- Selfie tidak diragukan lagi merupakan tanda zaman kita.
- Tetapi kebiasaan mengabadikan gambar dalam foto bisa jadi tanda gangguan serius.
- Skala masalahnya ternyata tidak hanya menyangkut orang dewasa, tetapi juga anak-anak dan remaja.
SKOR.id - Sampai beberapa dekade yang lalu, semua orang dalam kondisi baik-baik saja walaupun tanpa smartphone.
Sekarang, hanya sedikit orang yang dapat membayangkan hidup tanpa perangkat tersebut.
Dengan bantuan gadget teknologi itu, kita dapat menghubungi orang-orang yang kita cintai, bekerja, menggunakan berbagai aplikasi, tetapi juga mengambil foto diri kita sendiri.
Selfie tak diragukan lagi merupakan tanda zaman kita, tapi kebiasaan mengabadikan gambar Anda dalam foto bisa menjadi tanda gangguan serius. Bagaimana Anda mengenali diri sendiri?
Kecanduan selfie – apakah mungkin?
Pengambilan gambar telepon yang obsesif telah menarik perhatian American Psychiatric Association pada tahun 2014.
Terungkap bahwa skala masalahnya tidak hanya menyangkut orang dewasa, tapi juga anak-anak dan remaja, juga menarik minat para ilmuwan dari Universitas Nottingham Trent di Inggris Raya dan Sekolah Manajemen Thiagara di India.
Penelitian ini memungkinkan untuk membuat bagan perilaku terperinci yang menunjukkan tahap kecanduan berikutnya pada praktik yang dikenal sebagai "selfie".
Para ahli membedakan tiga tahap penyakit, secara resmi mengenalinya sebagai selfitis yang khas pada gangguan mental zaman kita.
Selfitis – bagaimana mengenali gangguan ini?
Dalam beberapa tahun terakhir, mendokumentasikan kehidupan sehari-hari dengan bantuan foto telah menjadi kebiasaan bagi banyak orang.
Being Obsessed With Taking Selfies Is A Symptom Of A Real Mental Disorder; Read More Here https://t.co/RATMwio8RK— UberFacts (@UberFacts) December 17, 2018
Para ilmuwan tidak ragu bahwa meraih telepon secara teratur pada saat makan, bekerja atau aktivitas lainnya adalah bahaya kesehatan yang serius.
Penelitian yang dilakukan pada sekelompok peserta dari India telah memungkinkan untuk membedakan tahap kecanduan berikut:
Borderline selfitis: Mengambil setidaknya tiga selfie sehari tanpa mempostingnya di media sosial.
Selfitis akut: Mengambil dan memposting di media sosial setidaknya tiga selfie sehari.
The obsession with 'selfies' is the proof that we live in the world of the self.
Narcissistic behaviors are constantly around us. Apart from not having respected the victim, this "selfieshness" guy also disrespected the emergency services.#EmergencyServices #Piacenza #Respect https://t.co/nZ3mTknHc4— Marta Azevedo Silva (@MartaEENA) June 5, 2018
Selfitis kronis: Ketidakmampuan untuk menahan godaan untuk mengambil foto narsis sepanjang waktu dan memposting setidaknya enam foto sehari secara online.***
View this post on Instagram
Berita Entertainment Lainnya:
Kabar Terbaru Christian Eriksen: Dari Selfie hingga Pesan Pizza
Selfie dengan Jenazah Maradona, 3 Pegawai Rumah Duka Dipecat dan Diancam Dibunuh Fans
Pamer Foto Selfie, Michael Phelps Menikmati Peran sebagai Orang Tua