SKOR.id - Pengamat sepak bola Indonesia, Akmal Marhali mengomentari keputusan Presiden Persiraja Banda Aceh, Nazaruddin Dek Gam yang melaporkan Arya Sinulingga.
Nazaruddin Dek Gam membuat laporan polisi pada Senin (27/11/2023) atas dugaan pencemaran nama baik dan ujaran fitnah yang dilakukan oleh terlapor Arya Sinulingga.
Sikap ini diambil setelah Arya Sinulingga melabrak Nazaruddin Dek Gam yang datang menonton pertandingan Sada Sumut FC vs Persiraja di Stadion Baharoeddin Siregar, Eli Serdang, pada 25 November 2023.
Arya mengusir Presiden Persiraja tersebut dari tribune, karena menurutnya Nazaruddin masih harus menjalani sanksi skors, larangan berpartisipasi dalam pertandingan sebanyak lima pertandingan.
Yakni melalui putusan Komdis PSSI karena telah melakukan intimidasi dan mengucapkan kata-kata kasar kepada perangkat pertandingan saat Persiraja menghadapi Sada Sumut FC pada 30 September 2023.
Menanggapi kejadian tersebut, Akmal Marhali mengecam sikap Nazaruddin. Ia membandingkan dengan kasus Edy Rahmayadi yang kurang lebih menerima perlakuan sama saat diteriaki suporter Persiraja saat pertandingan melawan PSMS Medan pada 18 November 2023 yang berujung ricuh.
"Langkah pak Nazaruddin melaporkan Arya ke polisi ini sebuah langkah yang terlalu berlebihan," kata Akmal kepada awak media, Senin (27/11/2023).
"Masih ada jalan lain untuk menyelesaikan masalah ini. Ini kan harusnya urusan Football Family, ya diselesaikanlah secara kekeluargaan."
"Kemarin kan sempet juga pak Nazaruddin ribut dengan pak Edy Rahmayadi, cara pak Edy ini kan bisa diikutin juga, dia gak perlu ke polisi," ia menjelaskan.
Akmal juga menilai sanksi Komdis PSSI harus lebih jelas dan tegas. Menurutnya larangan berpartisipasi ini bukan hanya tidak duduk di bench pemain di pinggir lapangan.
Tetapi seluruh aktivitas tim baik kandang maupun tandang. Termasuk menyaksikan di tribune, penonton atau bahkan memberikan pengarahan di hotel.
"Jadi larangan berpartisipasi itu bukan tidak duduk di bench. Posisi Nazaruddin kan presiden klub, masa menafsirkan larangan berpartisipasinya adalah dengan tidak duduk di bench. Sekelas presiden kan posisinya di VVIP," kata Akmal.
Ia pun melihat Nazaruddin sejak awal tidak menjalankan sanksi yang diberikan, salah satunya karena kurang jelasnya hukuman dari Komdis PSSI.
"Dia itu tetap nonton di tribune, nah di sini Komdis harus tegas dalam hal ini. Jadi harus ada pengawasannya juga. Ini pak Nazaruddin salah dalam menafsirkan hukuman dari PSSI," Akmal memungkasi.