- Kritik yang dilontarkan Exco PSSI, Haruna Soemitro, kepada Shin Tae-yong menuai perdebatan di kalangan publik.
- Haruna mengatakan, Shin Tae-yong adalah pelatih yang gagal karena tak bisa meraih gelar juara bersama timnas Indonesia.
- Sekjen PSSI, Yunus Nusi, memberikan respons yang mewakili sikap federasi terkait komentar Haruna Soemitro tersebut.
SKOR.id – Pernyataan anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI, Haruna Soemitro, yang menuai perdebatan di kalangan publik akhirnya direspons oleh pihak federasi.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) PSSI, Yunus Nusi, menyebut bahwa pihaknya menghargai setiap pendapat yang disampaikan dalam diskusi internal federasi.
Yunus Nusi mengatakan, pendapat kontroversial yang disampaikan Haruna Soemitro dianggap sebagai pendapat pribadi dalam sebuah diskusi internal federasi.
“Lebih baik debat sengit di dalam untuk menghasilkan keputusan yang berkualitas. Setelah diskusi, keputusan tetap berada di Ketua Umum dan Komite Eksekutif," kata Yunus Nusi, dalam rilis yang diterima Skor.id, Senin (17/1/2022).
Sebelumnya, Haruna melontarkan kritik kepada pelatih timnas Indonesia, Shin Tae-yong, dalam sebuah rapat internal yang dihadiri Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan.
Dalam agenda itu, hadir pula Waketum Iwan Budianto, Yunus Nusi, Wasekjen Maaike Ira Puspita, Direktur Teknik Indra Sjafri, serta dua anggota Exco lainnya, Endi Erawan dan Vivin Sungkono.
Saat berbicara dalam forum tersebut, Haruna mengkritik performa pelatih Shin Tae-yong terkait hasil yang diraih timnas Indonesia pada Piala AFF 2020.
"Ketua Umum memahami dan memaklumi pendapat dalam sebuah diskusi di internal PSSI tentang timnas Indonesia, baik itu yang menyangkut hasl Piala AFF, naturalisasi, hingga jadwal timnas," ujar Yunus Nusi,
"Bahkan, apakah penting PSSI akan mengambil posisi sebagai tuan rumah dalam event tahun 2022, baik itu Piala AFF maupun Kualifikasi Piala Asia 2023," ia melanjutkan.
Dalam sebuah wawancara bersama salah satu media nasional, Haruna menyebut Shin Tae-yong tak ubahnya seperti pelatih-pelatih timnas Indonesia sebelumnya yang gagal mempersembahkan gelar juara.
Haruna mengatakan, proses adalah hal yang tidak penting, karena yang menjadi ukuran utama adalah hasil akhir, yaitu prestasi berupa gelar juara.
Menurut Direktur Madura United itu, kalau timnas Indonesia hanya mampu menjadi runner-up Piala AFF 2020, maka tak ada bedannya dengan lima hasil serupa yang dirah skuad Garuda selama ini.
"Tidak penting itu sebuah proses. Yang paling penting adalah hasil. Apa pun latihannya, kalau tidak juara ya belum bisa dikatakan juara," kata Haruna.
"Indonesia sudah enam kali masuk final Piala AFF. Jadi, kalau sekarang tetap runner-up, ya bukan prestasi," ia melanjutkan.
Lihat postingan ini di Instagram
Berita Timnas Indonesia lainnya:
Saddam Ghaffar Bicara soal PSS Sleman dan Timnas Indonesia Pascaoperasi Lutut
EKSKLUSIF Bagus Kahfi: Best XI Timnas Indonesia Pilihan Sang Striker Jong Utrecht
EKSKLUSIF Bagus Kahfi: Timnas Indonesia Era Shin Tae-yong dan Peluang di Piala Dunia U-20 2023