SKOR.id – Kelompok kerja (Pokja) dan satuan tugas (Satgas) menuju Olimpiade 2024 bentukan PP PBSI dilaporkan baru akan efektif berjalan pada awal Januari 2024.
Hal tersebut disampaikan langsung oleh Sekretaris Jenderal (Sekjen) PP PBSI, Mohammad Fadil Imran saat ditemui dalam acara puncak BNI Kejurnas (Kejuaraan Nasional) PBSI Perorangan Taruna dan Dewasa 2023 di GOR UNJ (Universitas Negeri Jakarta), Jakarta Timur, pada Sabtu (23/12/2023).
"Kita sudah rapat persiapan panjang. Saya sengaja tidak ekspos dulu karena tahap persiapan, untuk apa kita ekspos. Efektif setelah tahun baru, running (berjalan),” kata pria yang juga dipercaya sebagai pemimpin dari Pokja dan Satgas yang dibentuk PBSI tersebut.
“Walaupun anak-anak yang akan running to Olympic Paris itu sudah kita lakukan pelatihan. Tapi kita nyatakan start itu mulai di tanggal 4 Januari," ujarnya.
Pokja dan Satgas menuju Olimpiade Paris 2024 dibentuk berdasarkan kegagalan tim bulu tangkis Indonesia di Asian Games 2022.
Pada Asian Games 2022 yang dihelat di Hangzhou, Cina, tim bulu tangkis Indonesia sama sekali tak mampu meraih medali dari tujuh nomor yang digelar.
Ini jadi kali pertama kontingen Merah Putih sama sekali tak mampu mendapatkan medali dari bulu tangkis yang menjadi andalan.
Selain itu, Satgas ini juga dibentuk untuk mempertahankan tradisi emas Indonesia pada ajang pesta olahraga se-dunia empat tahunan sekali itu agar emas-emas yang didapat pada Olimpiade Barcelona 1992, Olimpiade Atlanta 1996, Olimpiade Sydney 2000, Olimpiade Athena 2024, Olimpiade Beijing 2008, Olimpiade Rio de Janeiro 2016, dan Olimpiade Tokyo 2020 terus berlanjut.
Fadil mengatakan bahwa pihaknya telah membentuk tim untuk menjaga tradisi emas di Olimpiade.
"Ketua pokja-nya saya. Kemudian ada manajer, technical director, supporting team. Dia (tim Pokja) kecil ramping tapi kaya fungsi," ucap Fadil.
"Di supporting team, misalnya ada psikolog, masseur, fisioterapi, gizi, dokter, sports science, tim analis yang akan memberikan dukungan kepada technical director, yang diisi oleh pelatih dan mentor.”
Nantinya, Pokja dan Satgas menuju Olimpiade Paris 2024 juga diisi oleh mentor-mentor yang merupakan peraih emas Olimpiade seperti halnya Taufik Hidayat (emas Olimpiade Athena 2004) di tunggal putra, Susy Susanti (emas Olimpiade Barcelona 1992) di tunggal putri, Ricky Subagja (emas Olimpiade Atlanta 1996) dan Candra Wijaya (emas Olimpiade Sydney 2000) pada ganda putra, hingga Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir (emas Olimpiade Rio de Janeiro 2016).
"Mentornya ini kita ambil dari para Olimpian. Contoh misalnya tunggal putra ada Taufik Hidayat. Kemudian tunggal putri mentornya ada Susy Susanti. Ganda putra ada Ricky (Subagja) dan Candra Wijaya, di ganda putri ada Greysia Polii, di ganda campuran ada Owi dan Butet. Di samping itu, ada kepala pelatih dan pelatih sektor," tutur pria 55 tahun itu.
"Ini tidak ada dirangkap, semuanya khusus. Ya Gregoria Mariska hanya di dilatih oleh tim pelatih yang diketuai oleh Indra (Wijaya) dan Herli (Djaenuddin). Ganda putra ya ada Koh Aryono (Miranat).”
Fadil menambahkan pemilihan mentor-mentor itu berdasarkan pengalaman bermain di Olimpiade sehingga diharapkan para mentor dapat membagikan ilmu dan pengalamannya pada pebulu tangkis Indonesia yang akan berlaga di Olimpiade Paris 2024.
“Nah, diharapkan dengan adanya mentor-mentor itu bisa berbagi, bertukar pikiran, bertanya, (selayaknya) menjadi mentor dan menemani pelatih,” ujar Fadil.
“Taufik Hidayat kan Olimpian dan dua kali ikut Olimpiade. Pasti kaya (ilmu dan pengalaman) dia. Tekanan baik dari atmosfer lapangan maupun dari luar lapangan itu semua nanti akan mereka diskusikan.”
“Saya berharap tim ini melambangkan keragaman badminton Indonesia dari semua aspek. Dari klub ada, dari Pemprov ada, dari pengawas ada dan sebagainya,” tuturnya.