- Manajemen PSG Pati mengajukan banding atas sanksi yang dijatuhkan Komisi Disiplin (Komdis) PSSI terkait kasus I Gede Sukadana.
- Manajer PSG Pati, Arfan Afif, berharap sanksi yang dijatuhkan dapat dikoreksi sebab tim sedang berjuang bangkit di Grup C Liga 2 2021.
- Sementara itu COO PSG Pati, Divo Sashendra, menjelaskan kronologis peristiwa memainkan I Gede Sukadana saat lawan Persis Solo.
SKOR.id - Manajemen PSG Pati mengambil sikap tegas terhadap sanksi yang dijatuhkan Komisi Disiplin (Komdis) PSSI terkait persoalan I Gede Sukadana.
Sebelumnya PSG Pati dinyatakan kalah 0-3 dari Persis Solo, mendapat pengurangan poin, dan denda Rp 90 juta. Kini banding pun akan diajukan ke Komdis PSSI.
Sanksi tersebut dijatuhkan Komdis PSSI akibat memainkan I Gede Sukadana lawan Persis Solo, padahal dinilai sedang dalam hukuman larangan bermain.
Pemberitahuan dan detail sanksi yang dijatuhkan Komdis PSSI kepada PSG Pati dituangkan dalam Keputusan Komdis PSSI No. 037/L2/SK/KD-PSSI/XI/2021.
"Iya, manajemen sudah mengajukan banding terkait sanksi yang dijatuhkan oleh Komdis PSSI dengan sejumlah alasan dan data yang sudah kami sertakan," kata manajer PSG Pati, Arfan Afif dalam rilisnya.
Menurut Arfan, sanksi kalah dan pengurangan tiga poin dirasa terlalu berat bagi PSG Pati yang sedang bersusah payah mengumpulkan poin demi poin untuk memperbaiki posisinya di klasemen sementara Grup C Liga 2 2021.
Selain memperbaiki posisi, PSG Pati juga berusaha meramaikan perebutan tiket menuju babak delapan besar Liga 2 2021.
"Apalagi saat ini kami sedang bersusah payah mengumpulkan poin demi poin untuk dapat lolos ke babak selanjutnya," ujar Arfan.
Surat banding tim berjuluk Java Army ini sudah diajukan pada Kamis (11/11/2021) dan diharap sanksi yang telah dijatuhkan Komdis PSSI bisa dikoreksi.
Ia juga berharap, sanksi ini tidak memengaruhi performa para pemain PSG Pati yang pada putaran kedua ini sudah terlihat ada perkembangan dibandingkan putaran pertama.
"Kami tentunya berharap untuk sanksi yang dijatuhkan ini dapat dipertimbangkan kembali karena sangat berat," ucap Arfan.
"Apalagi saat ini performa anak-anak di lapangan sedang terus membaik dan peluang lolos ke babak selanjutnya masih terbuka," ia menambahkan.
Kronologis Peristiwa
Sementara itu, COO PSG Pati, Divo Sashendra, menjelaskan kronologis kejadian sebelum pelatih Joko Susilo menurunkan I Gede Sukadana di laga melawan Persis Solo.
Menurutnya, jelang dimulainya putaran kedua Liga 2 2021, PSG Pati sudah mengirimkan surat pendaftaran dua pemain anyarnya, I Gede Sukadana dan Muhammad Fayrushi, kepada PSSI dan PT Liga Indonesia Baru (LIB).
Berdasarkan pendaftaran tersebut, dua pemain baru PSG Pati sudah disahkan pada sistem SIAP PSSI dan LIAS LIB. Hanya saja, jelang pertandingan, dua pemain itu belum terdaftar di Form Penetapan Pemain.
Karena hal itu, Match Commissioner mengarahkan LO untuk menuliskan nama I Gede Sukadana dan Muhammad Fayrushi secara manual. Mereka pun mengizinkan keduanya bermain.
Divo Sashendra pun mempertanyakan Match Commissioner yang tidak membahas sanksi I Gede Sukadana ketika Match Coordination Meeting (MCM), sehari sebelum pertandingan.
"Kami tidak menerima FPP yang menyatakan bahwa pemain tersebut dilarang dimainkan, yang mana seharusnya pemain yang tidak boleh main akan terblok di sistem FPP tersebut," tulis sang COO di Instagram pribadinya.
Kronologis tersebut membuat PSG Pati merasa aman untuk menurunkan I Gede Sukadana dalam pertandingan melawan Persis Solo di Stadion Manahan, Solo.
View this post on Instagram
Berita PSG Pati Lainnya:
Turunkan I Gede Sukadana, PSG Pati Terkena Sanksi Komdis Pengurangan 3 Poin
Hasil PSG Pati vs PSCS Cilacap: Kalahkan Hiu Selatan, Tim Asuhan Joko Susilo Jaga Tren Positif