Opini: Akhirnya Mimpi Buruk Itu Datang, Para Garuda Muda U-20: You'll Never Walk Alone

Mahfudin Nigara

Editor: Suryansyah

Logo FIFA (Hendy Andika/Skor.id).
Federasi Sepak Bola Internasional atau FIFA. (Hendy Andika/Skor.id)
  • FIFA, secara tegas telah mencoret Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20.
  • Apa yang awalnya diharapkan bisa digelar dengan penuh gempita, kandas sudah.
  • Sungguh, saya tak sanggup membayangkan perasaan Arkhan Fikri, Marcelino Ferdinan, Hokky Caraka dan kawan-kawan.

SKOR.id - YA, akhirnya, mimpi buruk itu datang juga. FIFA, secara tegas telah mencoret Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20. Apa yang awalnya diharapkan bisa digelar dengan penuh gempita, kandas sudah.

Sungguh, saya tak sanggup membayangkan perasaan Arkhan Fikri, Marcelino Ferdinan, Hokky Caraka, dan kawan-kawan mendengar kabar ini. Impian para pemain muda kita untuk bisa tampil di putaran final Piala Dunia U-20 (dulu dikenal Piala Dunia Junior), pupus.

Begitu juga, saya tak kuat membayangkan kecewanya 207 juta penggila bola tanah air. Perhelatan yang sudah berada di depan mata, sirna.

Tapi, semua itu bukan kiamat untuk kita. Untuk sepak bola, apalagi bangsa kita. Kita boleh kecewa, boleh marah, tapi kita tidak mengakhiri segalanya dalam duka terlalu lama.

Sulit Dipisah
Banyak di antara kita yang marah, ternyata politik praktis akhirnya 'memenangkan' pertarungan. Banyak di antara kita yang kecewa, mengapa persoalan penolakan atas Israel, meletup di penghujung waktu. Banyak di antara kita yang emosi karena situasi akhirnya tak terkendali.

Kemarin, Presiden Jokowi mengingatkan agar politik praktis tidak dicampuradukkan dengan olahraga. Kita semua juga menginginkan hal yang sama.

Tapi faktanya, olahraga sangat sulit dipisahkan dengan politik praktis. Banyak contoh yang bisa kita ambil terkait hal itu. Salah satunya justru apa yang dilakukan oleh FIFA sendiri.

Kepada Rusia, FIFA bisa sangat keras, bahkan terlalu keras. Rusia yang punya hak untuk melakukan laga play off menuju Piala Dunia yang digelar di Qatar, Juni 2022, dicoret. Alasan utamanya karena Rusia menyerang Ukraina. Rusia dituding kejam karena korban rakyat sipil begitu luar biasa.

Tapi, kepada Israel, FIFA begitu permisif. Video yang belum lama ini beredar tentang cara eksekusi rakyat sipil Palestina, jelas sangat biadab. Lelaki, anak-anak, orang tua, diikat tangannya, didorong ke dalam lobang, dan ditembak. Tumpukan mayat jelas terlihat.

Pertanyaannya, mengapa FIFA melakukan hal yang berbeda? Hanya FIFA yang bisa menjawabnya.

Bagi mereka yang menolak kedatangan Israel, landasannya juga jelas, UUD 1945, alenia pertama. Mereka justru taat pada konstitusi. Dan, penolakan mereka tidak terkait dengan agama.

Kita tahu Palestina pernah dipimpin pernah dipimpin oleh George Habas, pengganti Yasser Arafat, jelas bukan orang islam.

Israel, telah melakukan Aneksasi atau penyerobotan atau penggabungan atau pencaplokan, tanah-tanah Palestina dengan paksa. Perlawanan rakyat Palestina direspon dengan 'pembantaian'.

Kekejaman Israel terpampang sepanjang waktu. Itu sebabnya pemerintah kita (Bung Karno) menolak dan tidak berhubungan diplomatik dengan negara yang dikuasai kaum Zinois itu.
 
Bagi yang mendukung Israel untuk bisa tampil di putaran final PD U20, juga tidak keliru. Israel telah lolos prakualifikasi dan berhak satu tiket untuk tampil di Indonesia.

Tuntutan mereka juga tidak berlebihan: Pisahkan politik praktis dari olahraga.

Sementara pemerintah Indonesia juga tidak akan pernah mengubah posisi dukungannys pada Kemerdekaan bangsa Palestina dan tetap mengutuk keras keberutalan kaum Zionis.

Kalau pun akhirnya pemerintah menerima Israel, itu merupakan tanggung jawab atas kepercayaan serta menghormati regulasi FIFA. Kita tahu, sepakbola punya aturan tersendiri.

Dari seluruh upaya hingga pencabutan hak Indonesia sebagai tuan rumah PD U20, yang harus menanggung akibatnya adalah kita. Arkhan Fikri dan kawan-kawan kehilangan kesempatan bisa tampil di putaran final PD U20.

Para pekerja di sektor pariwisata, para pedagang, para pemilik angkutan, para pemilik hotel besar dan kecil, kehilangan harapan. Bukan tidak mungkin mereka sudah melipatgandakan modalnya, kini kerugian terpampang di depan mereka.

Tidak sampai di situ, dan ini yang terpenting.  Perbedaan antar penolak dan pendukung, serta pemerintah, jika tidak dapat dikelola dengan baik, maka bisa berbuntut panjang. Kita tahu, hingga hari ini 'perselisihan tentang cebong dan kampret' tidak pernah tuntas.

Padahal Jokowi dan Prabowo sudah berada dalam satu kapal yang sama. Keduanya, Presiden dan Menhan, belakangan ini malah sering tampil bersama dengan kemesraan yang luar biasa.

Ironisnya, diakui atau tidak, masyarakat kita hingga saat ini masih terus saling berhadap-hadapan. Ditambah lagi, ada golongan tertentu yang sepertinya berenang di atas situasi perbedaan.

Mereka terus menggoyang untuk mengeruk keuntungan besar bagi diri sendiri dan atau kelompoknya.

Jadi, jika kita tak segera mencermati dengan baik, bukan tidak mungkin akan membuat dikotomi baru: Penentang dan Pendukung, Israel. Sekali lagi, jika kita tidak segera mawas diri, kita tak segera mampu mengelola keadaan, saya khawatir keadaan menjadi buruk.

Saya berharap, untuk mereka yang berpegang pada konstitusi (UUD 1945, alenia pertama), lalu bagi mereka yang berpegang pada prinsip Football Unites the World (Sepak bola menyatukan dunia), serta PSSI dan Pemerintah yang gagal meyakinkan FIFA, ingatlah, kita berada dalam rumah yang sama. Jangan sampai ada pihak-pihak yang justru memanfaatkan ini seperti kasus -Cebong_ dan /Kamoret_ untuk kepentingan individu atau kelompok tertentu.

Kita, sekali lagi, pernah berada dalam posisi yang sama. Kita sama-sama dalam situasi tidak diuntungkan. Berulang kali, kita sudah berhadap-hadapan. Jika bangsa kita masih tetap eksis semua semata karena  Allah.

Karena Sang Khaliklah bangsa kita masih tetap bersatu. Yugoslavia dan Uni Soviet adalah contoh, sekokoh apa pun bangsa, dan pemimpin pemerintahannya, jika semua tak lagi bisa menjaganya, maka kehancuran akan mendatangi. Nauzubillah kita, jangan sampai masuk ke relung itu.

Sebagai penutup, saya mengutip dua slogan dan satu ayat quran.

Dari Klub Liverpool:
You'll never walk alone (Kamu tak akan pernah sendiri). Lagu yang dipopulerkan oleh grup band Gerry and Pacemaker, 1963, dan menjadi penyemangat bagi Liverpool, pemilik, pelatih, pemain, dan pendukung. Dalam keadaan ada pun, kita tetap bersatu.

Sejatinya, lagu itu diciptakan oleh komposer Amerika, Richard Rodgers dan Oscar Hammestein II. Lagu ini untuk menyemangati Julie Jordan yang suaminya Billy Bigelow, pemeran utama drama musikal yang tewas dalam perampokan.

Berikutnya slogan pebasket kondang dunia, Michel Jordan: Rintangan tidak harus menghentikanmu. Jika Anda menabrak tembok, jangan berbalik dan menyerah. Cari tahu bagaimana cara memanjatnya, melewatinya, atau mengatasinya."

Terakhir, satu ayat Quran, surah Al-Baqarah 216:  _Hari-harimu mungkin tidak akan berjalan sesuai rencana, tapi yakinlah bahwa Allah itu Maha Mengetahui. Ia tahu apa yang terbaik untuk umat-Nya_.

Semoga kegagalan ini tidak menghancurkan kita, tapi sebaliknya justru menjadi pemicu untuk kebangkitan sepakbola dan bangsa Indonesia ke depan. Aamiin ya Rabb..

M. Nigara
Wartawan Sepakbola Senior

RELATED STORIES

24 Negara yang Tampil pada Piala Dunia U-20 2023 di Indonesia

24 Negara yang Tampil pada Piala Dunia U-20 2023 di Indonesia

Indonesia bakal menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2023 dan 24 negara akan bertanding termasuk negeri yang jadi host.

Opini: Ketika Kita Sulit Memisahkan Politik dan Olahraga

Opini: Ketika Kita Sulit Memisahkan Politik dan Olahraga

Timnas Israel U20, boleh dibilang lumayan baik. Jadi, ketika mereka bisa lolos, semua persoalan dan resikonya akan tumpah ke pemerintah kita.

Opini: Piala Dunia U-20 Berharap Sesuatu Tak Terjadi

Jika gagal jadi tuan rumah Piala Dunia U-20, 2023, ini akibat manifesto politik dari sejumlah gubernur, elite partai, dan tokoh ormas.

Skor co creators network
RIGHT_ARROW
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
RIGHT_ARROW

THE LATEST

justin hubner - fortuna sittard

National

Dipercaya Jadi Starter, Justin Hubner Senang Lakoni Debut bersama Fortuna Sittard

Justin Hubner main 64 menit dalam kekalahan Fortuna Sittard dari Bayer Leverkusen di laga uji coba, Jumat (1/8/2025).

Teguh Kurniawan | 02 Aug, 13:25

Futsal Indonesia (Hendy Andika/Skor.id)

Futsal

FFI Bentuk Operator Liga Profesional dan Gulirkan PFL 2

Pembentukan Operator Liga Profesional adalah langkah penting untuk memastikan pengelolaan kompetisi berjalan secara profesional dan terstruktur.

Rais Adnan | 02 Aug, 12:40

sea v.league 2025 putri

Other Sports

SEA V.League 2025 Sektor Putri: Jadwal, Hasil, dan Klasemen

Jadwal, hasil, dan klasemen SEA V.League 2025 sektor putri yang terus diperbarui seiring berjalannya turnamen.

Teguh Kurniawan | 02 Aug, 12:09

Zlatan Ibrahimovic, pesepak bola Swedia yang bermain di Italia. (Deni Sulaeman/Skor.id)

World

Kunjungi Bali, Zlatan Ibrahimovic Jalani Ritual Melukat di Pura Tirta Empul

Zlatan Ibrahimovic membagikan momen saat mengunjungi Bali melalui akun Instagramnya.

Rais Adnan | 02 Aug, 11:58

kevin diks - gladbach

National

Kevin Diks Merasa Naik Level di Borussia Monchengladbach

Bek Timnas Indonesia, Kevin Diks, juga menegaskan targetnya bersama Borussia Monchengladbach.

Rais Adnan | 02 Aug, 08:26

Cover Pro Futsal League 2025-2026. (Grafis: Deni Sulaeman/Skor.id)

Futsal

FFI Buka Seleksi untuk Slot Ekspansi ke-13 dan 14 Pro Futsal League 2025-2026, Ini Syaratnya

FFI resmi mengumumkan dibukanya proses seleksi untuk slot Lisensi Ekspansi ke-13 dan 14 PFL 2025-2026.

Rais Adnan | 02 Aug, 08:08

Ibrahima Konate, Dusan Vlahovic, dan Bernardo Silva, pemain top yang kontraknya habis Juni 2026. (Grafis: Deni Sulaeman/Skor.id).

World

Starting XI Pemain Top yang Kontraknya Habis Juni 2025, Ada Incaran Real Madrid

Berikut ini starting XI pemain top yang kontraknya habis pada Juni 2025, salah satunya Ibrahima Konate yang jadi incaran Real Madrid.

Pradipta Indra Kumara | 02 Aug, 07:58

La Liga 2025-2026 (Liga Spanyol). (Grafis: Deni Sulaeman/Skor.id).

La Liga

La Liga 2025-2026: Jadwal, Hasil dan Klasemen Lengkap

Jadwal, hasil, dan klasemen La Liga 2025-2026 (Liga Spanyol), yang akan diperbarui seiring kompetisi.

Pradipta Indra Kumara | 02 Aug, 06:28

Liga Italia (Serie A) musim 2025-2026. (Grafis: Deni Sulaeman/Skor.id).

Liga Italia

Liga Italia 2025-2026: Jadwal, Hasil dan Klasemen Lengkap

Jadwal, hasil, dan klasemen lengkap Liga Italia 2025-2026 yang diperbarui seiring berjalannya kompetisi.

Pradipta Indra Kumara | 02 Aug, 06:28

Jadwal, hasil, dan klasemen Liga Inggris musim 2025-2026. (Grafis: Deni Sulaeman/Skor.id).

Liga Inggris

Liga Inggris 2025-2026: Jadwal, Hasil dan Klasemen Lengkap

Jadwal, hasil, dan klasemen lengkap Liga Inggris 2025-2026 yang diperbarui seiring berjalannya kompetisi.

Pradipta Indra Kumara | 02 Aug, 06:28

Load More Articles