- NOC Indonesia mendukung apa pun keputusan IOC terkait ditunda atau tidaknya Olimpiade 2020.
- Apalagi, Indonesia memiliki kepentingan untuk menjadi tuan rumah Olimpiade 2032.
- Dorongan untuk penundaan Olimpiade 2020 makin kuat setelah mundurnya Kanada dan Australia.
SKOR.id – NOC Indonesia ternyata tidak mengikuti langkah NOC lain yang mendorong ditundanya pelaksanaan Olimpiade 2020 di Tokyo, Jepang, terkait pandemi virus corona.
Presiden NOC Indonesia Raja Sapta Oktohari mengatakan bahwa pihaknya lebih memilih untuk menuruti semua keputusan Komite Olimpiade Internasional (IOC).
“NOC Indonesia memilih sejalan dengan apa yang diputuskan IOC. Sebab, mereka pasti sangat memahami tentang keselamatan atlet Olimpiade,” ujar Raja Sapta Oktohari kepada Skor.id, Senin (23/3/2020).
Baca Juga: Ubah Sebutan KOI dengan NOC Indonesia, Okto Ingin Masyarakat Terbiasa
Dengan kata lain, Raja Sapta Oktohari mengatakan Indonesia akan mendukung dan ikut serta di Olimpiade 2020, terlepas dari pesta olahraga dunia empat tahunan itu diundur atau tidak.
Dukungan NOC Indonesia terhadap IOC sendiri berkaitan dengan upaya Indonesia untuk menjadi tuan rumah Olimpiade 2032.
“Menjadi tuan rumah Olimpiade 2032 merupakan kepentingan nasional yang sangat besar. Jadi, kami harus mendukung apa pun yang nantinya diputuskan oleh IOC,” ujar Raja Sapta Oktohari.
Lebih lanjut, Raja Sapta Oktohari berpesan kepada seluruh atlet nasional untuk menjaga kesehatan.
Selain itu, program latihan tentunya juga harus berjalan, meskipun wajib melakukan penyesuaian karena mewabahnya Covid-19 di Indonesia.
“Seluruh atlet harus mematuhi apa pun yang diinstruksikan oleh dokter. Atlet juga harus menghindari tempat-tempat keramaian,” ujar Okto, sapaan akrabnya.
Baca Juga: Virus Corona Tak Halangi Rencana Reuni McLaren-Mercedes
Dorongan ditundanya Olimpiade 2020 sendiri sangat kencang. Bahkan, dua negara, Kanada dan Australia, sudah menarik atletnya dari kekikutsertaan dari Olimpiade 2020.
Kedua negara ini menganggap bahwa Olimpiade 2020 mustahil diselenggarakan pada 24 Juli-9 Agustus 2020.
Pasalnya, masih banyak negara peserta yang berjibaku mengatasi virus corona hingga saat ini.