- Pertandingan babak final four Proliga 2023 bakal ditunjang dengan fitur video challenge.
- Ini jadi sejarah tersendiri bagi voli Indonesia karena untuk kali pertama Proliga menggunakan video challenge.
- Fitur video challenge di Proliga 2023 ini bisa hadir tak lepas dari dukungan pihak AVC (Konfederasi Voli Asia).
SKOR.id - Kompetisi voli Proliga 2023 bakal memasuki fase final four mulai pekan ini yang berlangsung di GOR Tri Dharma, Gresik.
Ada satu hal signifikan yang membedakan antara laga final four Proliga 2023 dibanding babak reguler yang berlangsung enam pekan sebelumnya.
Hal yang jadi pembeda adalah penerapan fitur video challenge yang bakal membantu tugas wasit dalam memimpin jalannya pertandingan.
Berikut sejumlah hal menarik dari kehadiran fitur video challenge dalam babak final four Proliga 2023 yang dirangkum oleh redaksi Skor.id.
Cetak Sejarah dalam Voli Indonesia
Sejak Proliga pertama kali digelar pada 2022, ini jadi kali pertama kompetisi voli tertinggi di Tanah Air itu menyediakan fitur video challenge.
"Untuk kali pertama, Proliga akan memakai video challenge setelah kompetisi ini berjalan sejak 2002 atau sudah 21 tahun lamanya," kata Direktur Proliga, Hanny Surkatty.
"Ini upaya kami untuk meminimalkan kesalahan yang dilakukan wasit dalam mengambil keputusan sehingga tidak ada lagi protes dari pemain dan pelatih."
"Mudah-mudahan, pada Proliga musim depan penerapan video challenge ini bisa dimulai sejak babak reguler," ujarnya menambahkan.
"Meminjam" Kamera dan Operator dari AVC
Dalam menerapkan fitur video challenge, dibutuhkan sejumlah kamera beserta perangkat pendukung serta sosok berkualifikasi untuk mengoperasikannya.
Untuk final four Proliga 2023, pihak penyelenggara mendapat pinjaman sekitar 20 kamera video challenge dari Konfederasi Voli Asia (AVC).
Kamera tersebut ditempatkan di sejumlah titik untuk menyorot jalannya pertandingan, terutama di beberapa area yang kerap luput dari pengawasan wasit maupun hakim garis.
6 Momen yang Bisa Di-challenge
Menilik dari aturan FIVB, setidaknya ada enam situasi pertandingan voli yang bisa ditinjau ulang dengan pengajuan video challenge.
- Ball In/Out: Meninjau apakah bola masuk atau keluar di keempat sisi lapangan.
- Block Touch: Meninjau apakah bola mengenai tangan blocker sebelum rally berakhir.
- Net Fault: Meninjau apakah ada pemain yang menyentuh net.
- Antenna Touch: Meninjau apakah bola atau tangan pemain mengenai bagian antena di ujung net.
- Foot Fault: Meninjau apakah ada pemain yang menginjak garis "terlarang", seperti menginjak baseline saat servis, pemain rotasi belakang menginjak garis serang tiga meter, atau pemain menginjak centre line di bawah net.
- Floor Touch: Meninjau apakah bola menyentuh tangan pemain saat melakukan pancake atau jatuh di area permainan.
Enam situasi ini biasanya luput dari pengawasan wasit maupun hakim garis karena momen pertandingan yang berlangsung begitu cepat.
Mekanisme Pengajuan Challenge
Setiap tim bisa mengajukan challenge sesaat setelah momen yang diyakini sebagai pelanggaran terjadi sehingga wasit akan langsung menghentikan rally.
Challenge juga bisa diajukan paling lambat delapan detik setelah rally berakhir tetapi hanya untuk meninjau situasi yang terjadi beberapa saat sebelum bola mati.
Dalam Proliga 2023, yang belum menyediakan perangkat tablet, challenge bisa diajukan dengan berkomunikasi dengan wasit atau memencet bel di tengah rally.
Sang pelatih pun harus secara signifikan menunjuk situasi mana yang ingin ditinjau ulang oleh wasit lalu ditampilkan di layar.
Dalam melakukan challenge, setiap tim dibatasi dengan jatah dua kali melakukan unsuccessful challenge per set.
Kedua tim juga bisa melakukan challenge untuk satu rangkaian momen yang berdekatan dalam satu rally.
Pelanggaran pertama yang terbukti terjadi bakal dijadikan penilaian wasit untuk menentukan hasil akhir rally.
Wasit Juga Bisa Melakukan Challenge
Challenge ternyata tak hanya bisa diminta oleh kedua tim yang berlaga. Wasti juga bisa meminta bantuan tinjauan video untuk mengambil keputusan.
Bahkan, wasit bisa meminta operator video untuk meninjau lebih dari satu situasi sehingga memastikan keputusan yang diambil sudah tepat dan adil.
Menariknya, tim yang dirugikan oleh hasil challenge dari wasit punya hak untuk melakukan "interupsi".
Interupsi yang dimaksud adalah dengan melakukan challenge terhadap situasi pelanggaran yang diduga lebih dulu terjadi selama rally itu berlangsung.
Wasit Tetap Berperan Penting
Meski sudah menyediakan video challenge, tak semua momen laga bisa terpantau oleh sorotan kamera karena mungkin saja terhalang oleh tubuh pemain lain.
Jika situasi ini terjadi, maka hasil akhir dari rally tersebut bakal ditentukan oleh keputusan awal sang wasit.
Sistem video challenge pun bisa saja mengalami gangguan teknis sehingga tak bisa menjalankan fungsinya dengan baik.
Jika hal itu terjadi, maka wasit wajib berkomunikasi dengan kedua tim yang berlaga untuk memberi tahu bahwa laga bakal digulirkan secara normal tanpa video challenge.
Begitu sistem video challenge kembali berfungsi, wasit pun harus memberi tahu tim yang berlaga sehingga pelatih bisa kembali mengajukan challenge.