SKOR.id - Olahraga jalan cepat menjadi salah satu olahraga alternatif bagi yang ingin tetap sehat dengan biaya murah. Olahraga ini secara perlengkapan mungkin hampir sama dengan olahraga lari, yang memang saat ini sangat menjamur di Indonesia.
Namun tidak seperti olahraga lari, olahraga jalan cepat mungkin masih banyak yang belum mengetahui secara detail. Padahal, olahraga ini termasuk yang dipertandingkan di Olimpiade.
Di Indonesia, salah satu atlet jalan cepat yang berprestasi saat ini adalah Hendro Yap. Setidaknya, ia pernah meraih empat medali emas SEA Games secara beruntun mulai dari 2013, 2015, 2017, dan 2019.
Lantas, seperti apa detail mengenai olahraga jalan cepat ini? Simak paparannya di bawah ini:
Pengertian
Jalan cepat atau race walking merupakan salah satu cabang olahraga atletik, yang dilakukan dengan cara melangkah cepat ke depan dan kaki tidak pernah terputus dari menyentuh tanah.
Meskipun hampir sama dengan cabang olahraga lari, tetapi kedua olahraga ini memiliki banyak perbedaan.
Perbedaan mendasar antara jalan cepat dan lari terletak pada gerakan kakinya. Pada race walking, salah satu kaki akan tampak selalu menyentuh atau berada di atas tanah. Sementara itu, pada lari, dalam beberapa momen kedua kaki akan tampak melayang di atas tanah.
Selain itu, pada saat melakukan race walking, tubuh dari orang tersebut tidak boleh terasa kaku, terlebih pada bagian pinggul. Pinggul diketahui menjadi bagian penentu yang paling utama dalam gerakan jalan cepat. Gerakan pinggul yang nyaman dan rileks dapat menjadi gerakan olahraga jalan cepat menjadi sempurna.
Sebagai cabang olahraga atletik yang dilombakan, olahraga race walking termasuk ke dalam tanggung jawab dari organisasi atletik dunia atau biasa dikenal dengan International Amateur Athletic Federation (IAAF).
Dilansir dari laman resmi IAAF, nomor jalan cepat yang dilombakan pada ajang Olimpiade musim panas antara lain, yaitu jalan cepat 20 kilometer (putra dan putri) serta 50 kilometer (putra).
Sejarah
Olahraga jalan cepat mulai tumbuh dan berkembang pada era 1860-an di London, Inggris. Olahraga ini adalah hobi yang populer di kalangan kelas pekerja Inggris dan Amerika, serta kerap dijadikan sebagai ajang untuk bertaruh.
Kejuaraan amatir race walking pertama Inggris digelar pada 1866 yang dimenangkan oleh John Chambers.
Olahraga jalan cepat putra pertama kali dipertandingkan pada Olimpiade 1908 di London. Kala itu, hanya mempertandingkan jarak 3500 m dan 10 mil. Untuk jarak 10 km baru diperkenalkan pada Olimpiade 1912 dan dilanjutkan pada Olimpiade 1952.
Ada juga lomba jalan cepat 3000 m yang pernah diperlombakan satu kali pada Olimpiade 1920 di Antwerp.
Sedangkan untuk nomor 20 km putra, standarnya baru diterapkan pada Olimpiade 1956. Sebelumnya, sudah lebih dulu dipertandingkan jarak 50 km pada Olimpiade 1932.
Untuk lomba jalan cepat putri, baru diperkenalkan pada Olimpiade 1992 Barcelona. Pada dua edisi pertama, jaraknya untuk putri masih 10 km, tapi menjadi 20 km pada Olimpiade 2000.
Sedangkan di Indonesia, jalan cepat mulai diperlombakan pada Kejuaraan Nasional Atletik 1978. Pada saat itu, jarak yang diperlombakan untuk putri adalah 5 km dan 10 km, sementara untuk putra yaitu 10 km dan 20 km.
Teknik Dasar
Pada dasarnya, olahraga jalan cepat dapat dilakukan dengan menggerakkan kaki ke depan, namun tapak kaki belakang harus selalu bersentuhan dengan tanah.
Jika kedua kaki melayang dari permukaan tanah pada saat melakukan gerakan maju, atlet bisa terkena pelanggaran.
Selama melakukan gerakan olahraga jalan cepat, kaki yang bergerak maju harus bersentuhan dengan tanah terlebih dahulu sebelum kaki belakang bergerak meninggalkan permukaan tanah. Selain itu, kaki penyangga diketahui harus selalu lurus dan tidak bengkok di bagian lutut pada saat posisi tegak.
Teknik dasar jalan cepat pada dasarnya memiliki empat teknik, yaitu teknik awalan (start), teknik posisi badan, teknik langkah kaki, dan teknik akhiran (finish).
Peraturan
IAAF selaku otoritas atletik dunia telah membuat peraturan untuk perlombaan olahraga jalan cepat, dan berikut di antaranya:
-Jalan cepat harus dilakukan dengan kaki depan menginjak tanah saat kaki bagian belakang diangkat untuk melangkah.
-Jika atlet tidak melakukan hal tersebut maka atlet dianggap melanggar.
-Peserta didiskualifikasi jika mendapat tiga kartu merah dari tiga juri yang berbeda. Kartu merah diberikan oleh ketua juri. Jika baru pelanggaran awal, atlet hanya diberi kartu kuning.
-Saat memulai awalan atau start harus dilakukan dengan berdiri. Atlet tidak boleh menyentuh tanah dengan tangannya.
-Atlet dianggap memenangkan pertandingan jika tubuh atlet (bukan kepala, lengan atau kaki) berhasil melewati garis finis.
Manfaat
Seperti olahraga pada umumnya, jalan cepat juga memiliki banyak manfaat untuk kesehatan tubuh. Terlebih, dengan olahraga ini juga banyak kalori yang bisa dibakar.
Di antara manfaat lainnya adalah menjaga berat badan yang sehat, mencegah sekaligus mengelola penyakit jantung, stroke, tekanan darah tinggi, kanker, serta diabetes tipe 2.
Kemudian olahraga ini juga bermanfaat untuk meningkatkan fungsi jantung, menguatkan tulang dan otot, meningkatkan kualitas tidur karena bisa mengurangi stres, serta meningkatkan keseimbangan dan koordinasi tubuh.