SKOR.id - Amerika Serikat memperkokoh status sebagai penguasa cabang olahraga basket (5x5) dengan memenangi medali emas Olimpiade 2024 untuk sektor putra dan putri.
Ini jadi kali kedelapan Negeri Paman Sam mampu mengawinkan medali emas cabor basket Olimpiade menyusul kesuksesan edisi 1984, 1996, 2000, 2008, 2012, 2016, dan 2020.
Kecemerlangan Amerika Serikat dalam sejarah kompetisi basket Olimpiade tentu tak lepas dari peran para pebasket bintang yang dimiliki.
Sorotan pun tertuju kepada Kevin Durant dan Diana Taurasi yang kini tercatat sebagai pebasket tersukses dalam sejarah Olimpiade untuk masing-masing sektor.
Sebelum berkompetisi di Paris 2024, Kevin Durant tercatat sebagai pebasket putra tersukses kedua dalam sejarah Olimpiade dengan koleksi tiga medali emas.
Kiprah pemain Phoenix Suns itu masih kalah mentereng dibanding Carmelo Anthony yang punya tiga medali emas dan satu perunggu.
Pada akhirnya, Kevin Durant sukses melampaui Carmelo Anthony dengan meraih medali emas Olimpiade keempatnya di Paris 2024 sekaligus melanjutkan tren positif sejak London 2012.
Kevin Durant pun diyakini akan cukup lama menyandang status pebasket putra dengan raihan emas Olimpiade terbanyak meski hanya unggul tipis dari pesaing terdekatnya.
Saat ini, pesaing terdekat KD adalah Carmelo Anthony dan LeBron James yang sama-sama mengoleksi tiga medali emas serta satu perunggu.
Namun, Anthony sudah pensiun sejak Maret 2023 sedangkan James tak tahu apakah bakal bermain di Olimpiade 2028 kala dirinya sudah berusia 43 tahun.
Walau begitu, Durant meyakini bahwa rekornya di Olimpiade suatu saat nanti bakal terpecahkan oleh pebasket lain.
“Saya melihat akan ada seseorang yang bisa memecahkan angka itu. Rekor ada untuk dipecahkan,” tutur Durant yang belum tahu apakah akan bermain di Olimpiade 2028.
“Tujuan saya hanya untuk mewakili negara, wilayah, jalanan, dan keluarga saya sekaligus membantu permainan ini untuk terus berkembang dan kami berhasil melakukannya.”
“Kami melanjutkan apa yang sudah Dream Team lakukan di Olimpiade 1992, kami menerima estafet obor itu,” pebasket 35 tahun itu memungkasi.
Sementara itu, Diana Taurasi kini sendirian menyandang status pebasket putri dengan raihan medali terbanyak dalam sejarah Olimpiade.
Sebelumnya, Diana Taurasi harus berbagi predikat itu dengan Sue Bird yang sama-sama membawa Amerika Serikat meraih lima medali emas Olimpiade pada 2004–2020.
Ketika Sue Bird memutuskan pensiun pada September 2022, Diana Taurasi mengambil jalan lain dengan melanjutkan karier sebagai pebasket.
Perempuan 42 tahun itu akhirnya meraih medali emas Olimpiade keenamnya di Paris 2024 dengan disaksikan langsung Bird dari pinggir lapangan pada laga final.
Pada Olimpiade 2024, menit bermain Diana Taurasi memang sedikit. Bahkan, pemain Phoenix Mercury itu sama sekali tak bermain dalam laga final kontra Prancis yang berlangsung alot.
Namun, kehadirannya dalam tim basket putri Amerika Serikat tetap dianggap penting sebagai seorang mentor. Taurasi pun menyadari perannya tersebut.
“Sebelum turnamen dimulai, saya berpesan kepada tim bahwa sejarah apik tak menjamin Anda bisa begitu saja mengulanginya. Anda harus berjuang mendapatkannya,” kata Taurasi.
“Para rival pun telah bekerja keras, mereka semua berinvestasi pada tim dan Anda bisa melihat hasilnya di turnamen ini. Setiap tim punya kans untuk menang.”
Pada sisi lain, Taurasi mengaku senang dan bangga masih bisa mengenakan seragam tim basket putri Amerika Serikat bersama para pemain muda.
Ia pun mengingat kembali perjalanan selama 20 tahun memperkuat tim nasional, sebagai pemain junior di awal karier dan kini bertransformasi sebagai sosok paling senior.
Diana Taurasi mengaku senang bisa bermain dengan para pebasket terbaik di masing-masing era dan menutup perjalanannya di Olimpiade dengan medali emas di Paris 2024.
“Saya tahu, Olimpiade selanjutnya akan digelar di Los Angeles. Saya akan berada di sana dengan sebotol bir di pantai,” kata perempuan asal California itu.