SKOR.id - Mandeknya performa ganda putri Indonesia dalam beberapa turnamen terakhir memaksa PBSI melakukan penyegaran.
Imbasnya, empat pasangan utama yang eksis saat ini mengalami perombakan.
Mereka adalah Febriana Dwipuji Kusuma/Amallia Cahaya Pratiwi, Lanny Tria Mayasari/Siti Fadia Silva Ramadhanti, Meilysa Trias Puspita Sari/Rachel Allessya Rose, dan Apriyani Rahayu/Febi Setianingrum.
Apriyani Rahayu disatukan kembali dengan partner lamanya, Siti Fadia Silva Ramadhanti. Mereka terakhir kali tampil di All England 2025 sebelum resmi berpisah.
Kombo Apri/Fadia diharapkan mampu mengulang sukses era 2022-2023 saat pertama kali diumumkan sebagai ganda baru. Kala itu, mereka mampu merengkuh tiga titel BWF World Tour Super 500+.

Selanjutnya, Amallia Cahaya Pratiwi dipasangkan dengan Lanny Tria Mayasari, Rachel Allessya Rose berduet dengan Febi Setianingrum, dan Febriana Dwipuji Kusuma menggandeng Meilysa Trias Puspita Sari.
Empat kombinasi baru ganda putri ini siap didaftarkan untuk mengikuti dua turnamen elite pada September mendatang, yaitu Hong Kong Open 2025 (Super 500) dan China Masters 2025 (Super 750).
"Awalnya perubahan ini didasari hasil selama ini untuk menembus top elite yang cukup sulit. Sejak saya datang bulan April, melihat dari beberapa pertandingan, saya mulai mempelajari per individu sepertinya akan lebih hidup apabila ada tukar pasangan," kata pelatih ganda putri Pelatnas PBSI, Karel Mainaky, Jumat (1/8/2025).
"Dengan pasangan baru ini, saya berpikir untuk masuk ke level elit dunia cukup besar kesempatannya," dia menambahkan.
Tentu sebelum mengambil keputusan, PBSI sudah terlebih dulu menguji kompatibilitas pasangan-pasangan ini dalam latihan.
Dan, Karel Mainaky mengatakan ada kemajuan signifikan yang membuatnya kian yakin untuk merombak.
"Setelah Piala Sudirman dan rangkaian turnamen hingga Indonesia Open, akhirnya saya tetapkan hati untuk merombak pasangan-pasangan ini. Lalu sebelum tur Asia kemarin, saya sudah mencoba di latihan dan terlihat mereka ada kemajuan," ujar bungsu dari Mainaky bersaudara ini.
"Ambil contoh ketika pasangan lama melawan ganda putri pratama dengan sistem voor beberapa poin, mereka kebanyakan kalah, tidak bisa mengejar. Tapi setelah dipasangkan dengan yang baru, pola permainannya bisa berubah dan bisa menang. Mungkin juga ini ada semangat yang baru. Mereka pun siap dengan petualangan baru ini," lanjutnya.
Karel Mainaky berharap, penyegaran ini membawa peningkatan prestasi bagi ganda putri Indonesia dan mampu bersaing dengan lawan-lawan top dunia.
"Di sisa tahun ini pastinya saya ingin melihat empat pasangan ini ketika diturunkan bisa meraih poin sebanyak-banyaknya. Jadi, tahun depan sudah bisa langsung ikut turnamen level atas," dia memungkasi.