SKOR.id - Pihak Komersial PSSI, Direktur Utama PT Garuda Sepakbola Indonesia (GSI), Marsal Masita, membeberkan alasan PSSI memilih Erspo sebagai apparel Timnas Indonesia.
Sebelumnya, banyak asumsi dari pencinta sepak bola terkait penunjukkan Erspo sebagai apparel Timnas Indonesia hingga 2026.
Pada live youtube bersama Skor Indonesia, pemilik Erspo, Muhammad Sadad dan Marsal Masita menjelaskan semua perjalanan hingga pihaknya sepakat dalam menjalin kerja sama.
Marsal Marsita mengungkapkan, ada tiga poin penting yang harus diketahui pencinta sepak bola Indonesia terkait pertimbangan PSSI memilih Erspo.
Pertama adalah besarnya fee sponsor yang diberikan perusahaan Erspo kepada PSSI.
"Secara nilai komersial ini sekadar kasih gambaran, nilai sponsorship yang kami terima sangat besar. Ini bukan PSSI yang punya uang, karena ini lelang sponsorship," ujar Marsal Masita, Rabu (4/4/2024) malam.
"Nah, nilai sponsorship yang kami terima dari Erspo delapan kali lebih besar dari sebelumnya. Nilai uang cash-nya, tiga kali lipat dari sponsor sebelumnya," ungkapnya.
Kedua, terkait perjanjian royalti yang diberikan pihak Erspo kepada PSSI untuk Timnas Indonesia.
"Kami mendapatkan royalti 7 persen dari Erspo setiap baju yang terjual. Tujuh persen itu semua untuk Timnas. Royalti ini memang sangat penting juga untuk PSSI dan Timnas," katanya.
Terakhir, Marsal Masita mengatakan para pemain Timnas Indonesia mendapatkan kualitas baju yang dipakai sangat baik.
"Kemudian tanggung jawab kami memastikan benefit untuk PSSI itu terasa, salah satunya dalam bentuk kualitas yang dipakai pemain itu yang terbaik," ucap Marsal.
Belakangan ini memang banyak asumsi buruk dari pencinta sepak bola Tanah Air terkait desain jersey Timnas Indonesia.
Namun, Marshal memastikan semua itu tidak benar. Bahkan pihaknya sudah berkomunikasi langsung dengan para pemain Timnas Indonesia yang menurutnya tidak ada kendala.
"Kita juga sudah cek ke pemain langsung, tidak ada komplain maupun dari pemain yang di Liga 1 ataupun yang di Eropa, mereka tidak ada komplain dengan jersey ini," pungkasnya.
Jadi yang dikomplain itu adalah yang replika bukan yang dipakai untuk para pemain Timnas alias player issue.
Pada lain pihak, Sadad mengungkapkan dirinya justru baru tahu kalau nilai sponsor yang dikeluarkannya jumlah kenaikan dari sponsor sebelumnya sebanyak itu.
“Ini saya baru tahu kalau ternyata sampai delapan kali lipat lebih besar dari sponsor sebelumnya. Negonya saya mulai dari Rp3,5 miliar, kemudian ditawar Rp6 miliar dan akhirnya ketemu di angka Rp5 miliar sepakatnya,” kata Sadad.