- Tour d' Indonesia 2020 berlangsung secara virtual karena pandemi virus corona (Covid-19).
- Sejauh ini, 10 tim dari negara lain telah mengonfirmasi keikutsertaan dalam lomba virtual Tour d'Indonesia 2020.
- PB ISSI menyebut rute lomba dibuat seperti aslinya guna membantu pemulihan pariwisata di Indonesia.
SKOR.id - Pandemi virus corona (Covid-19) mengacaukan agenda olahraga dunia. Tidak terkecuali balap sepeda paling bergengsi di Tanah Air, Tour d'Indonesia.
Lomba balap sepeda jalan raya ini dipastikan tak bergulir seperti sebelumnya. Pengurus Besar Ikatan Sport Sepeda Indonesia (PB ISSI) menganti dengan balapan virtual.
Berita Balap Sepeda Lainnya: Kebutuhan Membengkak, ISSI Maksimalkan Anggaran Termin Pertama dari Kemenpora
Hal tersebut diungkapkan oleh Sekretaris Jenderal (Sekjen) PB ISSI, Parama Nugroho, saat dihubungi Skor.id pada Selasa (16/6/2020) siang WIB.
"Tahun ini, Tour d'Indonesia kami siapkan bentuknnya bukan tour pada umumnya. Tetapi, secara virtual," ujar Parama Nugroho via telepon.
"Kami bangun kerja sama dengan salah satu aplikasi yang dikembangkan di (Rep) Ceko. Nanti, yang dipakai adalah rute di Indonesia."
"Pelaksanaanya betul-betul seperti (Tour d' Indonesia) sesungguhnya, sesuai dengan namanya," Parama Nugroho menambahkan.
Lebih lanjut, dirinya mengatakan, PB ISSI terus melakukan persiapan. Rencananya, lomba balap sepeda paling bergengsi di Indonesia itu bergulir akhir September 2020.
Tour d'Indonesia 2020 sebenarnya dijadwalkan pada 24-29 Agustus. Namun, pandemi virus corona membuat rencana tersebut batal dan beralih ke virtual.
Bukan hanya Tour d'Indonesia, ajang lain turut tertunda hingga Union Cycliste Internationale (UCI) harus menjadwal ulang lomba.
"Saat ini dalam proses pembuatan rutenya. Jadi, akan ada lima etape yang terselenggara di beberapa daerah Indonesia," kata Parama Nugroho.
Dengan rute yang dibuat seperti asli, Parama Nugroho berharap ajang ini bisa membantu pemulihan pariwisata di Indonesia usai Covid-19.
"Walau (diselenggarakan) secara virtual, kami akan tetap menampilkan wajah Indonesia (dalam Tour d' Indonesia)," ucapnya.
Jika dibandingkan dengan lomba sesungguhnya, persiapan balap sepeda virtual lebih mudah. Salah satunya dari sisi keamanan.
"Akomodasi juga beda karena masing-masing negara peserta cukup menyiapkan ruangan untuk satu tim. Tak perlu terbang ke Indonesia."
Sejauh ini, sudah ada 10 tim, termasuk dari Indonesia. Lainnya adalah Malaysia, Thailand, Singapura, dan Filipina.
"Dua tim dari Jepang dan Iran, ingin ikut. Tapi, kami masih mempertimbangkan karena mungkin kami akan mulai dengan 10-15 tim dulu," katanya.
Parama Nugroho menuturkan, selain Tour d'Indonesia, ke depan, lomba balap sepeda secara virtual akan diterapkan pada event-event lainnya.
Berita Balap Sepeda Lainnya: Lepas Jabatan Ketua Umum, Raja Sapta Oktohari Berharap ISSI Dapat Pengganti yang Lebih Baik
"Sebenarnya bukan selama pandemi saja. Kami berharap dapat bekerja sama dengan penyelenggara tur yang lain. Jadi, ada pararel penyelenggaraan."
"Ada real tour-nya, maupun virtual race-nya. Jadi, penggiat sepeda di mana pun bisa merasakan atmosfer balapan sesungguhnya."
"Hal seperti itulah yang kami bangun. Jadi, kami siapkan dengan betul suapaya bisa berjalan secara paralel dua ajang real dan virtual," kata Parama Nugroho.