SKOR.id – Pekan Paralimpiade Nasional (Peparnas) XVII Solo 2024 adalah bagian dari proses regenerasi atlet Indonesia. Karenanya akan ada kebijakan yang diberlakukan guna memaksimalkan hal tersebut.
Pada Peparnas 2024, yang dijadwalkan berlangsung 6-13 Oktober mendatang, peran atau partisipasi atlet-atlet Merah Putih yang tampil dalam multievent internasional, termasuk Paralimpiade Paris 2024, dibatasi.
Terkait hal tersebut, Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Komite Paralimpiade Nasional (NPC) Indonesia Rima Ferdianto menjelaskan bahwa Peparnas merupakan wadah untuk mencari potensi baru dari daerah.
Dan kebijakan membatasi peran atlet-atlet Paralimpiade Paris 2024, yang akan masuk dalam kategori elite, sebenarnya telah diberlakukan sejak Peparnas XVI di Papua, 2021 lalu.
“Pembatasan ini mulai kami lakukan di Peparnas XVI Papua. Kita menyebutnya sebagai atlet elite. Nomor atlet elite dengan atlet nasional kita bedakan,” jelas Rima.
Kategori elite tidak hanya berisikan para atlet yang telah berlaga di Paralimpiade Paris, tetapi juga mereka yang pernah mewakili Indonesia dalam ajang ASEAN Para Games dan ASIAN Para Games.
“Tujuan Peparnas itu untuk mencari provinsi yang membibit atlet terbaik, bukan mencari provinsi yang membeli atlet terbaik,” kata Rima Ferdianto menambahkan.
Pun demikian, kehadiran nama top seperti Leani Ratri Oktila, Hikmat Ramdani, atau Saptoyogo Purnomo tetap penting. Para atlet nasional dapat menjajal level mereka yang sudah bersaing di event internasional.
Sebab, nantinya, satu nomor pertandingan kategori elite boleh diikuti atlet kategori nasional. Sedangkan mereka yang termasuk kategori elite tidak bisa mengikuti nomor pertandingan di kategori nasional.
“Kita butuh figur mereka. Atlet-atlet baru akan melihat, ‘oh ini toh kualitas dari atlet Paralimpiade’. Sementara bagi atlet Paralimpiade, mereka juga masih bisa mempertanggungjawabkan pembinaan dari daerahnya meski hanya mengikuti satu nomor pertandingan saja,” Rima menuturkan.
Ketua Umum NPC Indonesia Senny Marbun menjelaskan pengelompokan atlet pada ajang Peparnas 2024 merupakan solusi agar regenerasi terus berjalan.
“Kan enggak lucu kalau atlet yang setiap hari menjalani pelatihan nasional diadu dengan atlet yang tidak rutin letihan,” ujar Senny.
Pada sisi lain, para atlet yang masuk kategori elite memahami pentingnya Peparnas sebagai upaya untuk regenerasi atlet nasional sehingga prestasi di level internasional terjaga dan bisa lebih baik.
Leani Ratri Oktila menilai kategorisasi atlet dalam Peparnas menjadi solusi bijak. Atlet para bulu tangkis yang menyumbang medali emas dan perak di Paralimpiade Paris lalu mendukung langkah tersebut.
“Itu menjadi keputusan yang sangat bijaksana. Yang saya rasakan dahulu ketika menjadi atlet baru dan harus melawan teman-teman yang sudah bermain di level internasional, pasti punya rasa nervous tersendiri,” kata Leani.
Ia pun berharap dengan kebijakan ini di Peparnas 2024, atlet-atlet muda dari semua daerah lebih termotivasi memperlihatkan talentanya dalam mengejar prestasi.
“Tidak bisa dipungkiri yang namanya atlet muda baru muncul, pasti punya nervous yang tinggi. Dengan adanya kebijakan (kategorisasi) ini, pasti mereka bisa lebih maksimal,” tutur Leani.
“Saya rasa Peparnas nanti bisa menjadi ajang untuk menemukan potensi-potensi baru,” imbuh atlet yang bakal tampil di Solo nanti untuk memperkuat Kontingen Riau itu.
Total 3.100 atlet dari 34 kontingen akan terbagi dalam dua kategori pada Peparnas XVII Solo 2024. Mereka yang pernah meraih medali emas perorangan di Peparnas atau pernah mengikuti multievent internasional masuk kategori elite.
Ada 20 cabang olahraga (cabor) yang nanti dipertandingkan pada Peparnas 2024, di antaranya para atletik, para panahan, para bulu tangkis, boccia, para balap sepeda, para tenis meja, dan judo tunanetra.