Mengapa Yamaha Terkesan Ragu Antara Mesin V4 dan Inline-4

Tri Cahyo Nugroho

Editor: Tri Cahyo Nugroho

Inilah mesin Yamaha 4-tak 500 cc V4 untuk kelas utama (kini MotoGP) yang dibuat pada 1980 namun tidak pernah diturunkan. Yamaha diyakini masih bingung apakah akan memakai mesin V4 atau inline-4 untuk motor YZR-M1. (M. Yusuf/Skor.id)
Inilah mesin Yamaha 4-tak 500 cc V4 untuk kelas utama (kini MotoGP) yang dibuat pada 1980 namun tidak pernah diturunkan. Yamaha diyakini masih bingung apakah akan memakai mesin V4 atau inline-4 untuk motor YZR-M1. (M. Yusuf/Skor.id)

SKOR.id – Satu-satunya merek di Kejuaraan Dunia MotoGP yang tidak menggunakan mesin V4 sejak Suzuki menarik diri pada akhir 2022, Yamaha, tiba-tiba memulai penurunan yang panjang ke neraka.

Yamaha YZR-M1, tidak memungkinkan Fabio Quartararo finis lebih baik daripada urutan ke-10 klasemen akhir MotoGP pada 2023 dan ke-13 pada tahun lalu. Padahal, Quartararo merebut gelar juara dunia MotoGP pada 2021, untuk kemudian menjadi wakil juara pada tahun berikutnya.

Yamaha pun langsung mencari berbagai cara untuk meningkatkan mesin empat silinder segaris (inline-4) andalannya selama periode itu, untuk melengkapi sasis YZR-M1 yang selama ini dikenal sangat efisien dan ramah untuk pembalap. 

Namun, semua upaya itu tampaknya sia-sia. Lebih buruk lagi, peningkatan kecil pada mesin justru telah merusak kemudahan penggunaan M1. Terkadang motor justru lebih lambat dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Sementara itu, para pemakai mesin V4 terus mengalami kemajuan. Kekuatannya yang melimpah memungkinkan Ducati, KTM, Aprilia, dan Honda, untuk memanfaatkan elemen aerodinamika yang lebih besar dan lebih efisien. 

Oleh karena itu, Yamaha mulai meragukan keabsahan arsitektur mesinnya (inline-4) dan melakukan studi tentang masalah ini. Tidak tanggung-tanggung, Yamaha telah meningkatkan tim teknisnya dengan merekrut sejumlah teknisi dari Ducati dan berkonsultasi dengan ahli mesin Formula 1 Luca Marmorini. Marmorini, yang sebelumnya bekerja dengan Aprilia, menyarankan Yamaha untuk beralih ke konsep mesin V4.

Sebelum tahun 2024 berakhir, kabar yang beredar menyebut Yamaha akan menguji mesin V4 terbarunya pada Desember lalu. “Rencananya kami akan mengujinya saat tes KTM di Jerez, tapi tidak siap pada waktunya,” kata Alex Rins, rekan setim Quartararo di skuad pabrikan Yamaha MotoGP

Yamaha bermaksud menggunakan dua hari lintasan untuk mengevaluasi M1 yang dilengkapi dengan mesin V4, namun unit tersebut masih belum selesai. 

Akhirnya Yamaha mengonfirmasi bahwa tidak akan ada tes lebih lanjut pada 2024. Mesin V4 sekarang diharapkan untuk debut pada uji coba di Sirkuit Sepang, Malaysia yang dijadwalkan pada tanggal 31 Januari sampai 2 Februari 2025.

Membuat mesin MotoGP dari nol memang tidak semudah membalikkan telapak tangan. Namun untuk pabrikan sekelas dan sarat pengalaman balap seperti Yamaha, melihat situasi dan kondisi yang terjadi, tampak mereka masih ragu dengan pilihan mesin untuk MotoGP 2025. 

Apa saja faktor yang membuat Yamaha ragu dalam memilih mesin V4 atau inline-4? Skor.id akan coba membahasnya secara detail dalam Skor Special edisi kali ini. (Skor Special adalah artikel yang akan memberikan perspektif berbeda setelah Skorer membacanya dan artikel ini bisa ditemukan dengan mencari #Skor Special atau masuk ke navigasi Skor Special pada homepage Skor.id.).

Perbedaan Mendasar Mesin V4 dan Inline-4

Simon Crafar, mantan jurnalis pembalap dan calon Direktur FIM MotoGP Stewards pada bulan September lalu telah menyimpulkan kelebihan dan kekurangan mesin V4 dibandingkan dengan inline-4.

Mesin inline-4 memiliki desain empat silinder condong ke depan, lebih banyak bobot di depan, lebih banyak sensasi di depan, lebih banyak kecepatan di tikungan. Tetapi, karena lebih sedikit bobot di belakang, terkadang sulit untuk membuka pedal gas dan keluar dari tikungan.

Konstruksi mesin V4 memungkinkan 2 silinder condong ke depan tetapi 2 condong ke belakang. Alhasil lebih banyak bobot di belakang, lebih sedikit sensasi di bagian depan, kecepatan menikung lebih rendah, lebih banyak gaya stop and go, tetapi desain mesin yang lebih sempit mendorong lebih sedikit udara, hingga mampu meraih top speed yang lebih baik di trek lurus.

Tetapi dengan  sayap, Anda melihat V4 berbelok dengan bobot bagian depan, dan inline-4 menurunkan bagian belakang untuk keluar dari tikungan dengan cepat. Pencinta MotoGP kini sedang menjalani era teknis baru di MotoGP.

Perbedaan motor mesin inline-4 dan V4 - M. Yusuf Skor.id.jfif
Secara fisik, motor MotoGP bermesin V4 dengan Inline-4 terlihat serupa meskipun hasilnya jauh berbeda. (M. Yusuf/Skor.id)

Hal yang Membuat Yamaha Mungkin Ragu

Namun, faktanya mesin V4 memiliki lebih banyak komponen fast moving dan itu sama sekali bukan keuntungan. Bahwa keuntungan yang terkait dengan kesempitannya sebagian besar dilemahkan oleh fakta bahwa saat ini lebar keseluruhan motor MotoGP hanya dikondisikan oleh radiator oli dan air, yang selalu sama besar untuk membuang lebih banyak kalori (panas).

Tanpa menyinggung masalah panas untuk pembalap pemakai V4, di atas kertas mesin inline-4 bisa sama efisiennya dengan V4. Crafar juga telah melaporkan hal tersebut pada pengumuman studi V4 oleh Yamaha, beberapa bulan lalu. 

“Semua penelitian yang saya lakukan dalam pekerjaan ini, diskusi dengan para insinyur, telah menunjukkan bahwa tidak ada yang negatif dari mesin inline-4, dalam hal performa murni. Tidak ada apa-apa,” ucapnya.

Alhasil, karena teori tidak benar-benar menunjukkan keuntungan konkret, Yamaha memutuskan untuk bermain di kedua sisi. Oleh karena itu, Marmorini diberi tugas untuk mempelajari V4 di Italia. 

Banyak yang meyakini motor dengan mesin V4 bahkan sudah menjalani tes dyno. Bahkan, bukan tidak mungkin motor ini akan berada di Sepang saat tes nanti. 

Namun di Jepang, para insinyur Yamaha di Iwata dipastikan masih sangat jauh dari meninggalkan mesin inline-4, terutama karena tahu betul titik-titik lemah mesin mereka saat ini (terutama dari sistem distribusinya). 

Patut diingat pengalaman yang dibuat Suzuki. Dengan desain mesin yang lebih baru (sebelum hengkang), mesin inline-4 mereka tak kalah dari sisi tenaga dibandingkan dengan mesin V4.

Sudah jelas Yamaha dihadapkan pada pilihan yang sangat sulit dan mungkin tidak hanya teknis. Tetapi bagaimanapun juga, jika memilih mesin yang sama sekali baru (V4), Yamaha akan sangat berat menghadapi lawan-lawannya dalam dua tahun sebelum regulasi baru MotoGP digulirkan mulai musim 2027.

Jika diminta memilih atau bertaruh, rasanya Yamah lebih baik fokus pada perbaikan mesi inline-4 sambil mengembangkan mesin V4 untuk regulasi baru nanti, yang salah satu aturannya mengurangi kapasitas dari 1.000 cc ke 850 cc dan mengecilkan ukuran silinder dari 81 mm ke 75 mm. 

RELATED STORIES

Menanti Yamaha Debut dengan Mesin V4 di MotoGP

Menanti Yamaha Debut dengan Mesin V4 di MotoGP

Yamaha terus mempercepat program peralihan mesin dari inline-4 ke V4 demi menjaga reputasi mereka di MotoGP.

Motor Tidak Perform Sepanjang MotoGP 2024, Yamaha Minta Maaf ke Alex Rins

Motor Tidak Perform Sepanjang MotoGP 2024, Yamaha Minta Maaf ke Alex Rins

Pembalap Yamaha Alex Rins mengalami masalah pengereman pada motor YZR-M1 yang membuat performanya tak maksimal sepanjang MotoGP 2024.

Dua Tahun Andalkan Fabio Quartararo, Yamaha Matangkan Strategi untuk Progres YZR-M1

Yamaha mengakui kesulitan mengidentifikasi masalah yang ada di motor YZR-M1 karena keterampilan Fabio Quartararo.

Skor co creators network
RIGHT_ARROW
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
RIGHT_ARROW

THE LATEST

Totalitas akting aktor Timothee Chalamet diuji saat pembuatan film Marty Supreme. (Dede S. Mauladi/Skor.id)

Culture

Penglihatan Timothee Chalamet Kacau Saat Syuting Film Marty Supreme

Film Marty Supreme yang mengisahkan kehidupan petenis meja profesional Amerika era 1950-an akan dirilis pada hari Natal 2025.

Tri Cahyo Nugroho | 19 Jan, 17:41

Sebuah studi baru di di New York University memunculkan kesimpulan bila rambut dapat kembali ke warna alami mereka. (Dede S. Mauladi/Skor.id)

Culture

Studi Baru Klaim Mampu Kembalikan Rambut ke Warna Alami

Apakah Anda ingin mengucapkan selamat tinggal pada uban? Sebuah studi baru mengungkapkan bahwa rambut Anda dapat kembali ke warna aslinya.

Tri Cahyo Nugroho | 19 Jan, 16:47

Inilah mesin Yamaha 4-tak 500 cc V4 untuk kelas utama (kini MotoGP) yang dibuat pada 1980 namun tidak pernah diturunkan. Yamaha diyakini masih bingung apakah akan memakai mesin V4 atau inline-4 untuk motor YZR-M1. (M. Yusuf/Skor.id)

SKOR SPECIAL

Mengapa Yamaha Terkesan Ragu Antara Mesin V4 dan Inline-4

Skor.id coba menganalisis apa yang membuat Yamaha terkesan ragu dalam menentukan memakai mesin V4 atau inline-4 untuk motor YZR-M1 di MotoGP 2025.

Tri Cahyo Nugroho | 19 Jan, 16:16

Gol Bruno Fernandes ke gawang Brighton gagal menangkan Manchester United. (Dede Sopatal Mauladi/Skor.id).

Liga Inggris

Hasil Manchester United vs Brighton di Liga Inggris: Setan Merah Tak Berkutik di Kandang

Hasil pertandingan Manchester United vs Brighton & Hove Albion pada pekan ke-22 Liga Inggris 2024-2025.

Pradipta Indra Kumara | 19 Jan, 16:06

Koleksi pakaian terbaru dari Puma Portugal (Dede Sopatal Mauladi/Skor.id).

Fashion

Melihat Lebih Dekat Koleksi Lengkap Pakaian Olahraga Puma Portugal

Salah satu koleksi yang menonjol adalah ftblNRGY+ Retro Jersey Portugal.

Kunta Bayu Waskita | 19 Jan, 15:42

PSIS Semarang vs Persis Solo di pekan ke-19 Liga 1 2024-2025 pada 20 Januari 2025. (Rahmat Ari Hidayat/Skor.id)

Liga 1

Prediksi dan Link Live Streaming PSIS vs Persis di Liga 1 2024-2025

Jelang penutup pekan ke-19, Minggu (19/1/2025) malam, PSIS Semarang dan Persis Solo sama dalam tren negatif.

Nizar Galang | 19 Jan, 14:56

Beberapa aksi Irfan Bachdim saat mengikuti kompetisi Hyrox di Hong Kong pada November 2024 (Dede Sopatal Mauladi/Skor.id).

SKOR SPECIAL

Mengenal Kompetisi Hyrox yang Diikuti Irfan Bachdim

Hyrox merupakan perlombaan kebugaran yang menggabungkan lari jarak jauh dan serangkaian latihan fisik.

Kunta Bayu Waskita | 19 Jan, 14:55

Erick Thohir

Timnas Indonesia

Erick Thohir Ungkap Direktur Teknik PSSI Akan Diumumkan Akhir Februari 2025

Ketua Umum PSSI, Erick Thohir akui tidak mudah mencari figur yang tepat untuk jadi Direktur Teknik yang mengurusi Timnas Indonesia.

Nizar Galang | 19 Jan, 14:11

Brave Combat Federation

Other Sports

Brave CF Indonesia Gelar Enam Event MMA Sepanjang 2025

Dunia olahraga bela diri Tanah Air akan bersiap menyambut gebrakan baru dari Brave Combat Federation (Brave CF) Indonesia.

Nizar Galang | 19 Jan, 13:53

Logo baru kompetisi futsal kasta tertinggi di Indonesia, Pro Futsal League 2024-2025. (Rahmat Ari Hidayat/Skor.id)

Futsal

Pro Futsal League 2024-2025: Jadwal, Hasil, dan Klasemen Lengkap

Jadwal, hasil, dan klasemen Pro Futsal League 2023-2024 terus diperbaharui seiring berjalannya kompetisi.

Taufani Rahmanda | 19 Jan, 13:47

Load More Articles