- Persik Kediri menagih subsidi bulan Maret kepada PT LIB karena sedang kesulitan keuangan.
- Liga 1 2020 tidak berjalan, pemasukan Persik Kediri dari sponsorship dan lainnya terhenti.
- Saat ini Persik Kediri hanya mengandalkan penjualan store online selama Liga 1 2020 berhenti.
SKOR.id - Persik Kediri kesulitan dalam menyiasati keuangan klub di tengah pandemi virus corona yang juga membuat aktivitas sepak bola terhenti.
Terhentinya Liga 1 2020 secara langsung menguras berbagai pemasukan klub-klub peserta kompetisi dan itu dialami Persik selama satu bulan terakhir.
Berita Lain Persik Kediri: Gelandang Persik Kediri Pilih Tak Mudik meski Mulai Bosan di Mes
Itu diakui Chief Executive Officer (CEO) Persik, Abdul Hakim Bafagih, kepada Skor.id melalui pesan jejaring pertemanan pada Rabu (15/4/2020).
"Tidak banyak yang bisa dilakukan (manajemen klub). Lima sumber pendapatan kami tidak bisa optimal semua (menghasilkan pemasukan)," kata Abdul.
"Mulai dari sponsorship, subsidi LIB (PT Liga Indonesia Baru atau operator kompetisi), pendapatan tiket pertandingan dan endorsement terhenti seluruhnya," ia melanjutkan.
Soal subsidi dari PT LIB, yang dimaksud adalah pencairan subsidi untuk kontestan Liga 1 2020 periode Maret 2020 yang jumlahnya cukup lumayan.
Lelaki yang juga menjabat Anggota Komisi X DPR RI Fraksi Partai PAN itu menjelaskan, pihaknya sudah mengirim surat resmi sejak Senin (13/4/2020).
Namun, untuk berapa besaran subsidi ia menolak untuk membeberkannya, sebab merasa pihak PT LIB yang lebih pantas untuk memberitahukan jumlahnya.
Dengan kondisi yang ada saat ini, klub berjulukan Macan Putih hanya memiliki pemasukan dari merchandise yang tentunya tidak bisa menjadi tumpuan finansial.
"Hanya penjualan store yang masih bisa berjalan walaupun tetap tidak optimal. Karena sifatnya merchandise kan tersier bukan primer atau sekunder," ucap Abdul.
Berita Lain Persik Kediri: CEO Persik Kediri Ingin Liga 1 2020 Dihentikan demi Musim 2021
Adapun selama libur Liga 1 2020, Persik mengikuti mekanisme dalam Surat Keputusan (SK) PSSI Nomor 48/SKEP/III/2020 yang mengurangi beban pengeluaran.
Mereka memotong gaji pemain hingga 75 persen, atau hanya membayarkan 25 persen gaji selama bulan Maret, April, Mei, dan Juni 2020.