SKOR.id - Penasihat tim Red Bull Racing, Helmut Marko, meminta semua pihak menanggapi serius ancaman Max Verstappen hengkang dari kompetisi F1.
Sebelumnya, Max Verstappen diketahui melontarkan sebuah umpatan ketika dimintai komentar terkait performa buruk mobil Red Bull Racing dalam sebuah sesi wawancara resmi FIA.
FIA kemudian memberikan hukuman berupa kegiatan pelayanan masyarakat terhadap tiga kali juara dunia F1 (2021–2023) tersebut.
Max Verstappen merasa hukuman yang diberikan FIA sedikit berlebihan lantaran membatasi dirinya untuk berekspresi. Ia pun melancarkan aksi protes saat F1 GP Singapura 2024 digelar.
Pembalap asal Belanda itu menolak memberi jawaban panjang selama sesi konpers FIA di Singapura. Bahkan, ia mengumpulkan beberapa media dan menggelar sesi konpersnya sendiri.
Dalam sesi tersebut, Verstappen mengeluarkan unek-uneknya termasuk ancaman hengkang dari kompetisi F1 yang telah membesarkan namanya.
“Saya sudah berada dalam tahap karier di mana saya tak ingin berurusan dengan hal seperti ini secara terus-menerus. Ini sungguh melelahkan,” katanya.
“Tentu terasa menyenangkan bisa mendapat kesuksesan dan memenangi balapan. Namun ketika Anda sudah mendapat semuanya, maka Anda juga ingin bersenang-senang.”
“Jika Anda harus terus berhadapan dengan hal konyol seperti ini. Bagi saya, ini sudah pasti bukan cara yang tepat untuk melanjutkan karier di olahraga ini,” pria 27 tahun itu melanjutkan.
Dalam kesempatan terpisah, Helmut Marko menilai ancaman Max Verstappen untuk keluar dari kompetisi F1 bukan sekadar gertakan.
Helmut Marko pun meminta semua pihak yang terkait menanggapi serius ancaman Max Verstappen dan berharap keadaan bisa segera kembali kondusif.
“Anda harus menanggapi perkataan Max dengan serius. Dia telah menggapai banyak hal tetapi juga penting baginya untuk menikmati olahraga ini secara keseluruhan,” katanya dikutip dari Motorsport-Total.
“Dia serius dan sungguh-sungguh dengan perkataannya. Namun, saya harap situasi yang terjadi saat ini tak menyebabkan dirinya pensiun dini.”
Lebih lanjut, Helmut Marko menilai para pemangku kepentingan di F1 menerapkan standar ganda terkait penggunaan umpatan dalam berkomentar.
Pria asal Austria itu kemudian mengambil contoh docuseries produksi Netflix berjudul "Drive to Survive" yang merekam cerita di balik layar dari kompetisi F1.
Dalam "Drive to Survive", Guenther Steiner yang merupakan mantan pimpinan tim Haas jadi salah satu bintang karena karakternya yang unik dan tak jarang melontarkan umpatan dalam komentarnya.
“Ini tak bisa dimengerti dan ada standar ganda. Yang lebih penting adalah Max tak melontarkan umpatan itu ke seseorang tetapi ke sebuah mobil,” Marko menjelaskan.
“Oke, mungkin sesi konpers sore hari (resmi FIA) semuanya ditangani dengan sangat ketat dan Anda harus mengambil pendekatan yang berbeda. Namun, hukuman itu jelas berlebihan.”