- Banyak anggapan yang menyebut olahraga angkat besi membuat pertumbuhan tinggi seseorang terhambat.
- Namun, sampai sekarang tidak ada bukti ilmiah yang mendukung anggapan tersebut.
- Hal tersebut juga dibantah oleh atlet angkat besi Indonesia, Eko Yuli Irawan.
SKOR.id - Banyak orang menganggap olahraga angkat besi membuat pertumbuhan tinggi seseorang terhambat.
Pendapat ini banyak diyakini lantaran banyaknya atlet angkat besi yang posturnya tidak tinggi.
Bahkan, banyak orang tua melarang anaknya menekuni olahraga ini karena tidak ingin buah hatinya tidak bisa tumbuh tinggi.
Hi Skorer, jangan lupa download apps Skor.id biar enggak ketinggalan update dan bisa mendapatkan banyak hadiah menarik.
Namun, hal tersebut bisa dibilang mitos karena tidak ada bukti ilmiah yang mendukung anggapan tersebut.
Lifter asal Indonesia, Eko Yuli Irawan, juga membantah anggapan ini. Menurutnya, tubuh pendek yang dimiliki banyak lifter merupakan faktor genetik.
"Memang ada anggapan dari orang banyak kalau angkat besi bikin badan keteken terus jadi pendek. Itu cuma mitos," kata Eko Yuli Irawan.
"Kita lihat lifter putri, Nurul Akmal juga punya tubuh cukup tinggi. Jadi ini murni faktor genetik," imbuh peraih medali perak Olimpiade Tokyo 2020 tersebut.
Penelitian yang diterbitkan Clinical Journal of Sport Medicine dilansir dari laman mejorconsalud menyimpulkan bahwa latihan beban tidak berdampak pada pertumbuhan tubuh.
Sedangkan penelitian dari Argentine Society of Pediatrics merinci bahwa latihan fisik, khususnya pada anak-anak dan remaja memiliki sejumlah manfaat dari segi fisik, mental, dan psikologis.
Latihan tersebut dapat meningkatkan ketahanan tulang, mengurangi risiko cedera, meningkatkan daya tahan tubuh dan meningkatkan minat olahraga.
Tumbuh Tinggi
Pertumbuhan tinggi seseorang akan berlangsung hingga batas maksimal yaitu hingga usia 35 tahun.
Bahkan, apabila didukung dengan asupan gizi yang baik dan olahraga secara teratur, pertumbuhannya akan lebih baik.
Tidak ada penelitian yang membuktikan bahwa olahraga angkat beban dapat menyebabkan anak menjadi pendek.
Sebaliknya, beban mekanis yang didapati oleh tulang saat melakukan olahraga angkat beban penting bagi lempeng epifisis yang justru berfungsi dalam pertumbuhan tinggi.
Latihan angkat beban memiliki peran kesehatan pada pertumbuhan fitur biomekanik lempeng epifisis.
Lempeng epifisis adalah prediktor utama seorang anak bisa bertumbuh.
Seiring waktu berjalan maka lempeng yang kenyal ini perlahan menjadi keras dan memadat sehingga dapat menambah volume tulang.
Untuk Anak-Anak
Anak-anak boleh melakukan olahraga angkat beban setidaknya umur 7 atau 8 tahun dan dengan jumlah beban yang tidak terlalu berat.
Perlu diingat betul bahwa tujuan latihan ini dilakukan pada anak-anak bukan untuk membentuk otot maupun bersaing dalam kompetisi.
Latihan angkat beban bagi mereka hanya untuk memperkuat otot-otot dan meningkatkan ketahanan fisik untuk mengoptimalkan pertumbuhan.
Selain itu, olahraga angkat beban juga memiliki banyak manfaat lain bagi tubuh anak maupun dewasa.
Di antara manfaatnya yaitu memperkuat tulang dan otot, meningkatkan daya tahan fisik, meningkatkan kepadatan tulang dan membantu mempertahankan berat badan yang sehat.
Jangan lupa untuk follow dan subscribe akun media sosial kami di:
Resmi, Ketiga Kalinya Louis van Gaal Ditunjuk Jadi Pelatih Timnas Belanda https://t.co/HelPS7Eq0Y— SKOR.id (@skorindonesia) August 4, 2021
Berita Bugar Lainnya: