- 54 tenaga masseur (pijat) dari 37 cabor mengikuti kegiatan yang berlangsung pada 12-15 Oktober 2020.
- Pelatihan dilakukan untuk meningkatkan profesionalisme setiap individu yang terlibat dalam PON XX.
- Setiap KONI Papua monitoring ke hampir semua cabor yang jadi perhatian adalah kurangnya tenaga masseur.
SKOR.id - Papua terus melakukan upaya keras untuk menyuksesan gelaran Pekan Olahraga Nasional (PON) XX di wilayahnya, tahun depan.
Selain sukses penyelenggaraan, sebagai tuan rumah Bumi Cenderawasih juga ingin meraih hasil maksimal dalam pesta olahraga empat tahunan tersebut.
Berbagai persiapan pun dilakukan Papua. Termasuk, dengan menggelar pelatihan untuk para tenaga pijat atau masseur.
Pelatihan yang dilakukan Komite Olahraga Nasional (KONI) Papua itu telah berlangsung pada 12-15 Oktober 2020.
Setidaknya 54 tenaga masseur dari 37 cabang olahraga (cabor) mengikuti kegiatan pelatihan tersebut.
Wakil Sekretaris KONI Papua Daud Ngabalin mengatakan kepada para masseur bahwa pelatihan ini berdasarkan hasil evaluasi dan monitoring yang dilakukan Puslatprov dan KONI Papua pada masing-masing cabor.
“Pelatihan dilakukan untuk meningkatkan profesionalisme setiap individu yang terlibat dalam rangka menuju PON XX," kata Daud Ngabalin.
"Sehingga KONI berharap keputusan yang dipilih oleh setiap cabor adalah yang benar-benar, sebab aspek paling penting dan sangat mendukung dalam semua cabor adalah masseur."
Valentino Rossi Diundang Tim M-Sport Ford untuk Turun di ACI Rally Monza https://t.co/zwweyuEJnV— SKOR Indonesia (@skorindonesia) October 17, 2020
Menurutnya, setiap monitoring dan evaluasi ke hampir semua cabor yang menjadi perhatian adalah kekurangan tenaga pijat atau masseur.
“Kami harus profesional dan itu adalah prinsip yang harus dipegang sama-sama sehingga profesional bisa dijaga,” Daud Ngabalin menuturkan.
Sementara itu, Wakil Ketua II Puslatprov Papua, Letkol Inf Asep Supriyanto, mengakui tenaga masseur sangat penting.
Khususnya untuk menunjang dan membantu para pelatih dan asisten pelatih ketika para atletnya mendapatkan cedera dalam latihan.
“Ini sangat diperlukan sekali tenaga masseur karena hanya (ada) beberapa orang saja, sementara cabor hampir semua butuh," ujar Asep Supriyanto.
"Makanya dari KONI dan Puslatprov mengambil kegiatan ini bahwa mereka butuh meningkatkan kemampuan yang ada di setiap cabor kepada setiap asisten pelatih. Jadi ini cukup positif.”
“Kami tidak bisa mencari seorang masseur untuk semua cabor karena akan membutuhkan dana yang besar, makanya mereka yang ada ini dilatih agar bisa merangkap. Kami tetap memperhatikan etika dengan menyesuaikan gender,” tambahnya.
Ditambahkan Ketua Panitia Tery Wanane, pelatihan ini melibatkan 54 tenaga masseur, termasuk pelatih, asisten serta ofisial untuk menambah wawasan pengetahuan menangani cedera para atlet yang bisa memberikan dampak ke depan.
“Kegiatan ini sangat penting karena mendatangkan dua tenaga ahli yang saat ini tengah menangani tim Pelatnas," ujar Tery Wanane.
Ikuti juga Instagram, Facebook, YouTube, dan Twitter dari Skor Indonesia.
Berita PON Papua Lainnya:
Tak Dapat Izin Keramaian, Peresmian Venue PON Papua Digelar Virtual
DKP Papua Pastikan Pasokan Ikan untuk PON Papua Tercukupi