SKOR.id - Kamboja adalah salah satu pelopor multievent olahraga Asia Tenggara, tapi baru akan menjadi tuan rumah setelah 64 tahun digelar.
SEA Games 2023 akan digelar di Kota Pnomh Penh, Kamboja, pada tanggal 5-17 Mei 2023. Sebanyak 36 cabang olahraga akan dipertandingkan, ditambah satu demonstrasi cabang olahraga Teqball.
Berlabuhnya ajang SEA Games ke Kamboja merupakan satu tonggak sejarah bagi multievent olahraga dan sang negara tuan rumah. Pasalnya, Kamboja punya andil besar sebagai pemrakarsa hajatan olahraga terbesar se Asia Tenggara ini.
Bahkan, untuk SEA Games 2023, Kamboja menyambut para kontingen negara-negara tetangga di kompleks olahraga terbarunya, Morodok Techo National Sports Complex.
Pelopor yang direcoki politik domestik
Tanggal 22 Mei 1958, enam negara yakni Kampuchea (Kamboja), Burma (Myanmar), Laos, Malaya (Malaysia), Thailand, dan Vietnam Selatan (Vietnam) bersepakat untuk menyelenggarakan multievent olahraga.
Berawal dari nama South East Asian Peninsular Games (SEAP Games), Kamboja terdaftar sebagai salah satu kontingen pertama SEAP Games 1959, hajatan dua tahunan yang akan menjadi cikal bakal SEA Games.
Namun, tidak kondusifnya kondisi dalam negeri membuat Kamboja tidak dapat berpartisipasi pada SEAP Games 1959. Kamboja saat itu menghadapi perang saudara.
Partisipasi pertama Kamboja muncul pada SEAP Games 1961 di Yangon, Myanmar. Pada gelaran ini, Kamboja mendapat satu emas, enam perak, dan empat perunggu.
Akan tetapi, andil Kamboja di SEAP Games kembali terganggu pada edisi 1963. SEAP Games tidak digelar karena Kamboja yang seharusnya menjadi tuan rumah menghadapi konflik politik domestik.
Prestasi Kamboja meningkat pada SEAP Games 1965 di Kuala Lumpur, Malaysia. Kontingen membawa pulang 15 medali emas, 19 perak, dan 17 perunggu.
Kamboja sempat berada di bawah tangan Republik Khmer sebagai partisipan SEAP Games. Kontingen ini tampil pada SEAP Games 1971 di Malaysia dan 1973 di Singapura.
Kontingen Republik Khmer dua kali menempati posisi kelima klasemen medali dari tujuh kontingen SEAP Games, dengan raihan 17 dan 9 medali emas dalam dua edisi beruntun.
Cabor akuatik menjadi andalan kontingen ini dengan menyumbang sebagian besar medali.
SEAP Games lalu berganti menjadi SEA Games pada 1977. Republik Khmar lalu berganti lagi di bawah panji Kamboja (1977-1981, 1989-sekarang) dan Republik Kamboja (1983-1987).
Namun, Kamboja hanya berpartisipasi pada tiga edisi SEA Games pada periode 1977-1993, yakni SEA Games 1983 (Singapura), 1985 (Thailand), dan 1987 (Indonesia).
Butuh 64 tahun
Kondisi politik Kamboja berubah usai pemilu raya pada tahun 1993. Meski masih ada gejolak sosial-politik dari kelompok Khmar, namun dalam urusan diplomasi, Kamboja menunjukkan perbaikan.
Kamboja kembali aktif di SEA Games 1995, sebagai salah satu upaya diplomasi olahraga. Berangkat ke Chiang Mai, Thailand, Kamboja membawa pulang dua medali perunggu.
Keikutsertaan Kamboja berlanjut hingga SEA Games memasuki edisi ke-28 (2015) di Singapura. Namun, Kamboja belum lagi menjadi tuan rumah SEA Games usai gagal menyelenggarakan pada 1963.
Pengumuman besar pun terjadi di Singapura. SEA Games Federation Council menunjuk Kamboja sebagai tuan rumah SEA Games pada edisi ke-33, atau tahun 2023.
Kamboja mempersiapkan lima provinsi sebagai tuan rumah kompetisi, yakni Phnom Penh, Siem Reap, Sihanoukville, Kep, dan Kampot.
Akan ada 39 cabang olahraga yang diperlombakan, termasuk olahraga tradisional Kamboja seperti Bokator, tinju Kamboja dan Ouk Chakktrong, salah satu bentuk catur khas Kamboja.
Kamboja juga memperiapkan Stadion Nasional Morodok yang dapat menampung antara 5.000 hingga 7.000 orang.