SKOR.id - Pada akhir pekan ini, kompetisi MotoGP 2024 bakal kembali bergulir dengan memasuki putaran ke-17 di Australia.
Rangkaian sesi MotoGP Australia 2024 sendiri akan berlangsung di Sirkuit Phillip Island yang masuk dalam Negara Bagian Victoria, Australia.
Akhir pekan nanti bakal menandai kali ke-30 Sirkuit Phillip Island digunakan untuk menghelat ajang balap motor Grand Prix.
Sebelumnya, sirkuit yang pertama kali beroperasi pada 31 Maret 1928 itu pernah menggelar GP Australia di era 500cc pada 1989–1990 dan 1997–2001.
Sirkuit Phillip Island pun konsisten masuk kalender kompetisi MotoGP sejak 2002 hingga saat ini, meski sempat terputus pada musim 2020 dan 2021 karena imbas pandemi Covid-19.
Salah satu sisi menarik dari penyelenggaraan ajang balap motor di Sirkuit Phillip Island adalah keindahan pemandangan alam yang disuguhkan.
Pasalnya, sirkuit dengan panjang lintasan 4,448 km ini terletak di Pulau Phillip yang ada di sebelah selatan Australia dan berbatasan langsung dengan laut.
Selain itu, Sirkuit Phillip Island juga cukup identik dengan sosok silver gulls alias burung camar perak yang kerap terbang di sekitar lintasan ketika MotoGP Australia berlangsung.
Hal ini wajar terjadi mengingat Pulau Island jadi salah satu habitat alami burung camar perak untuk bersarang sepanjang Agustus hingga Desember.
Sayang, kehadiran silver gulls di kawasan Sirkuit Phillip Island ini juga beberapa kali menimbulkan insiden yang melibatkan pembalap.
Salah satu momen yang paling dikenang terjadi pada MotoGP Australia 2013. Kala itu, Jorge Lorenzo menabrak seekor burung camar perak saat melakoni sesi kualifikasi.
Burung malang itu pun tampak tersangkut di motor Jorge Lorenzo yang terus melaju kencang di atas lintasan.
Menariknya, Jorge Lorenzo mampu menuntaskan lap itu dengan catatan waktu 1 menit 28,681 detik yang memecahkan rekor pole position milik jagoan tuan rumah, Casey Stoner, yang diikuir pada 2008.
Jorge Lorenzo yang saat itu tengah bersaing alot dengan Marc Marquez untuk gelar juara dunia MotoGP 2013 pada akhirnya jadi pole sitter berkat catatan waktu 1 menit 27,899 detik.
“Saya melihat begitu banyak burung di lap pertama saat menjalani sesi latihan. Saya pikir saya menabrak salah satunya (saat kualifikasi),” ujar Lorenzo saat itu, dikutip dari Fox Sports Australia.
“Saat berada di puncak Lukey Heights, saya melihat ada satu burung yang mendekat ke arah motor. Saya pun menunduk untuk menghindar tetapi burung itu sepertinya terbang ke arah bawah motor.”
“Saya terus melaju karena saya tak tahu ada burung (yang menyangkut) di motor, apalagi itu tak terlalu memengaruhi kecepatan saya,” ia menjelaskan.
Dua tahun berselang, insiden pembalap MotoGP menabrak burung camar perak di Sirkuit Phillip Island kembali terjadi. Kali ini, giliran Andrea Iannone yang terlibat.
Saat itu, Andrea Iannone yang tengah memimpin lomba "menyundul" seekor burung camar perak yang tiba-tiba terbang mengarah kepadanya.
Akibat insiden tersebut, Andrea Iannone sempat terpengaruh sehingga dengan cukup mudah disalip Jorge Lorenzo yang menempel ketat di peringkat kedua.
Meski sempat mengambil alih posisi terdepan pada akhir lap kedua, Andrea Iannone pada akhirnya harus puas finis ketiga di belakang Marc Marquez dan Jorge Lorenzo.
“Burung camar itu seperti menunggu saya untuk dicium. Saya bilang kepadanya untuk menunggu sebelum balapan, bukan di lap kedua,” ujarnya dengan nada bercanda.
“Ini momen yang sulit. Namun, ada baiknya burung itu terbang sebelum saya datang karena jika tidak saya bisa saja melindasnya dan tentu membuat saya terjatuh.”
Menariknya, burung camar perak bukan satu-satunya satwa yang meninggalkan kesan tersendiri bagi Andrea Iannone di Sirkuit Phillip Island.
Dalam sesi latihan bebas MotoGP Australia 2019, Andrea Iannone pernah dikejutkan dengan seekor walabi yang tiba-tiba melintas di Tikungan 10.
Kehadiran satwa liar yang tiba-tiba masuk ke lintasan ini jelas jadi kekhawatiran tersendiri di kalangan pembalap MotoGP saat tampil di Sirkuit Phillip Island.
Pada MotoGP Australia 2022, insiden nyaris kembali terjadi ketika seekor walabi tiba-tiba menyeberangi trek yang beberapa saat kemudian dilintasi Aleix Espargaro.
Peristiwa itu tentu menimbulkan kekhawatiran yang kemudian diungkapkan oleh sejumlah pembalap, termasuk Alex Rins, dalam rapat komite keselamatan bersama pihak penyelenggara.
“Kami sudah berbicara dalam komite keselamatan. Mereka harus memperbaiki pagar pembatas,” kata Alex Rins yang saat itu memperkuat Suzuki.
“Sebab, jika kami menabrak walabi maka itu tak hanya berbahaya untuk mereka tetapi juga kami. Saya melihat pagar pembatas di lurusan dan itu belum cukup tinggi.”
Aleix Espargaro pun sepakat dengan pendapat koleganya itu. Menurutnya, insiden yang nyaris dialaminya adalah sesuatu yang tak bisa diterima.
“Pada awal rapat, semua orang tertawa. Namun, mereka kemudian memahami bahwa keselamatan adalah poin yang sangat penting,” kata Aleix Espargaro.
“Bagi saya, momen ini tak bisa diterima karena sangat berbahaya. Mari kita lihat apakah mereka bisa memperbaikinya. Kami minta mereka sedikit menutupi lintasan (dengan pagar pembatas) agar lebih baik.”
Sedangkan untuk potensi gangguan dari burung camar perak, Aleix Espargaro menyadari pihak penyelenggara praktis tak bisa melakukan apa-apa.
“Untuk mencegah burung di lintasan, Anda praktis tak bisa melakukan apa-apa. Burung mungkin bisa dimaklumi tetapi tidak dengan walabi,” ujarnya.
“Jika kemarin saya menabrak walabi saat sedang melaju 220 km/jam, itu akan jadi sebuah kecelakaan yang sangat besar.”
Sementara itu, Jack Miller yang merupakan rider asal Australia memahami kekhawatiran yang dirasakan oleh rekan-rekannya saat tampil di Sirkuit Phillip Island.
Akan tetapi, Jack Miller dalam saat yang bersamaan juga mengatakan bahwa kehadiran satwa liar di lintasan jadi salah satu risiko menggelar balapan di dekat habitat aslinya.
Ia pun sepakat diperlukan adanya tindakan khusus demi melindungi tak hanya keselamatan pembalap tetapi juga satwa liar yang ada di sekitar Sirkuit Phillip Island.
“Jangan salah paham, sangat berbahaya jika ada seekor walabi melompat-lompat di sekitar lintasan ketika Anda sedang melaju 350 km/jam,” Miller membuka pernyataannya.
“Ketika Anda berada di lintasan yang terletak di lokasi ikonik seperti ini, Anda selalu akan bermasalah dengan kehidupan liar. Lalu apa yang akan Anda lakukan? Memusnahkannya?”
“Semua orang tahu, ketika Anda datang ke Australia maka ada kehidupan satwa liar. Anda bisa berkendara di jalan raya dan melihat berapa banyak yang terbunuh karena tertabrak,” katanya.
“Ada banyak satwa yang hidup di sekitar sini (Phillip Island), bukan manusia. Ini adalah sesuatu yang berbeda dibandingkan tempat lain di dunia.”