SKOR.id - Hasil mengecewakan dialami Manchester United di kandang mereka, Stadion Old Trafford, setelah ditundukkan Brighton & Hove Albion dengan skor 1-3 pada pertandingan kelima Liga Inggris 2023-2024.
Serangkaian hasil buruk yang dialami Manchester United, membuat sang pelatih, Erik ten Hag mencoba strategi baru dengan beralih daro formasi pilihannya 4-2-3-1/4-3-3 dan menggunakn formasi 4-4-2 diamond.
Erik ten Hag mengandalkan Bruno Fernandes sebagai gelandang serang, Casemiro sebagai gelandang bertahan, dan dibantu Christian Eriksen dan Scott McTominay di sisi kiri dan kanan, didukung bek sayap Sergio Reguilon dan Diogo Dalot, yang berusaha membantu pasangan lini depan, Marcus Rashford dan Rasmus Hojlund.
Namun, strategi baru itu tak berjalan lancar, Brighton mencetak tiga gol melalui Danny Welbeck (20'), Pascal Gross (53'), dan Joao Pedro (71'), dan Setan Merah hanya sekali membalas melalui Hannibal Mejbri (73').
Pada 15 menit pertama Rasmus Hojlund, Marcus Rashford, dan Bruno Fernandes mencoba memotong umpan-umpan mudah di antara para pemain belakang Brighton. Pelatih Brighton, Roberto De Zerbi, kemudian memerintahkan Lewis Dunk, dan Jan Paul van Hecke untuk berdiri lebih melebar dalam melakukan build-up.
Pascal Gross kemudian turun lebih ke dalam untuk mengambil bola di belakang Bruno Fernandes, sedangkan Joel Veltman mendorong lebih tinggi untuk menerima bola di belakang Marcus Rashford.
Kemenangan ini dinilai menjadi salah satu efek positif dari kebijakan transfer dan pembinaan di Brighton selam bertahun-tahun, dan mereka tidak melakukan hal-hal yang dilakukan Man United.
Ini menjadi kali pertama di era Premier League, Manchester United kalah tiga kali dalam lima pertandigan pembuka, meski Erik ten Hag dinilai telah mengatasi beberapa kelemahan, yang di bawah kepemimpinan pendahulunya, Ole Gunnar Solskjaer dan Ralf Rangnick sulit untuk mengatasinya.
Orang-orang di kubu Man United terkesan dengan disiplin taktis yang dibawa oleh Erik ten Hag ke klub sejak kedatangannya dari Ajax Amsterdam pada musim panas 2022, sehingga ia memiliki tingkat pengawasan dan tanggung jawab besar bersama Setan Merah.
Pelatih asal Belanda itu merekrut banyak pemain yang pernah bekerja sama dengannya atau yang pernah dilawan dengan tim Ajax-nya dinilai hanya punya waktu sedikit untuk berkembang karena energinya diarahkan ke tempat lain.
Lima pertandingan masih merupakan sampel kecil untuk menilai performa Erik ten Hag pada musim keduanya, tetapi tidak ada pemain Man United yang tampil dengan level lebih tinggi dari musim lalu.
Para pemain yang menjadi andalan di final Piala Liga Inggris musim lalu tampak terbebani dan tak mampu menjalankan instruksi ke level yang sama di musim keduanya menjadi pelatih, ia mencoba mengubah skuad Man United menjadi tim yang mampu keluar dari kekacauan transisi, tetapi terlalu bergantung pada serangan balik.
Ketika delapan tahun berada di Go Ahead Eagles, FC Utrecht, dan Ajax, pelatih berkepala plontos itu meningkatkan performa timnya dengan melakukan interaksi dan kemampuan saling melengkapi, para pemain belajar melalui teori kelas dan kemudian praktik di tempat latihan.
Bersama Ajax ia banyak memberikan persyaratan taktis yang dituntutkan kepada para pemain, ia mencoba meniru hal tersebut di Man United, tetapi belum berjalan sesuai yang diharapkan.
Ten Hag sudah menghabiskan 330 juta pound (sekitar Rp6,29 triliun) di tiga jendela transfer, tetapi skuadnya masih memiliki kelemahan mencolok seperti tidaka danya deep-lying playmaker atau bek kanan menyerang yang mampu melakukan overlapping.
Selain itu hanya sedikit dari pemainnya yang dinilai dapat menerima bola dengan nyaman untuk bermain, serta saat ini ia mengandalkan penyerang berusia 20 tahun yang tidak dapat bermain penuh karena menjalani perawatan cedera punggung.
Ten Hag memang tidak bisa mengetahui kapan permasalahan akan menimpa timnya, tetapi cemoohan yang diterima saat laga berakhir melawan Brighton, bisa menjadi sinyal kuat pendukung mereka sudah menuntun hasil lebih baik.
"Kita harus melawan, tetap bersatu saat ini, itu akan berlalu. Itu tidak akan terjadi, tapi kami harus bekerja keras untuk mewujudkannya dan kami harus yakin akan hal itu dan kemudian kami akan membalikkannya. Kami harus menganalisis pertandingan ini, melihat apa yang harus kami tingkatkan dan kemudian kami menghadapi lawan berikutnya. Ini adalah kompetisi yang berbeda, di Eropa, kami menantikannya tetapi ini adalah peluang besar," ujar Erik ten Hag.
"Hojlund 'belum siap untuk keseluruhan pertandingan', mencemooh (dalam hal) positif," ujar ten Hag soal kejadian akhir pekan.