- Makanan cepat saji atau fast food tidak disarankan untuk dikonsumsi setiap hari.
- Sebab, makanan cepat saji sangat tinggi akan kalori, gula, lemak, dan garam.
- Selain itu makanan cepat saji diketahui mengandung ftalat yang juga berbahaya untuk kesehatan.
SKOR.id - Berikut ini adalah sedikit ulasan mengenai ftalat yang biasanya terkandung dalam makanan cepat saji.
Seperti diketahui, makanan cepat saji atau fast food tidak dianjurkan untuk dikonsumsi secara rutin.
Pasalnya, makanan cepat saji sangat tinggi akan kalori, gula, lemak (terutama kolesterol), dan garam.
Lebih dari itu, makanan cepat saji ternyata juga mengandung ftalat yang berbahaya untuk kesehatan.
Dilansir dari laman Mundo Deportivo, tim peneliti dari George Washington University Milken Institute School of Public Health, Southwest Research Institute, dan Chan School of Public Health telah menemukan ftalat dalam berbagai macam makanan cepat saji.
Pada artikel yang mereka terbitkan dalam Journal of Exposure Science and Environmental Epidemiology menjelaskan bagaimana mereka mengumpulkan sampel makanan cepat saji dari beberapa restoran untuk menganalisis kandungan ftalat.
Hasilnya, ftalat atau ester ftalat adalah bahan yang banyak digunakan untuk membuat plastik agar lebih fleksibel.
Beberapa penelitian juga menyebutkan bahwa ftalat ini juga dapat meningkatkan daya tahan produk sehingga popuer di kalangan produsen plastik.
Lebih lanjut, beberapa penelitian menyebutkan bahwa mengonsumsi ftalat dapat memberikan efek buruk pada tubuh.
Konsumsi ftalat dapat mengganggu sistem endokrin dan selanjutnya mengganggu hormon dalam tubuh.
Selain itu, penelitian lain mengatakan bahwa zat ini dapat menyebabkan asma pada anak-anak dan peningkatan risiko obesitas.
Diduga Bermasalah dengan Jantung, Sergio Aguero Dilarikan ke Rumah Sakit https://t.co/AaeRb6qri7— SKOR.id (@skorindonesia) October 31, 2021
Berita Bugar Lainnya:
Waspada, Ini 4 Bahaya Terlalu Lama Menjomblo
Pahami Dysania, Penyakit yang Bikin Susah Bangun Pagi yang Erat Hubungannya dengan Depresi