Mengapa Kylian Mbappe Belum Konsisten di Real Madrid

Tri Cahyo Nugroho

Editor: Tri Cahyo Nugroho

Penyerang baru Real Madrid Kylian Mbappe dirasa masih butuh beradaptasi dengan klub dan berbagai tantangannya. (M. Yusuf/Skor.id).
Penyerang baru Real Madrid Kylian Mbappe dirasa masih butuh beradaptasi dengan klub dan berbagai tantangannya. (M. Yusuf/Skor.id).

SKOR.idKylian Mbappe, transfer musim panas yang paling banyak dibicarakan menjelang bergulirnya musim 2024-2025, sedang menjalani hari-hari tidak baiknya sebagai pemain Real Madrid CF. 

Setelah gagal mengeksekusi penalti krusial melawan Liverpool FC pada pertandingan Liga Champions, pekan lalu, Mbappe mengulangi kesalahan tersebut saat melawan Athletic Club Bilbao di pertandingan ke-16 La Liga pada Rabu (4/12/2024) malam lalu.

Kekalahan dari Liverpool (0-2) dan Bilbao (1-2) mungkin saja tidak terjadi jika Mbappe mampu menuntaskan tugasnya sebagai ekskutor penalti.

Kegagalan dua penalti itu menjadi catatan tersendiri bagi Mbappe. Statistik mencatat Mbappe telah gagal mengeksekusi empat penalti tahun ini—dua bersama klub sebelumnya Paris Saint-Germain (PSG) dan sekarang dua bersama Madrid. Ini menandai pertama kalinya dalam karir profesionalnya dia gagal melakukan empat penalti dalam satu tahun kalender dan pertama kali gagal mengeksekusi dua penalti dalam minggu yang sama.

Statistik mencatat bahwa Mbappe telah gagal mengeksekusi dua dari lima penalti untuk Real Madrid di semua kompetisi, termasuk Piala Super UEFA, La Liga, dan Liga Champions. Ini menjadikan Mbappe sebagai pemain La Liga yang paling banyak menyia-nyiakan upaya penalti sejauh musim ini berjalan. 

Di La Liga, Mbappe baru mencetak delapan gol dari 14 kali dimainkan dan selalu starter. Ia baru mampu mencetak gol pada pekan kempat. Namun sejak absen karena cedera otot saat Los Blancos ditahan Atletico Madrid 1-1, Mbappe tak mampu konsisten mencetak gol.

Di Liga Champions, Mbappe baru mencetak satu gol, sama dengan yang dibuatnya saat Madrid menang 2-0 atas Atalanta BC di Piala Super Eropa. Total, Mbappe mencetak 10 gol (dan dua assist) dari 20 pertandingan semua ajang bersama Madrid musim ini. 

Mengapa Mbappe terlihat kesulitan pada awal musim perdananya di Madrid? Apa yang membuat dirinya tidak mampu lebih konsisten mencetak gol? 

Skor.id akan coba membahasnya secara detail dalam Skor Special edisi kali ini. (Skor Special adalah artikel yang akan memberikan perspektif berbeda setelah Skorer membacanya dan artikel ini bisa ditemukan dengan mencari #Skor Special atau masuk ke navigasi Skor Special pada homepage Skor.id.). 

Sejumlah faktor diyakini membuat Mbappe belum mampu mengeluarkan performa terbaiknya bersama Real Madrid hingga saat ini.

Tekanan yang Begitu Besar

Kylian Mbappe adalah salah satu marquee player—pemain papan atas—Real Madrid. Tidak mengherankan bila sejak kedatangannya ke Santiago Bernabeu, menjelang musim 2025-2025, ekspektasi sangat tinggi sudah ada di hadapannya.

Kedatangan Mbappe di Madrid digembar-gemborkan sebagai penandatanganan impian, menyatukan salah satu talenta muda paling menarik di dunia dengan salah satu klub paling terkenal dalam sejarah sepak bola. 

Namun, seiring berjalannya musim, masih banyak pertanyaan mengenai pengaruh superstar Prancis itu di lapangan. Sementara rekan satu timnya secara konsisten memuji kemampuannya dalam latihan, penampilan pertandingannya agak tidak konsisten, membuat para penggemar dan pakar merenungkan alasan di balik perbedaan ini.

Di tempat latihan, Mbappe dilaporkan mendapat pencerahan. Kecepatan, keterampilan, dan ketajamannya dalam mencetak gol terlihat jelas bagi semua orang yang menyaksikan sesinya. 

Rekan setimnya memuji kemampuannya dalam membuat penampilan luar biasa menjadi biasa saja, dan chemistry-nya dengan sesama penyerang telah menunjukkan tanda-tanda berkembang. Namun, ketika keadaan bersinar paling terang dan pertaruhannya paling tinggi, Mbappe sering kali gagal memberikan tingkat performa yang sama.

Salah satu kemungkinan penjelasan atas perbedaan ini terletak pada tekanan dan ekspektasi yang menyertai kepindahan ke klub seperti Real Madrid

Beban sejarah—Madrid adalah klub terbaik Eropa dengan 15 trofi Liga Champions, termasuk lima yang direbut dalam 10 tahun terakhir, tuntutan basis penggemar, dan pengawasan terus-menerus dari media dapat membuat kewalahan bahkan bagi pemain paling berpengalaman sekalipun. 

Mbappe, meskipun memiliki bakat yang luar biasa, masih merupakan pemain yang relatif muda—baru 25 tahun—dan mungkin kesulitan untuk mengatasi tekanan yang sangat besar. Meskipun ia sudah pernah menjadi pilar Timnas Prancis saat merebut Piala Dunia 2018.

Laporan dari sejumlah media juga menyatakan bahwa pemain yang dibesarkan AS Monaco itu mengalami tekanan emosional dan masalah psikologis yang pada gilirannya memengaruhi kinerjanya di lapangan.  

Pada Kamis (5/12/2024) pagi, sehari setelah kegagalan penaltinya melawan Athletic Bilbao, klip wawancara Cristiano Ronaldo dengan Rio Ferdinand muncul kembali. 

Mantan bintang Madrid ini berbicara tentang kedatangan Mbappe di Los Blancos, dan mencatat bahwa menghadapi tekanan di Bernabeu adalah prospek yang sangat berbeda dibanding di tempat lain.

“Mari lihat apakah mereka masih mampu berpikir jernih dan bagus dalam menghadapi tekanan karena Real Madrid bukanlah PSG,” tutur pencetak gol terbanyak sepanjang masa Madrid tersebut.

“Mbappe kini pergi ke sana. Akankah Madrid menjadi lebih baik atau buruk, tidak ada yang tahu. Saya kira Madrid akan tetap kuat. Namun, apakah mereka akan lebih baik dibanding tahun lalu? Saya tidak tahu, hanya Tuhan yang tahu. Tetapi mereka memiliki tim yang fantastis, sederet pemain yang fantastis.”  

Sistem Taktis dan Formasi dari Pelatih                               

Faktor lain yang mungkin berkontribusi terhadap ketidakkonsistenan Mbappe adalah sistem taktis yang digunakan oleh pelatih Real Madrid Carlo Ancelotti

Meskipun Ancelotti adalah pelatih yang sangat berpengalaman dengan rekam jejak yang terbukti—salah satunya pelatih dengan gelar Liga Champions terbanyak, lima (tiga besama Madrid), taktik dari pria asal Italia itu mungkin tidak cocok dengan gaya bermain Mbappe. 

Ada kemungkinan Mbappe diminta memainkan peran yang tidak memungkinkannya mengekspresikan dirinya sepenuhnya. Hal tersebut bisa dilihat dari formasi yang dipakai Ancelotti. 

Sejak Mbappe datang, jika lini depan tidak bermasalah dengan cedera, Ancelotti sangat gemar memainkan formasi 4-3-3 dengan Mbappe sebagai striker didampingi Vinicius Junior di kiri dan Rodrygo di kanan. Namun ketika salah satu atau kedua winger asal Brasil itu absen, Mbappe terlihat kesulitan sebagai pemain nomor 9 dengan formasi 4-3-3. 

Saat Vinicius Jr absen di tiga pertandingan terakhir Madrid (melawan Liverpool, Getafe CF, dan Bilbao) misalnya. Saat melawan Liverpool, Ancelotti memakai formasi 4-4-2 double 6 dengan menduetkan Mbappe dan Brahim Diaz di lini depan, dan terbukti kurang efektif.

Melawan Getafe, Ancelotti memakai formasi 4-2-3-1 dengan Mbappe digeser ke sayap kiri mendampingi Jude Bellingham dan Diaz di kanan sedangkan Rodrygo sebagai ujung tombak. Hasilnya, Mbappe mampu mencetak satu gol dalam kemenangan 2-0 Madrid (satu gol lainnya dari Bellingham). 

Saat menghadapi Bilbao, Mbappe kembali menjadi striker bersama Rodrygo dalam skema 4-4-2. Namun, lagi-lagi hasilnya kurang optimal.

Yang menarik, sejauh ini Mbappe terlihat lebih mudah mencetak gol saat dimainkan di sayap kiri dalam formasi 4-2-3-1 dengan Bellingham di tengah bergerak bebas, siapa pun di sayap kanan dan striker. 

Selama membela Madrid, Mbappe baru dua kali dimainkan sebagai left winger dan selalu mencetak gol (melawan CD Leganes dan Getafe di La Liga).

boks Skor Special Kylian Mbappe - M. Yusuf Skor.id.jpg
Persentase gol Kylian Mbappe paling besar saat dirinya bermain di sayap kiri, meskipun tak jauh berbeda dengan ketika ia turun sebagai striker. (M. Yusuf/Skor.id).

Tuntutan Fisik

Selain sistem taktis dan formasi, tuntutan fisik untuk bermain di La Liga dan Liga Champions bisa sangat melelahkan. Mbappe mungkin memerlukan waktu untuk beradaptasi sepenuhnya dengan kerasnya sepak bola Spanyol. Cedera juga berperan, mengganggu ritme permainannya dan mencegahnya membangun momentum.

Terlepas dari tantangan tersebut, tidak ada keraguan bahwa Mbappe memiliki potensi untuk menjadi pemain kelas dunia di Real Madrid. Bakatnya tidak dapat disangkal. Dengan waktu dan kesabaran, dia dapat mengatasi kendala yang dia hadapi saat ini. 

Manajemen klub dan staf pelatih harus memberinya dukungan dan bimbingan yang dia butuhkan untuk mencapai potensi penuhnya. 

Masa Penyesuaian

Salah satu aspek yang menarik dari situasi Mbappe adalah perbandingannya dengan transfer pemain terkenal lainnya. Ketika pemain sekalibernya pindah ke klub baru, seringkali ada masa penyesuaian. 

Namun, beberapa pemain tampaknya beradaptasi lebih lancar dibandingkan yang lain. Faktor-faktor seperti gaya bermain, chemistry tim, dan tuntutan spesifik dari liga baru semuanya dapat memengaruhi kemampuan pemain untuk mulai bekerja.

Bobot Ekspektasi

Selain itu, bobot ekspektasi dapat menjadi faktor penting. Mbappe dibawa ke Real Madrid untuk menjadi wajah dari franchise tersebut dan memimpin tim menuju kejayaan di masa depan. Harapan seperti itu dapat memotivasi sekaligus melumpuhkan. 

Ketakutan akan kegagalan terkadang dapat menghambat kinerja seorang pemain, menyebabkan mereka bermain secara tentatif dibandingkan dengan kebebasan dan kepercayaan diri yang mereka tunjukkan di klub sebelumnya.

Nuansa Taktis Permainan dan Dinamika Ruang Ganti

Penjelasan potensial lainnya atas ketidakkonsistenan Mbappé terletak pada nuansa taktis permainannya. Meskipun ia mungkin unggul dalam aspek-aspek tertentu dalam permainan, seperti kecepatan dan dribel, ia mungkin kurang dalam aspek-aspek lain, seperti kesadaran posisi hingga kontribusi defensif. 

Tuntutan sepak bola modern sering kali mengharuskan pemainnya serba bisa dan mudah beradaptasi, dan Mbappe mungkin perlu mengembangkan permainannya lebih jauh untuk menjadi penyerang yang benar-benar lengkap.

Selain itu, dinamika di ruang ganti Real Madrid juga bisa berperan. Meskipun Mbappe tidak diragukan lagi adalah pemain bertalenta, kini dia bergabung dengan tim yang sudah penuh bintang. Menetapkan dirinya sebagai pemimpin tim yang tak terbantahkan mungkin membutuhkan waktu, dan dia mungkin perlu menemukan cara untuk menyeimbangkan ambisinya dengan kebutuhan kolektif.

Kesimpulannya, masa Kylian Mbappe di Real Madrid ditandai dengan suka dan duka. Meskipun bakatnya tidak dapat disangkal, ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan penampilannya tidak konsisten. Seiring berjalannya musim, akan menarik untuk melihat bagaimana Mbappé beradaptasi dengan lingkungan barunya dan apakah dia dapat memenuhi potensi besar yang telah dia tunjukkan sekilas.

RELATED STORIES

Carlo Ancelotti Tegaskan Tidak Akan Ubah Posisi Vinicius Junior dan Kylian Mbappe

Carlo Ancelotti Tegaskan Tidak Akan Ubah Posisi Vinicius Junior dan Kylian Mbappe

Jelang lawan Osasuna, Carlo Ancelotti menyatakan bahwa persoalan timnya bukan dari aspek serangan melainkan dari kemampuan timnya bertahan.

Dilema Carlo Ancelotti Tentukan Formasi Real Madrid Tanpa Kylian Mbappe

Dilema Carlo Ancelotti Tentukan Formasi Real Madrid Tanpa Kylian Mbappe

Kylian Mbappe mengalami cedera, Carlo Ancelotti kini dihadapkan dengan dilema untuk menentukan formasi Real Madrid.

Didier Deschamps Kembali Tak Panggil Kylian Mbappe ke Skuad Timnas Prancis

Didier Deschamps tak memanggil Kylian Mbappe dalam persiapan Prancis untuk laga UEFA Nations League 2024-2025.

Skor co creators network
RIGHT_ARROW
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
RIGHT_ARROW

THE LATEST

Best XI pemain gratis pada tahun 2025, ada Cristiano Ronaldo, Neymar, Kevin De Bruyne hingga Manuel Neuer. (Rahmat Ari Hidayat/Skor.id).

World

Best XI Pemain Bebas Transfer Juni 2025, Ada Cristiano Ronaldo hingga Mohamed Salah

Best XI daftar pemain yang berstatus bebas transfer pada Juni 2025, ada Cristiano Ronaldo hingga Mohamed Salah.

Pradipta Indra Kumara | 10 Jan, 04:40

Free Fire x Naruto Shippuden. (Garena)

Esports

Kolaborasi Free Fire x Naruto Shippuden Resmi Dimulai

Kolaborasi Free Fire dan Naruto Shippuden juga menghadirkan lagu-lagu ikonik dari serial ini.

Gangga Basudewa | 10 Jan, 03:33

Grup 3 Liga 2 2024-2025. (Rahmat Ari Hidayat/Skor.id)

Liga 2

Prediksi dan Link Live Streaming Liga 2 2024-2025: Grup 3 Pekan 14

Empat laga pamungkas Grup 3 Liga 2 2024-2025 bakal tersaji pada Sabtu (11/1/2025) sore.

Teguh Kurniawan | 10 Jan, 02:57

Philippe Coutinho, Bruno Fernandes, dan Virgil van Dijk, masuk transfer termahal bulan Januari. (Jovia Arnanda/Skor.id).

World

10 Transfer Musim Dingin Termahal, Rekor Philippe Coutinho Belum Tergusur

Daftar 10 transfer musim dingin Termahal, dari Philippe Coitinho hingga Diego Cotsta.

Pradipta Indra Kumara | 10 Jan, 02:52

Laga final Piala Super Spanyol antara Real Madrid vs Barcelona. (Rahmat Ari Hidayat/Skor.id).

La Liga

Duel El Clasico di Final Piala Super Spanyol, Real Madrid Berpeluang Samai Rekor Barcelona

Laga El Clasico antara Real Madrid vs Barcelona tercipta di final Piala Super Spanyol, Los Blancos berpeluang samai rekor.

Pradipta Indra Kumara | 10 Jan, 01:33

Yu-Gi-Oh Duel Links. (Konami)

Esports

YU-GI-OH! Duel Links Rayakan 8 Tahun Perilisan dengan Berbagi Item In Game

KONAMI akan merayakan capaian terbaru dari game ini mulai 12 Januari, 2025.

Gangga Basudewa | 10 Jan, 01:26

Kolaborasi Mobile Legends dan Pratama Arhan. (Mobile Legends)

Esports

Kolaborasi Mobile Legends x Pratama Arhan Hadirkan Battle Emote Spesial Ini Detailnya

Kolaborasi spesial ini akan diselenggarakan dengan cara interaktif bertajuk Battle Emote Voting.

Gangga Basudewa | 10 Jan, 01:01

arthur augusto

Liga 1

Semen Padang Rekrut Kiper Asing demi Bangkit di Putaran Kedua Liga 1 2024-2025

Semen Padang FC akhirnya menambal salah satu kelemahan terbesar mereka musim ini, yaitu di bawah mistar.

Teguh Kurniawan | 09 Jan, 21:27

Sepatu kets Kool-Aid x Nike Ja 2 tidak hanya menawarkan gaya namun juga performa, utamanya di lapangan bola basket. (Jovi Arnanda/Skor.id)

Culture

Kool-Aid x Nike Ja 2 Dilepas pada Mei 2025

Nike Ja 2 Kool-Aid tidak didesain hanya untuk bergaya.

Tri Cahyo Nugroho | 09 Jan, 20:44

Kendati tidak lagi muda, Novak Djokovic diyakini masih memiliki peluang merebut gelar Grand Slam ke-25 di Australian Open 2025. (Hendy AS/Skor.id)

SKOR SPECIAL

Mampukah Novak Djokovic Menangi Rekor Grand Slam di Usia 37

Skor.id mencoba mengulas soal kans Novak Djokovic memenangi gelar Grand Slam ke-25 di Australian Open 2025.

Tri Cahyo Nugroho | 09 Jan, 20:34

Load More Articles