang Boyong Toprak Razgatlioglu