- Jim adalah petinju muda yang membawa harapan dan impian ayahnya, Stan.
- Namun, hubungan dengan sahabat, menjadi masalah serius bagi Jim, utamanya soal orientasi seksnya.
- Punch adalah film kontemporer tentang cinta, kesetiaan, dan pembebasan.
SKOR.id – Punch adalah film kontemporer tentang cinta, kesetiaan, dan pembebasan. Jim (diperankan oleh Jordan Oosterhof) adalah petinju berusia 17 tahun di sebuah kota kecil.
Dia adalah anak emas, bersiap untuk pertarungan yang akan mengangkatnya ke status profesional awal. Semua taruhan ada pada langkah pendakiannya menuju kesuksesan.
Tapi ayah Jim, Stan (Tim Roth), bukan hanya tipe pelatih yang menuntut namun juga pecandu alkohol yang terkenal kejam.
Pun begitu, Stan telah memberikan segalanya untuk melihat putranya memperoleh status sebagai petinju profesional dan melarikan diri dari kebrutalan dunianya yang kecil.
Ketika Jim mulai memikirkan kembali mengapa dia berjuang dalam hidupnya, dia berselisih dengan Whetu (Conan Hayes), seorang anak laki-laki keturunan suku Maori yang tangguh dan gay, yang menghabiskan hari-harinya di sebuah gubuk tua di tepi pantai.
Dengan anjing mongrelnya Moimoi, Whetu memadukan kemewahan yang rapuh dan bermimpi meninggalkan kota untuk menjadi seorang musisi.
Di dunia yang berpura-pura bahwa menjadi gay diterima, film ini mengupas lapisan toleransi untuk menunjukkan apa yang ada di bawah permukaan.
Jauh dari bendera pelangi dan parade kebanggaan, Jim dan Whetu harus mengatasi isolasi, kemunafikan, kebrutalan tinju kota kecil, hingga serangan orang asing yang tidak akan dibicarakan siapa pun.
Ketika Jim tersandung untuk menemukan bagaimana sebenarnya menjadi seorang gay, dia dipaksa untuk melihat bahwa kekuatan tidak ada hubungannya dengan kepahlawanan.
Film yang sutradara dan skenarionya dikerjakan oleh Welby Ings itu seluruh produksinya dilakukan di pantai barat Auckland, Selandia Baru. Latar belakang film ini juga mengambil kota kecil di Selandia Baru.
Film ini penuh pergolakan dan benturan emosi. Lihat saja saat Jim yang membuang ambisinya di tinju setelah bersahabat dengan Whetu yang diperankan sangat baik oleh pendatang baru, Conan Hayes.
Performa impresif Hayes memperkuat karakter Whetu, yang memakai kerentanan dan rasa sakitnya untuk mendorong individualitas, hasrat, dan tujuannya.
Narasi di sini mengalami pasang surut yang tidak merata dan menyedot sedikit drama. Namun, tidak ada yang mempertanyakan bobot dari kisah yang emosional, sangat pribadi, dan kisah yang luar biasa penting ini.