SKOR.id – Sejak digelar pertama kali pada 1996, ASEAN Championship sudah beberapa kali berganti nama, utamanya karena menyesuaikan dengan sponsor utama.
Mulai dari Tiger Cup (pada 1996-2004) karena didukung perusahaan bir Tiger Beer, AFF Championship (2007) karena tidak ada sponsor utama, AFF Suzuki Cup (2008-2020) berkat sponsor Suzuki, AFF Mitsubishi Electric Cup (2022) hingga kini ASEAN Mitsubishi Electric Cup (2024-….) karena Mitsubishi Electric menjadi sponsor utama.
Namun, apa pun namanya, ajang yang tahun ini menjadi edisi ke-15 dan mulai digelar sejak Minggu (8/12/2024) lalu—sampai 5 Januari 2025—itu tetap masih menjadi turnamen sepak bola utama antarnegara di kawasan Asia Tenggara.
Kendati sempat dibayang-bayangi kualitas yang akan menurun karena sejumlah faktor—misal beberapa negara tidak bisa menurunkan tim dengan para pemain terbaik karena larangan klub, fakta sejumlah negara (Indonesia dan Vietnam) enggan turun di stadion nasionalnya serta Timor Leste yang tak bisa bermain di rumahnya sendiri—nyatanya ASEAN Championship 2024 yang diikuti 10 negara tetap menarik hingga sejauh ini.
Selain itu, ada banyak hal menarik di luar pertandingan yang rasanya perlu diketahui pencinta sepak bola. Ya, apalagi jika bukan segala sesuatu yang “ter” di ASEAN Championship 2024 ini.
Skor.id akan coba membahasnya secara detail dalam Skor Special edisi kali ini. (Skor Special adalah artikel yang akan memberikan perspektif berbeda setelah Skorer membacanya dan artikel ini bisa ditemukan dengan mencari #Skor Special atau masuk ke navigasi Skor Special pada homepage Skor.id.).
Tim dengan Usia Rata-rata Termuda dan Tertua
Indonesia menjadi tim termuda di ASEAN Mitsubishi Electric Cup 2024 dengan rata-rata usia pemain 20,9 tahun (seperti dikutip situs Transfermarkt), sedangkan Singapura tertua dengan rata-rata usia pemain 28,7 tahun.
Skuad Termahal dan Termurah
Masih dikutip dari Transfermarkt, di ASEAN Championship 2024 ini tim dengan market value tertinggi ditempati Thailand dengan 8,40 juta euro (rata-rata juga tertinggi, yakni 323 ribu euro).
Vietnam (7,25 juta euro), Malaysia (3,78 juta euro), Indonesia (3,58 juta euro), dan Singapura (3,00 juta euro), masing-masing di urutan kedua sampai kelima. Timor Leste berada di posisi buncit dari 10 negara peserta ASEAN Championship 2024 dengan market value hanya 1,31juta euro atau rata-rata 50 ribu euro.
Usia Termuda dan Tertua di ASEAN Championship 2024
*Pemain outfield
Termuda: Arkhan Kaka (17 tahun, 97 hari) – Indonesia
Tertua: Patrick Reichelt (36 tahun, 156 hari) – Filipina
*Kiper
Termuda: Nicholas Guimaraes (18 tahun, 121 hari) – Filipina
Tertua: Patrick Deyto (34 tahun, 297 hari) – Filipina
*Kapten
Termuda: Gali Freitas (19 tahun, 343 hari) – Timor Leste
Tertua: Hariss Harun (34 tahun, 19 hari) – Singapura
*Pelatih
Termuda: Pau Marti (41 tahun, 70 hari) asal Spanyol – Malaysia
Tertua: Tsutomu Ogura (61 tahun, 143 hari) asal Jepang – Singapura
*Pencetak gol (sampai matchday 2, 11-12 Desember 2024)
Termuda: Phousomboun Panyavong (17 tahun, 5 bulan, 22 hari) – Kamboja
Tertua: Paulo Josue (35 tahun, 8 bulan, 28 hari) – Malaysia
Negara dengan Pemain Naturalisasi Terbanyak
Di antara 10 negara peserta ASEAN Championship 2024, sejumlah tim menurunkan pemain naturalisasi. Kamboja paling banyak menurunkan pemain naturalisasi ini, delapan.
Mereka adalah Leng Nora, Nick Taylor, tiga pemain berdarah Jepang: Hikaru Mizuno, Yudai Ogawa, dan Takaki Ose, dua naturalisasi asal Afrika: Mohammed Faeez Khan (Afrika Selatan) dan Abdel Kader Coulibaly (Pantai Gading), serta pemain asal Kolombia, Rafael Andres Nieto Rondon.
Malaysia berada di urutan kedua dalam jumlah pemain naturalisasi di ASEAN Championship 2024 ini, empat. Mereka adalah: Endrick, Sergio Fabian Ezequiel Aguero, Paulo Josue, dan Fergus Tierney.
Tim juara ASEAN Championship dua kali, Vietnam, menurunkan dua pemain naturalisasi: kiper Nguyen Filip yang berdarah Republik Ceko dan penyerang asal Brasil, Rafaelson, yang berganti nama menjadi Nguyen Xuan Son.
Indonesia sendiri hanya menurunkan satu pemain naturalisasi, penyerang tengah Rafael Struick, untuk ASEAN Championship kali ini.
Pemain Naturalisasi Terbaru dan Terlama
Tiga peman Kamboja: Abdel Kader Coulibaly, Takaki Ose, dan Rafael Andres Nieto Rondon, menjadi pemain yang resmi dinaturalisasi paling dekat dengan ASEAN Championship 2024. Ketiganya resmi menjadi warga negara Kamboja pada awal Desember lalu dan sudah disetujui oleh Federasi Sepak Bola ASEAN (AFF).
Adapun pemain naturalisasi terlama dan diturunkan di ASEAN Championship 2024 adalah Paulo Josue. Penyerang asal Brasil yang kini berusia 35 tahun itu menjadi warga negara Malaysia pada awal 2023.
Jarak Terjauh dan Terdekat yang Harus Ditempuh untuk Pertadingan
Karena ASEAN Championship mengadopsi sistem pertandingan kandang dan tandang (home and away), praktis tim-tim harus melakukan perjalanan ke stadion lawan. Pertanyaannya, negara mana yang harus melakuan perjalanan terjauh?
Jawabannya adalah Indonesia. Bermarkas di Stadion Manahan, Surakarta (Solo), Jawa Tengah, Muhammad Ferrari dan kawan-kawan harus menempuh 5.000 km dari Solo menuju Hanoi, Vietnam, dan 4.386 km saat bermain di kandang Myanmar, Thuwuna Stadium di Yangon.
Lantas, siapa tim yang dengan jarak tandang terdekat? Mengingat Timor Leste berkandang di Hang Day Stadium, Hanoi, mereka hanya butuh perjalanan darat sejauh 83,8 km (sekira 1 jam 47 menit) saat bertandang ke markas Timnas Vietnam, Viet Tri Stadium di Phu Tho.
Beberapa Rekor “Ter” Sepanjang Masa di ASEAN Championship
*Tim Tersukses – Thailand menjadi tim paling dominan di Kejuaraan ASEAN setelah mencapai final dalam 10 dari 14 edisi dan mencatatkan rekor tujuh gelar (1996, 2000, 2002, 2014, 2016, 2020, 2022).
*Skuad “Tersial” – Sampai gelaran ke-14 ASEAN Championship pada 2022 lalu, Indonesia memegang rekor tim paling tidak beruntung karena menjadi finalis terbanyak tanpa gelar, enam kali (2000, 2002, 2004, 2010, 2016, 2020).
Terkini, Skuad Garuda menembus final pada 2020 namun takluk dari Thailand dengan agregat 2-6. Sebelumnya, Indonesia juga kalah dari Thailand di final pada 2002. Imbang 2-2 hingga waktu normal Indonesia menyerah 2-4 di babak adu penalti di depan 100 ribu penonton yang memadati Stadion Gelora Bung Karno (GBK) di Jakarta.
*Individu Tersukses – Sementara banyak pemain bermimpi untuk mengangkat trofi setidaknya sekali dalam karier mereka, legenda Thailand Kiatisuk “Zico” Senamuang memiliki lima piala ASEAN Championship di lemarinya.
Mantan penyerang memenangi tiga gelar sebagai pemain pada tahun 1996, 2000, dan 2002 sebelum menambahkannya sebagai pelatih kepala Thailand pada tahun 2014 dan 2016. Ia juga dinobatkan sebagai Pemain Terbaik (MVP) turnamen tersebut pada tahun 2000. Senamuang pun menjadi individu yang paling sukses dalam sejarah Kejuaraan ASEAN.
*Striker Paling Mematikan – Penyerang Asia Tenggara mematikan lainnya adalah Noh Alam Shah dari Singapura. Ia memang hanya berada di peringkat kedua pencetak gol terbanyak dalam sejarah Kejuaraan ASEAN dengan 17 gol, kalah dari Teerasil Dangda asal Thailand dengan 25 gol.
Namun, Alam Shah memegang rekor sebagai top scorer dalam satu turnamen ASEAN Championship dengan 10 gol pada gelaran tahun 2007. Hebatnya, dari 10 gol yang dibuat Alam Shah pada 2007 itu, tujuh di antaranya terjadi dalam satu pertandingan (juga menjadi rekor). Itu terjadi saat Singapura membantai Laos, 11-0, di Stadion Nasional Singapura.
*Kemenangan Terbesar – Timnas Indonesia memegang rekor kemenangan terbesar di ASEAN Championship hingga kini. Saat itu, 23 Desember 2022, Bambang Pamungkas dan kawan-kawan menang 13-1 atas Filipina di Stadion GBK.
Bambang dan Zaenal Arief masing-masing mencetak empat gol, Bejo Sugiantoro dua, Budi Sudarsono dan Imran Nahumarury masing-masing satu, serta gol bunuh diri dari pemain Filipina Solomon Licuanan.
*Pencetak gol termuda dan tertua – Torehan gelandang tengah Kamboja Phousomboun Panyavong (17 tahun, 5 bulan, 22 hari) saat timnya menahan Indonesia, 3-3, pada laga Kamis (12/12/2024) lalu menjadikannya pencetak gol termuda sepanjang sejarah ajang ini.
Ia menumbangkan rekor yang dibuat penyerang sayap Indonesia Marselino Ferdinan (18 tahun, 3 bulan, 24 hari) pada 2 Januari 2023, saat mencetak gol kedua saat mengalahkan Filipina 2-1 di Rizal Memorial Stadium pada ASEAN Championship 2022.
Sementara, pencetak gol tertua di ASEAN Championship masih dipegang mantan striker naturalisasi Singapura Aleksandar Duric (42 tahun, 3 bulan, 7 hari) yang dibuat pada 25 November 2012 saat The Lions menggasak Malaysia 3-0.