SKOR.id – Probiotik tampaknya ada di mana-mana, mulai dari makanan, suplemen, hingga produk perawatan kulit dan air minum.
Maka Anda mungkin bertanya-tanya, kapan waktu terbaik untuk mengonsumsi probiotik?
Mikroorganisme pada probiotik yang meningkatkan kesehatan dipasarkan untuk segala hal.
Dari meningkatkan kesehatan usus hingga menyeimbangkan pH dan membantu sejumlah kondisi lainnya.
Cara paling umum untuk mengonsumsi probiotik adalah melalui suplemen atau dengan mengonsumsi makanan fermentasi.
Lalu apa manfaat probiotik? Dan haruskah kita mengonsumsi suplemen?
Simak penjelasan para ahli tentang probiotik, cara kerjanya di dalam tubuh, dan apa yang perlu dipertimbangkan sebelum mengonsumsinya.
Apa Itu Probiotik?
Probiotik merupakan bakteri dan ragi hidup yang bermanfaat bagi tubuh. Hal itu dijelaskan Dr. Rabia De Latour, ahli gastroenterologi dari NYU Langone Health.
“Mereka melengkapi mikrobioma, atau menciptakan lebih banyak keragaman dan meningkatkan kesehatan bakteri yang hidup pada usus,” kata De Latour.
Probiotik terlibat dalam kesehatan kekebalan tubuh, pencernaan, dan fungsi tubuh lainnya.
Bersama dengan banyak spesies bakteri dan kuman lainnya, mereka hidup di saluran pencernaan, mulut, hidung, paru-paru, saluran kemih, alat kelamin, dan kulit.
“Beberapa mikroorganisme dalam tubuh dapat menyebabkan penyakit, namun yang lain dapat membantu melawan atau mengendalikan mikroorganisme jahat,” kata Julia Zumpano, ahli diet terdaftar di Cleveland Clinic Digestive Disease Institute.
“Anda memerlukan keseimbangan yang tepat antara bakteri baik dan bakteri jahat untuk meningkatkan kesehatan,” ujar Zumpano.
“Probiotik membantu menjaga keseimbangan ini dengan meningkatkan bakteri baik di usus,” ia menambahkan.
“Tidak semua probiotik sama, ada strain (populasi bakteri) berbeda yang fungsinya berbeda di dalam tubuh,” kata Zumpano.
Spesies probiotik yang paling umum direkomendasikan dan dipelajari dengan baik, menurut Klinik Cleveland, meliputi:
- Lactobacillus (L. acidophilus, L. rhamnosus, L. Casei, dan L. plantarum), yang hidup di usus dan sistem genital wanita
- Bifidobacterium (B. longum dan B. breve), yang hidup di saluran pencernaan
Bagaimana dengan prebiotik? Meski namanya mirip, namun berbeda. Prebiotik adalah sejenis serat yang tidak dapat dicerna, yang merupakan makanan bagi probiotik di usus.
“Sedangkan probiotik ditemukan pada buah-buahan, sayuran, biji-bijian, dan makanan nabati lainnya,” De Latour menjelaskan.
Manfaat Probiotik
Selain membantu tubuh menjaga komunitas mikroorganisme yang sehat, probiotik juga dapat:
- Membantu pencernaan
- Meningkatkan penyerapan nutrisi
- Meningkatkan kekebalan
- Memperkuat penghalang mukosa di usus
“Ada fokus besar pada aspek probiotik yang mendukung kekebalan tubuh karena 70-80% sel kekebalan berada di usus,” ujar ahli gizi ahli diet terdaftar, Frances Largeman-Roth.
Probiotik juga dapat membantu tubuh pulih dari infeksi bakteri atau jamur, termasuk diare, infeksi vagina dan saluran kemih, serta penyakit gusi.
Dalam tubuh, probiotik melepaskan produk sampingan penting seperti asam lemak rantai pendek.
“Yang dapat memberikan manfaat jangka panjang pada kekebalan, peradangan, dan menurunkan kolesterol,” kata Zumpano.
Penelitian telah menunjukkan bahwa probiotik dapat membantu mengatasi kondisi kesehatan tertentu.
Ini termasuk penyakit radang usus seperti kolitis ulserativa, alergi, eksim, dan jerawat.
Namun, hasil pada orang yang mengonsumsi probiotik untuk mengobati atau mencegah kondisi ini berbeda-beda.
Menurut para ahli, manfaat probiotik masih menjadi area penelitian, dan cara kerjanya di dalam tubuh belum sepenuhnya dipahami.
Sumber Probiotik
Probiotik ditemukan secara alami dalam makanan dan dijual bebas sebagai suplemen makanan, baik dalam bentuk pil atau bubuk, serta beberapa produk topikal.
Berikut makanan dan minuman fermentasi yang merupakan sumber probiotik menurut para ahli:
- Yoghurt dan kefir
- Kombucha
- Kol parut
- Kimchi
- Tempe dan tahu
- Miso dan natto
- Beberapa keju (cheddar, gruyere, gouda)
“Probiotik juga dapat ditambahkan ke produk makanan dan minuman,” kata Largeman-Roth.
Bentuk suplemen di antaranya probiotik oral, yang dicerna ke dalam saluran pencernaan.
Dan juga krim probiotik, yang dapat dioleskan ke kulit atau permukaan mukosa dalam tubuh.
Tidak ada asupan harian yang direkomendasikan untuk probiotik atau dosis tertentu, karena terdapat banyak jenis probiotik yang berbeda, demikian keterangan para ahli.
Siapa yang Harus Mengonsumsi Suplemen Probiotik?
Kebanyakan orang dewasa yang sehat bisa mendapatkan cukup probiotik untuk menambah pasokan bakteri sehat dalam tubuh dengan mengonsumsi makanan seimbang yang mengandung makanan fermentasi.
Namun, strain dan dosis probiotik dalam suplemen mungkin berguna dalam kasus tertentu.
Beberapa orang mungkin mengalami ketidakseimbangan atau kekurangan mikroba sehat di tubuhnya yang bisa berbahaya.
Hal ini mungkin terjadi jika seseorang tidak mengonsumsi makanan seimbang dengan cukup makanan yang mengandung probiotik.
Namun hal ini juga disebabkan oleh kondisi kesehatan tertentu, faktor gaya hidup, serta obat-obatan.
Paling umum adalah antibiotik, yang tidak hanya dapat membunuh bakteri jahat penyebab infeksi, tetapi juga beberapa bakteri baik.
Ketika bakteri baik tidak cukup untuk menjaga keseimbangan usus, bakteri jahat dapat berkembang biak dan menyebabkan diare dan masalah lainnya.
Ketidakseimbangan mikrobioma yang parah dapat menyebabkan infeksi yang mengancam jiwa seperti Clostridium difficile.
Orang dengan ketidakseimbangan ini, juga disebut disbiosis, dapat memperoleh manfaat dari suplemen probiotik.
Namun, probiotik yang berbeda digunakan untuk membantu kondisi yang berbeda. Selain itu, suplemen mungkin mengandung strain tertentu atau gabungan beberapa strain.
Para ahli menekankan, selalu bicarakan dengan dokter Anda sebelum memulai probiotik untuk menentukan jenis dan dosis yang tepat untuk Anda.
Kapan Anda Tidak Boleh Mengonsumsi Probiotik?
Tidak ada waktu yang dianjurkan untuk mengonsumsi probiotik, namun ada beberapa situasi di mana mengonsumsinya bisa berisiko.
Kekhawatiran utama adalah ketika probiotik memasukkan mikroba berbahaya bersama mikroba baik, yang dapat menyebabkan infeksi serius pada beberapa orang.
Misalnya, risiko efek berbahaya lebih besar pada orang dengan sistem kekebalan yang lemah. Termasuk orang dengan penyakit parah, pasien kemoterapi, dan bayi prematur.
Kasus infeksi parah dan fatal telah dilaporkan pada bayi prematur yang diberi probiotik.
Dalam kasus yang jarang terjadi, beberapa orang mungkin mengalami reaksi alergi terhadap probiotik.
Meski begitu, suplemen probiotik umumnya dianggap aman untuk orang sehat.
Namun perlu diingat bahwa hanya ada sedikit penelitian mendalam tentang keamanan probiotik, sehingga kurangnya bukti mengenai risiko dan efek samping.
Kapan Waktu Terbaik untuk Mengonsumsi Probiotik?
Probiotik, seperti banyak suplemen lainnya, dapat dikonsumsi kapan saja. Jadi, waktu terbaik untuk mengonsumsi probiotik adalah saat Anda ingat untuk meminumnya dan menaatinya.
Kebanyakan penelitian tentang probiotik tidak membandingkan waktu.
“Menurut saya itu tidak penting, tapi saya juga tidak mengetahui adanya penelitian mengenai apakah Anda mengonsumsi makanan fermentasi (atau mengonsumsi suplemen) di pagi hari versus di malam hari,” kata De Latour.
“Mikrobioma juga terus berubah, dan itu adalah target yang bergerak,” ia menambahkan.
Tidak peduli kapan atau bagaimana Anda mengonsumsi probiotik, pastikan untuk konsisten.
“Sebagian besar probiotik harus dikonsumsi setiap hari agar dapat memberikan manfaat.”
“Beberapa merekomendasikan untuk meminumnya selama 5 hari berturut-turut, kemudian tidak meminumnya selama 2 hari,” ujar Largeman-Roth.
Hal yang sama berlaku untuk makanan. “Anda seharusnya bisa mendapatkan cukup probiotik melalui makanan Anda,” ujar Zumpano.
“Tapi Anda harus memakannya secara konsisten, jadi cobalah untuk mengonsumsinya sedikit setiap hari,” Zumpano menambahkan.
Lebih Baik Mengonsumsi Probiotik Saat Perut Kosong atau Kenyang?
“Sebagian besar suplemen dapat dikonsumsi dengan atau tanpa makanan, namun beberapa menentukan bahwa suplemen tersebut harus dikonsumsi bersama makanan,” kata Largeman-Roth.
Banyak produsen probiotik merekomendasikan mengonsumsi suplemen saat perut kosong dan banyak juga yang tidak.
Ini juga dapat bervariasi tergantung pada strain (populasi bakteri) yang dikandungnya.
Bagaimanapun, pastikan untuk membaca petunjuk dosis pada label dan bicarakan dengan penyedia layanan kesehatan Anda jika Anda memiliki pertanyaan.
Selain itu, ikuti petunjuk penyimpanan pada label karena beberapa produk probiotik memerlukan pendinginan.
“Strain tertentu memerlukan kondisi tertentu untuk bertahan hidup, dan jika suplemen tidak disimpan dengan benar, probiotik bahkan mungkin tidak hidup pada saat pil masuk ke mulut Anda,” kata De Latour.