SKOR.id – Presiden Federasi Automobil Internasional (FIA) Mohammed Ben Sulayem mendapat serangan balik dari Asosiasi Pembalap Grand Prix (GPDA) yang beranggotakan seluruh pembalap Formula 1.
GPDA sudah mengeluarkan pernyataan resminya yang ditujukan kepada Ben Sulayem. Dalam surat tersebut para pembalap menyoroti sejumlah isu, termasuk seputar penalti terhadap Max Verstappen baru-baru ini.
Tiga kali juara dunia F1 sekaligus pembalap andalan Red Bull Racing diganjar hukuman pelayanan masyarakat (community service) akibat berkata kasar alias mengumpat saat konferensi pers Grand Prix Singapura di Marina Bay, akhir September lalu.
Hal ini sempat membuat Verstappen menolak untuk bicara dalam konferensi pers resmi F1. Ia memilih untuk membuat sesinya sendiri dengan para wartawan di luar ruangan.
Kemudian, FIA juga menjatuhkan sanksi berupa denda kepada bintang Ferrari Charles Leclerc sebesar 10 ribu euro (sekitar Rp168 juta) gara-gara hal serupa dalam F1 GP Meksiko pada pengujung Oktober kemarin.
Lewat pernyataannya GPDA juga mendesak Ben Sulayem untuk meninjau lagi caranya dalam menyampaikan pesan serta mengingatkannya bahwa para pembalap bukan bocah dan tidak perlu nasihat soal sepele.
Dalam suratnya, GPDA pun meyampaikan seruan transparansi soal ke mana uang denda yang dijatuhkan kepada para pembalap bermuara.
Seluruh topik tersebut telah dibahas serta disepakati oleh semua pembalap F1 selama GP Meksiko, termasuk nama top seperti Fernando Alonso, Lewis Hamilton, Max Verstappen, Lando Norris, hingga George Russell yang menjabat Direktur GPDA.
“Anggota kami merupakan pembalap profesional, bersaing di Formula 1, puncak dari motorsport internasional. Mereka adalah pejuang dan pada setiap akhir pekan balapan mereka memberikan tontonan hebat untuk fans,” demikian bunyi pernyataan GPDA.
“Soal umpatan, ada perbedaan antara mengumpat dengan maksud menghina orang lain dan yang kasual, seperti yang mungkin Anda gunakan untuk menggambarkan cuaca buruk atau masalah mobil atau situasi dalam balapan.”
“Kami mendesak Presiden FIA untuk juga mempertimbangkan nada dan bahasanya ketika berbicara kepada anggota kami, baik di forum publik atau lainnya. Lebih jauh, mereka tidak perlu diberi instruksi lewat media mengenai hal-hal bersifat sepele.”